|9|

4.7K 622 32
                                    

.
-

Author pov.

"Eunghh" Lisa menggeliat membuka matanya.

"Aak ah sshh sakit sekali" Lisa memegang lehernya yang sakit karena ketiduran di bangku kerjanya.

"Sial aku ketiduran di sini, padahal kamar di ruangan ku ada" Lisa bangkit menuju kamarnya.

"Sshh kepala ku pusing sekali"

Lisa mengistirahatkan tubuhnya di kasur empuknya, ia memejamkan mata melanjutkan tidurnya.

-

Sedangkan di kediaman Jennie, ia sudah berada di kantornya, Jennie kelihatan tidak tenang dan gusar memegang telpon genggam nya.

"Kau sebenarnya kemana Lisa, biasanya pagi-pagi sekali kau sudah merecoki ku" guma Jennie memikirkan Lisa.

"Aku sudah menurunkan ego ku menghubungi mu, tapi tetap saja tidak ada balasan" Jennie mengecek handphone memeriksa apakah Lisa sudah membalas pesannya.

Menyebalkan 🐵

Lisa.

Apa kau baik-baik saja?

Kau lagi di mana?

Balas pesan ku Lisa!

"Ck, kau membuatku tambah khawatir Lisa"

Ceklek

"Jendeuki, jisoo cantik datang" jisoo sepupu Jennie memasuki ruangan.

"..."

Jennie melamun, ia tidak mendengar jisoo masuk kedalam ruangan nya.

"Hei jendeuki" jisoo menyentuh pundak Jennie.

"Eoh? eonnie, sejak kapan kau disini"

"Barusan, tapi kau tidak mendengar ku masuk keruangan mu"

"Aah mianhe, aku kurang fokus tadi"

"Masalah kerjaan?" Tanya jisoo.

"Ya sedikit"

"Karena sepenuhnya berada di wanita menyebalkan itu" Kata Jennie dalam hati.

"Tak usah di pikirkan, rileks dan bawa santai saja" kata jisoo dengan entengnya.

"Jadi eonnie enak, pekerjaan eonnie hanya sedikit, tidak seperti aku yang melakukan segalanya"

"Yeh begitulah kalau kita punya saudara, saling berbagi menjalankan tugas"

"Huff" Jennie menghela napasnya panjang.

"Kau ini kenapa sebenarnya, wajah mu seperti mencemaskan sesuatu"

"Sebenarnya aku sedang memikirkan teman ku eonnie, dari semalaman dia tidak dapat di hubungi" kata Jennie jujur.

"Teman atau pacar" goda jisoo.

"Aku serius eonnie, hanya teman"

"Ya ya ya, padahal jika dilihat kau seperti pacar yang tidak di kasi kabar oleh nya"

"Yaaak jangan asal tebak" muka Jennie memerah menahan malu.

"Terus kenapa mukamu memerah? Berharap yaaa" jisoo semakin menggoda Jennie.

"Hentikan Kim jisoo, aku hanya kepanasan" Jennie masih menyangkal.

"Terserah kau sajalah. kita shopping yuk"

"Tidak dulu deh eonnie, aku kurang semangat hari ini"

"Kurang semangat karena belum di kabari ayang ya Jen, lemas bestie" jisoo tertawa melihat muka Jennie kembali memerah.

"Hahaha wajah mu lucu sekali jendeuki, hahah seperti menahan berak saja hahahaha"

"Sialan kau Kim jisoo, kesini kau" Jennie marah hendak mencekik jisoo.

"Tidak kena wleek, dasar jendeuki berkaki pendek, bye bye jisoo cantik pergi dulu" jisoo berlari keluar ruangan.

"Aissh sial, mending aku pulang saja" Jennie bergegas merapikan barangnya setelah itu pergi menuju apartemen nya.

30 menit menempuh perjalanan, akhirnya Jennie sampai di apartemen.

"Huhh" Jennie menghela napas berjalan memasuki apartemen.

Jennie berdiam di depan pintunya, lalu matanya memandang pintu apartemen Lisa.

Karena tidak tahan lagi, Jennie memberanikan diri menekan bel nya.

Ting.. tong

Sekali lagi Jennie menekannya, tapi tetap tidak ada yang menyahut.

Ting.. tong

"Mungkin Lisa belum pulang" dengan perasaan sedih, Jennie kembali kedepan pintu apart nya.

"Jennie" suara yang di cari-cari Jennie akhirnya muncul juga.

Jennie berbalik, dengan cepat menubruk tubuh Lisa.

Bruk

"Apa kau baik-baik saja Lisa?"

"Kenapa kau baru pulang?"

"Kenapa kau tidak mengirim ku pesan sama sekali?"

"Apa aku membuat kesalahan?"

Pertanyaan itu semua keluar dari mulut Jennie.

Lisa terkekeh, ia tak dapat menahan senyum bahagianya.

"Calm j, aku sudah di sini" Lisa dengan lembut mengelus punggung Jennie.

Jennie mendongak, ia menatap mata Lisa sedih.

"Aku tidak tau dengan diriku, aku selalu memikirkan mu dan merasa khawatir kau tidak mengabari ku" Jennie melepaskan pelukannya tapi masih menatap Lisa.

"Itu namanya kau merindukanku" kata Lisa mengelus pipi Jennie lembut.

"Suaramu serak, apakah kau sakit?" Panik Jennie memeriksa dahi dan leher Lisa.

"Astaga! Kau demam Lisa, cepat buka pintu apartemen mu"

Lisa menurut, ia tidak punya tenaga membalas ucapan Jennie.

Klek

Pintu terbuka, Jennie memapah tubuh Lisa berjalan kerah kamar

Bruk

"LISA!" tepat sampai di dalam kamar, Lisa langsung pingsan di atas kasur.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

|090422|

Vote nya di klik, tq 🖤

my girl [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang