Gangnam, Seoul.
Kaki tak beralas itu, tengah memacu lari menjauhi sekelompok orang-orang berbaju hitam.
Larinya terhenti di area parkiran. Mencoba membuka berbagai pintu mobil yang dapat digapainya. Tak ada. Semua terkunci.
Hingga, iris matanya tak sengaja melihat seorang lelaki yang barusaja menutup pintu mobilnya. Tanpa tahu siapa itu, sang gadis membuka pintu mobil dan masuk.
Melompat keatas pangkuan seorang lelaki berkacamata. Menutup pintu mobil dengan tergesa-gesa. Dengan tangan sebelahnya yang mencengkram kuat jas putih milik lelaki itu.
Menatap balik lelaki yang menatapnya bingung dengan air mata yang menetes. "Sembunyikan aku.. ku mohon.."
Belum sempat menjawab, sebuah tangan kekar menerobos masuk dari jendela yang terbuka. Menjambak rambut kusut sang gadis yang kini bergetar ketakutan.
Tangan si lelaki mendekap erat dirinya. Sedangkan tangan yang sedang menjambak, dilepas paksa oleh seorang bertubuh besar disebelah si lelaki. "Jalankan mobilnya."
Mobil mewah itu, melaju dengan kencang meninggalkan area parkiran sebuah perusahaan. Setelah dirasa cukup jauh, si lelaki melepas dekapannya. Ada noda darah tertinggal di jasnya.
"Kau siapa?"
"Terimakasih. Aku Youra. Bawa aku sejauh mungkin. Kumohon.." jawabnya dengan suara yang lirih.
"Aku Yoojin. Apa yang terjadi padamu?"
"Mereka berniat menjual ku. Kupikir itu perusahaan biasa. Ketika aku menolak bekerja dan pulang kembali ke rumah orangtuaku, satu fakta lain yang lebih menyakitkan kuketahui. Orang yang mengirimku pada mereka, adalah orangtuaku sendiri. Mereka menjadikanku bahan jaminan untuk hutang sejak diriku berumur 4 tahun."
"Tak apa kau menceritakan ini padaku? Bagaimana jika aku orang jahat?"
Youra mengangkat kepalanya menatap Yoojin. Cengkeramannya pada jas putih Yoojin, kian mengendur. "Sungguh? Kukira kau orang baik karena mengizinkanku menumpang di mobilmu."
"Sepertinya kau butuh pengobatan. Kita menuju rumah sakit."
-
"Administrasinya sudah ku urus. Kau.. bagaimana ya?"
Yoojin tak tega meninggalkannya. Tapi tak mungkin juga dia membawanya. Menghela nafas, dia kembali melanjutkan, "Kuberi kau uang. Carilah tempat tinggal. Bila perlu, minta bantuan polisi."
Youra mengangguk ragu. Tangannya masih mencengkeram erat jas putih Yoojin.
Cukup lama keheningan mengisi. Tak ada tanda-tanda bahwa Youra akan melepaskan jasnya. "Mau kuantar sampai depan?"
Youra berdiri. Mengikuti Yoojin dengan tangannya yang kini berpindah posisi di jas bagian punggungnya.
Yoojin berbalik, membuat pegangannya terlepas. "Aku pergi dulu," ujarnya sambil mengelus rambut Youra.
KAMU SEDANG MEMBACA
꒰⑅INFINITY༚꒱˖ [Yoojin] - END✓
Fanfiction[Cerita telah tamat] - "Sayang Yoojin banyak-banyak!" Yoojin tertawa. Tangannya semakin mengeratkan pelukan. "Selamanya denganku, ya?" Yoojin menyodorkan jari kelingkingnya, menanti balasan. "Baik! Demi Yoojin! Aku janji!" Gadis manis dengan penyak...