|3|

5.1K 653 85
                                    

.
-

Author pov.

Sekarang Lisa telah sampai di basemen apartemen, ia berjalan memasuki lift menuju apartemen nya.

"Seperti ninja saja tertutup semua" guna Lisa memperhatikan wanita di sampingnya.

Wanita itu menoleh karena merasa dirinya yang Lisa maksud.

"Nona kucing" kaget Lisa melihat mata wanita itu, padahal si wanita menggunakan masker dan hoodie menutupi seluruh tubuhnya.

"What" kaget si wanita melepaskan masker dan penutup kepala nya.

"Woww suatu kebetulan sekali nona kucing" seringai Lisa menatap si wanita kucing.

"Kau! kau mengikuti ku kan, ayo ngaku" marah si wanita menunjuk muka Lisa.

"Ohoo, kali ini kau salah paham nona kucing, aku tidak mengikuti mu dan mungkin saja kita ini jodoh nona kecil" senyum Lisa mengedipkan mata.

"Aku tidak kecil ya" wanita itu menggertakan giginya.

"Kenyataan beib" Lisa mengedipkan matanya.

"Jangan macam-macam kau ya, aku sudah memperingati mu untuk tidak muncul lagi di hadapanku"

"Aku tinggal di sini nona kecil, ini takdir sayang" genit Lisa memberikan flying kiss.

"Amit-amit jodoh ku seperti mu" Kata si wanita memutar matanya.

"Sekarang saja amit-amit, besoknya pasti amin-amin"

"Idiiih"

"Nona kecil jangan julid ya nanti kalau sudah bucin dengan ku pasti tak mau lepas"

"Siapa juga yang mau dengan mu"

"Banyak, hanya saja aku pemilih, jaman sekarang banyak yang tidak tulus, mereka hanya ingin uang dan ketenaran itu sebabnya aku tak mau pacaran"

"Curhat ya, sorry tak minat"

"Sekarang memang belum tapi nanti lihat saja. Btw nama mu siapa"

"Jangan sok kenal"

"Ya makanya kita kenalan nona kecil,  Bagaimana sih"

"Ck, Jennie"

"Nama yang indah sama seperti orangnya, aku Lisa" Lisa mengulurkan tangannya berjabat tangan.

"Hemm" Jennie hanya berdehem tanpa menjabat tangan Lisa.

"Tidak apa-apa, mungkin saat ini tangan ini terlewatkan tapi kalau sudah jatuh cinta, lepas sedikit pun pasti tidak bisa"

Ting.

Pintu lift terbuka di lantai 23, Jennie langsung keluar tergesa-gesa meninggalkan Lisa yang tertawa kecil melihat tingkah laku Jennie.

"Hahaha jangan terburu-buru nona kecil, nanti jatuh kekekeh" Lisa terkekeh mengikuti langkah Jennie.

"Sialan" batin Jennie menahan malu.

"Tunggu Jennie jangan masuk dulu" Lisa menahan tangan Jennie.

"Ck apa" kesal Jennie melepaskan tangan Lisa.

"Ini suatu kebetulan lagi, aku tinggal di samping mu Jennie" senang Lisa berbinar.

"What the fuck" Jennie frustasi memikirkan Lisa yang pasti akan kelihatan tiap harinya.

"Mulutnya minta di cium, jangan begitu ya lain kali"

"Terserah ku lah" kata Jennie sinis.

"Jangan ambil pusing Jennie, nikmati saja dan siapkan saja dirimu bahwa kamu memang jodohku, lalisa manoban" Lisa mencium kening Jennie  setelah itu berlari memasuki apartemen.

Cup

"YAAAK LISAAA MESUUUM" Jennie marah berteriak lalu masuk membanting pintu apartemennya.

"Shit awas saja kau Lisa, akan ku cincang poni mu itu jika bertemu dengan ku" nafas Jennie naik turun menggerakkan gigi kecilnya.

"Ck dasar manusia aneh, mending aku mandi saja untuk meredahkan emosi dan mendinginkan kepalaku" Jennie berjalan memasuki kamar mandi yang berada dalam kamarnya.

Di lain tempat, Lisa lagi ketawa dan senyum senyum tidak jelas.

"Hahaha wajahnya imut sekali, bibirnya sangat halus, apakah aku bisa menggapainya?"

"Pasti bisa, lalisa manoban tidak akan menyerahkan begitu saja untuk mendapatkan mu Jennie"

"Tunggu saja Jennie, kamu akan jadi milikku seutuhnya" Lisa menyeringai membayangkan Jennie jadi miliknya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

|300322|

Vote nya di klik, tq 🖤

my girl [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang