"Yoojin, kenapa kita menunggu disini? Tak masuk seperti Kak Mandeok dan Kak Seongeun?"
"Ayo."
".. Karena ingin menyembunyikan identitasnya."
"Salah. Saya sedikit malu, karena ini pertama kalinya menunjukkan wajah saya. Biasanya saya tak menunjukkan wajah. Tapi hari ini beda dengan biasanya. Bukankah begitu?"
Yoojin melangkah menuruni tangga. Youra mengikuti dibelakangnya, "Maaf saya memakai nama Tuan Ochun. Kalau tak begitu, sepertinya anda tak akan datang. Kalau begitu, saya akan memperkenalkan diri. Saya orang yang membagikan undangan. Sekaligus mengundang anda semua ke tempat ini. Saya Presiden Ilhae, yang anda anggap sebagai akar dari kejahatan, betul kan?"
Bibirnya tersenyum hingga mata indahnya ikut menyipit. "Nama saya Yoojin. Senang bertemu anda semua."
Sementara Yoojin 'mengabsen' mereka yang hadir. Youra menggulir matanya menatap setiap sudut ruangan. Tangannya melambai pada Seongeun dan Mandeok juga seorang lelaki bertopi yang mendekat.
Tanpa sadar situasi, Youra tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya, dan berucap riang, "Kami Ilhae dari Gangnam!"
"Saya tahu anda semua orang yang sibuk. Karena itu saya akan bicara secara langsung. Kita, jangan berkelahi, ya!"
Yoojin melangkah ketengah ruangan yang luas bagaikan lapangan. Menjelaskan secara singkat dan menawarkan kerjasama.
".. Masing-masing Crew 1 Milyar."
"Jika anda berjanji untuk bekerja sama—"
"Saya punya pertanyaan. Anda banyak sekali bicara, ya? Pada akhirnya kalian tak mau kehilangan Ilhae dan meminta bantuan kami, kan?"
"Oh, begitu, ya? Sepertinya saya salah memperlihatkan uang tersebut. Perkiraan anda salah. Mungkin anda akan kecewa mendengar ini. Tapi saya sama sekali tidak merasa terancam oleh anda semua. Saya hanya ingin menyingkirkan hal-hal yang tak penting, sebelum berperang dengan Choi Dongsoo. Anda sudah paham?"
Jari telunjuk Yoojin terangkat dan mengarah pada Big Deal. ".. Saya ingin bertanya pada Big Deal, apa anda bersedia bekerja sama dengan Ilhae?"
Salah satu anak buah dari Big Deal, berseru menolak. Namun, Leader mereka, Kim Gimyung, berucap mengiyakan. "Big Deal bersedia bekerja sama. Mohon bantuannya, Ilhae."
Seongeun menyahuti, "Keputusanmu benar, Big Deal."
Yoojin menepuk tangan. Pertanyaan kini beralih pada Hostel. "Apa kalian bersedia bekerja sama?"
Serim bertanya pada Janghyun. "Jangan terbuai oleh uang. Bisa-bisa kita digunakan seperti boneka. Hostel bukan Crew melainkan sebuah keluarga. Kami takkan ikut bermain dalam omong kosong ini."
"Yoojin, mereka kan yang di taman, ya?"
Yoojin mengangguk. "Saya sudah menduga Hostel akan begitu. Mementingkan keluarga dibandingkan uang. Meski sudah saya perkirakan sebelumnya, tapi, melihat ini langsung ternyata lebih mengejutkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
꒰⑅INFINITY༚꒱˖ [Yoojin] - END✓
Fanfiction[Cerita telah tamat] - "Sayang Yoojin banyak-banyak!" Yoojin tertawa. Tangannya semakin mengeratkan pelukan. "Selamanya denganku, ya?" Yoojin menyodorkan jari kelingkingnya, menanti balasan. "Baik! Demi Yoojin! Aku janji!" Gadis manis dengan penyak...