Suasana hening mengisi. Yoojin mengerutkan keningnya menatap sebuah benda yang beberapa detik lalu, terjatuh dari tengah-tengah meja. Bukankah itu cukup aneh?
Sepulangnya dari pemakaman, Yoojin sempat termenung di atas sofa. Sembari menghela nafas berulang kali.
Dan dia, mendapati ada pergerakan aneh di sekitarnya.
Pertama, sebuah boneka yang tidak pada tempatnya semula, itu karena Youra yang tanpa sadar ingin bermain.
Kedua, ketika channel televisi berganti dengan sendirinya dan menampilkan kartun kesukaan Youra. Si bus biru dengan teman-temannya yang berwarna-warni. Itu, karena Youra teringat jadwal nontonnya.
Kemudian, Youra bertekad untuk berhati-hati dalam membuat pergerakan apapun. Tapi, dia mengingkarinya sepersekian detik setelahnya.
Karena, ketiga, jatuhnya botol susu tadi. Karena Youra teringat kebiasannya yang meminum susu pada jam-jam itu.
Yoojin meraih botol susu itu dan kembali meletakkannya di tempat semula. Atas meja, posisinya di tengah. Cukup aneh jika bisa terjatuh begitu.
Mendudukkan dirinya di salah satu kursi di meja makan itu, Yoojin kembali menghela nafas. "Kau ada di sini, kan?"
Youra terdiam di posisinya. Tepat di sebelah kanan Yoojin. Dengan hati-hati, Youra ikut mendudukkan dirinya.
"Lakukan sesuatu jika memang kau ada di sini, Youra," tapi yang di tuju, hanya diam dan menatap orang yang berbicara.
Frustasi dengan keheningan yang menyelimuti, Yoojin kembali membuka suara.
"Kau tidak ingin melakukannya, atau memang tidak ada? Jangan begini.." ucapnya dengan suara parau diakhir.
Tangannya kembali tergerak mencengkeram rambutnya. Menjambaknya kuat-kuat, berharap perih yang dirasanya berkurang.
Youra di sebelahnya sudah menangis. Bergumam 'maaf' walau tau itu hal yang percuma.
"Aku benar-benar akan melakukannya. Menghancurkan mereka, dan siapapun itu. Aku sudah tidak perduli lagi. Aku dan kau sama-sama tau bahwa diri ini egois. Lalu, kenapa kau tetap pergi..?"
Tangis Youra teredam karena masuk dalam dekapan dari seseorang. "Jangan menangis. Aku tau bahwa Shera itu jahat. Mari kita doakan dia agar nggak dapat jodoh sampai akhir."
Youra mendongakkan kepalanya pada Mi Cha, "Aku setuju," sedangkan Shera di belakang, tertawa kecil menanggapinya. "Eh, tapi, kenapa kau ada di sini? Yoojin tak bisa lihat kalian, kan?"
Mi Cha menggelengkan kepalanya, "Shera membuat kita senasib."
"Selanjutnya bagaimana?"
"Mau ikut lihat pemakaman Mi Cha, tidak? Nanti kembali lagi kemari, kok," dan Youra mengangguk menyetujuinya.
Telunjuk Youra mengarah pada payung hitam Shera. "Kau benar-benar niat, hingga membawa langsung payung hitam itu."
"Hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
꒰⑅INFINITY༚꒱˖ [Yoojin] - END✓
Fanfiction[Cerita telah tamat] - "Sayang Yoojin banyak-banyak!" Yoojin tertawa. Tangannya semakin mengeratkan pelukan. "Selamanya denganku, ya?" Yoojin menyodorkan jari kelingkingnya, menanti balasan. "Baik! Demi Yoojin! Aku janji!" Gadis manis dengan penyak...