[16]

4.8K 519 33
                                    

.
-

Lisa pov.

Tangisan Jennie mulai mereda, ia menghabiskan waktu setengah jam hanya untuk menangis.

"Sudah?" Jennie mengangguk masih  sesegukak.

"Kau sendirian kesini?"

"Hik nee" Jennie mengangguk membuatku gemas.

"Kau membuntuti ku?"

"Ani, aku kesini ingin menenangkan pikiran karena seseorang telah mempermainkan perasaan ku" Jennie menyindir ku.

"Aku tidak sayang" kataku mulai serius.

"Lalu wanita it-"

"Aku akan menjelaskannya hemm" aku dengan lembut mengusap pipi mandu nya.

"Silakan" kata Jennie melipat kedua tangannya.

"Dia Diana sepupuku, dia juga sudah menikah dan mempunyai satu anak laki-laki. dua hari yang lalu Diana tiba-tiba datang ke kantor untuk menemui ku, dia tidak membawa suami dan anaknya dikarenakan suaminya sibuk, anaknya juga sudah masuk sekolah jadi tidak bisa libur. Diana datang karena dia merindukan ku, aku sudah dua tahun tidak pulang ke Thailand, sepupu-sepupuku yang lain juga menyuruhku cepat-cepat kembali ke Thailand, jika tidak mereka akan menyeret ku dari sini"

Jennie hanya diam mendengarkan ku, matanya tidak berkedip menatap raut wajah rupawan ku.

"J?"

"Ah emm tentang kau menjauhiku? Dan bagaimana bisa kau berpikir aku menggantung perasaan mu?" Tanya Jennie membenarkan duduknya.

"Ya seperti yang ku katakan tadi, kau selalu bersikap cuek jika ku dekati, aku jadi beranggapan kau tidak menyukai ku. Aku lelah terlalu banyak berharap padamu, maka dari itu aku menyibukkan diri di kantor"

"Aku bersikap cuek juga ada alasannya, setiap kau mendekati ku jantungku berdebar kencang Lisa, aku sering menghindari sentuhan mu karena aku malu kau akan mendengar kencangnya detak jantungku. Kau membuat hatiku berdebar Lisa, semua perhatian dan gombalan receh mu itu membuatku tersipu Lalisa" jujur Jennie dan menutup wajah setelahnya.

"Aawww aku senang sekali jantung mu berdetak kencang karena ku" aku kembali memeluk Jennie dan meringsek di leher nya.

"Aah yaak geli Lisa" Jennie sedikit mendorongku agar tidak mengendus aroma lehernya.

"Apakah kita baikan?" Tanyaku menatap Jennie lembut.

"Minta maaf dulu padaku" kata Jennie membuang mukanya, aku juga bisa melihat senyum tipis dari bibir mungilnya.

"Jennie sayang, my mandu, my baby honey, my love, baby j. Maafkan aku karena telah salah paham padamu, eumm" aku menatapnya dengan puppy eyes ku.

"Nee aku memaafkan mu" kata Jennie tanpa menatapku.

"Tatap aku" aku menangkup lembut wajah mungil Jennie, aku juga sedikit menekan pipinya karena terlalu gemas dengan pipi mandu nya.

Kami saling bertatapan, Jennie terus berusaha menghindari tatapan ku tapi aku kembali menahannya agar ia tetap menatapku.

"Kenapa j" tanyaku lembut.

"Aku malu" cicit Jennie menutup wajahnya.

"Kekekeh tidak usah malu j, nanti kau akan terbiasa dengan tatapan penuh cintaku"

Jennie diam, sedikit demi sedikit ia mendongak menatap ku.

"Sayang"

"E-um yah" jawab Jennie sedikit gugup.

"Aku tidak bisa romantis j tapi percayalah kau akan bahagia bersamaku" aku mengelus wajah Jennie dan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah imutnya.

"Aku akan membuktikan kau aman bersamaku aku juga akan membuktikan kau jatuh ke tangan yang tepat j"

"Be mine hemm" aku mendekatkan wajahku sampai bertabrakan dengan hidung kecilnya.

"Ak-"

"Pilihannya hanya ada iya atau iya j, tidak ada yang lain, bagaimana?" Aku mengigit bibir bawah ku sedikit gugup.

"Iya aku mau" Jawab Jennie malu-malu.

"Yessss! Yuhuuu akhirnya setelah penantian panjang!" Aku berteriak senang tidak peduli orang-orang memperhatikan kami.

"Lisaa maluuu" rengek Jennie bersembunyi di leher ku.

"Aku terlalu bersemangat baby, thank you j" aku terharu memeluk sayang tubuh mungil Jennie.

"Terimakasih kasih juga karena kau sangat sabar menunggu ku Lisa" lembut Jennie mengusap punggung ku.

"I love you so much baby" aku mencium pipi Jennie.

"I love you too honey" balas Jennie mencium pipi ku.

"Aku akan mencium bibir ini jika kau sudah siap" kataku menyentuh bibir pink nya.

"Lisaaa~" rengek Jennie malu.

"Kekekeh sudah ku bilang jangan malu padaku, aku kekasihmu ingat itu j"

"Xixixi nee"

"LALISA MANOBAN! AKU KEDINGINAN! BAJUMU TIDAK ADA DALAM MOBIL" aku mendengar teriakkan Diana menghampiri kami.

Aissh aku baru ingat aku juga lupa membawa baju ganti.

"Sayang kita lari oke, macan itu sebentar lagi menghabisi ku" aku berdiri memegang lembut tangan Jennie.

"Kau berulah lagi Lisa, kekekeh" aku hanya menyengir membawa Jennie berlari.

"Yaak Lalisa! Jangan lari kau!" Diana berlari mengejar kami.

"Aku mencintaimu Kim Jennie!" Teriakku sambil berlari.

"Aku juga mencintaimu Lalisa manoban!" Jennie ikut berteriak.

"Hahahaha" kami berdua saling tertawa menikmati angin menerpa kulit wajah kami.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

END.

[050822]

Yuhuu yang udah jadian 🥰✨

my girl [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang