|15|

4.1K 539 5
                                    

.
-

Author pov.

Sudah dua hari Lisa dan Jennie tidak bertegur sapa, keduanya sama-sama menjauh jika berpapasan di koridor apartemen.

Jennie menjauh karena sakit hati Lisa bersama wanita lain, ia begitu marah mendengar suara wanita merindukan lisanya.

Jennie juga merasa Lisa tidak tulus padanya, Lisa hanya bermain-main dengan perasaannya.

Sedangkan Lisa, ia tidak tau kenapa Jennie mendiaminya, pernah satu kali Lisa menyapa Jennie tapi Jennie mengacuhkannya.

Mulai dari situ Lisa beranggapan Jennie tidak suka padanya ia merasa Jennie benar-benar mempermainkannya.

Lisa menjauh dari Jennie karena ia tidak ingin berharap lagi, ia ingin cepat-cepat move on agar Jennie menghilang dari kepalanya. Lisa juga lebih sering menghabiskan waktu bersama Diana agar sedikit demi sedikit bisa melupakan Jennie.

Seperti saat ini Lisa dan Diana pergi ke pantai untuk menghabiskan waktu berdua.

"Hahaha stop Lisa aku basah" Diana berlari di tepi pantai menghindari kejaran Lisa.

"Tidak akan ku biarkan kau hahahah" Lisa menyeringai, ia menyiram Diana dengan air laut.

"Yaakkk hentikan pokpak, aku tidak membawa baju ganti" Diana berlari terus menghindar dari siraman Lisa.

"Ahaha pakai bajuku saja" kata Lisa menyiram Diana lebih banyak lagi.

"Ok fine, sekarang habis kau pokpak" Diana berbalik mengejar Lisa, ia menerjang Lisa hingga jatuh ke pasir.

"Ouch ssshh kau berat sekali" Lisa hendak menyingkirkan Diana ketika Diana menggelitik pinggang nya.

"Hahaha rasakan ini anak nakal"

"Yaaakk aaakk hahahah lepaskan bwahahaha geli sekali yaak Diana hahaha hentikan" Lisa menggeliat mencoba melepaskan diri.

"Kau yang mulai anak nakal" seringai Diana mencubit pipi Lisa.

"Shia! Aaakk sakit Diana"

"Kau mengumpatiku Lalisa?" Diana berhenti menatap Lisa tajam.

"Aah eumm hehehe tidak sengaja" cengir Lisa membentuk tanda peace.

"Karena kau mengumpat aku akan menggelitik pinggang mu sampai kau pingsan" kata Diana bersiap menggelitik Lisa.

"Ja-"

"LISA!" Jennie tiba-tiba datang entah dari mana, mukanya memerah menahan tangis.

"J-jennie?" Lisa tergugup menyingkirkan Diana dari atas tubuhnya.

"Jadi wanita ini yang membuat mu menjauh dari ku? Kekekeh lucu sekali kau mempermainkan perasaan ku" Jennie tertawa sumbang menyeka air mata yang mulai berjatuhan dari pelupuk matanya.

"Huh? Kenapa denganku?" Kata Diana bingung.

"Diana aku ingin berbicara dengan Jennie, tolong tinggalkan kami berdua" Diana menghela napas, ia mengangguk pergi ke arah mobil.

"Dengan siapa kesini, kau sendirian?" Tanya Lisa berusaha tetap tenang.

"Apakah itu penting sekarang!" Teriak Jennie marah.

"Aku peduli Jennie aku takut kau kenapa-napa"

"Setelah kau mempermainkan ku kau masih bersikap peduli?! Dimana letak otakmu Lalisa!"

"Aku tidak pernah mempermainkan mu Jennie! Aku selalu berusaha menarik perhatian mu tapi kau selalu bersikap cuek padaku, sebaliknya Jennie, kau menggantung perasaan ku dan kau juga bermain-main dengan ku!" Kata Lisa ikut tersulut emosi.

"Aku tidak pernah menggantung mu hikss aku juga tidak bermain-main dengan mu Lisa hiksss" Jennie akhirnya menangis, ia tidak pernah merasa mempermainkan perasaan Lisa.

"Sebulan ini aku mendekati mu hanya satu minggu kau bersikap manis, selebihnya kau menjadi Jennie cuek lagi dan sering menolak ajakan dinner ku"

"Hikss itu karena aku gugup! Hikss aku gugup jika berdekatan dengan mu hikss hiks aku terlalu malu untuk mengakui bahwa aku juga mencintaimu hikss hiks" Jennie berjongkok menangis menutup wajahnya, ia tersedu seperti anak kecil.

"Huh? A-aku tidak salah dengar kan" di satu sisi Lisa bahagia Jennie mencintai nya, di satu sisi juga Lisa merasa bersalah karena telah membuat Jennie menangis.

"Hikss kau jahat Lisa hiks kau jahat!"

"J" Lisa duduk di atas pasir, ia tersenyum mendudukkan Jennie di pangkuannya.

"Lepas! Kau jahat hikss hiks" Jennie memukul dada Lisa dan menarik baju basah Lisa.

"Sssh tenang dulu sayang aku akan menjelaskan semuanya" Lisa memegang tangan Jennie dan menatap lembut mata kucing Jennie.

"Hikss aku marah! Jangan panggil aku sayang hiksss hiks" kata Jennie membuat Lisa bertambah gemas.

"Terus aku harus memanggil ku apa?"

"Jennie!" Teriak Jennie Kembali memukuli Lisa.

"Okey sayang" Lisa tersenyum berhasil menjahili Jennie.

"Hiksss kau sialan Lisa hikss aku tidak suka hikss huwaaa eomma hikss Nini sedih" karena lelah Jennie bersandar di dada Lisa, ia tersedu-sedu meremas baju Lisa.

"Tidak baik mengumpat Nini, nanti eomma marah"

"Hiksss itu eomma ku bukan eomma mu hiksss jangan menyebut Nini hikss kau jahat jadi tidak boleh memanggil nama kesayangan eomma ku hiksss"

"Sshh baiklah-baiklah" Lisa pasrah mengusap punggung Jennie.

Lisa menenangkan Jennie terlebih dahulu, ia ingin membahas semuanya jika Jennie sudah kembali tenang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

[050822]

Kucing kawai nangis😻

Silahkan vote.

my girl [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang