|4|

4.7K 640 18
                                    

.
-

Lisa pov.

Hari ini kegiatan ku tak terlalu banyak, aku hanya menandatangani berkas dan mengecek laporan keuangan saja.

"Hemmm kira-kira si Jennie sudah pergi belum ya"

"Baiklah mari kita lihat"

Aku keluar dari apartemen ku, berdiri di depan pintu apartemen Jennie.

"Pencet tidak, aah terobos saja lah" aku memencet bel apartemen Jennie berkali-kali.

Ting..tong

Ting..tong

Ceklek.

"Siapa si- YAAAK" Jennie membuka pintu menatap ku tajam.

"Hehehe hi j" aku mengangkat dua jariku.

"Apakah kau tidak tau aturan bertamu? Ini masih pagi dan kau sudah bikin keributan di sini" Jennie marah, aku bisa merasakan nada bicaranya yang sangat galak.

"Aku hanya mengetes bel mu saja, apakah masih berfungsi atau tidak, eh ternyata masih berfungsi dan buktinya kau membuka pintunya untuk ku" senyumku yang tak luntur menatapnya.

"Kau tidak sopan sekali" Jennie masih menatap ku dengan tatapan kucingnya.

"Maaf jika itu menganggumu, aku hanya ingin kita lebih dekat"

"Kau manusia usil yang menyebalkan, aku tak mau berdekatan dengan mu"

"Kau saja galak tapi aku masih mau berdekatan dengan mu" balasku menjulurkan lidah.

"Dasar kekanakan" kata Jennie memutar matanya.

"Hanya dengan mu j, kalau orang lain aku akan menunjukkan sisi tegas ku dan mulut pedas ku pada mereka" kataku menyeringai.

"Tidak peduli, sana kau pergi" usir Jennie mendorong ku.

"Beri aku nomor telepon mu baru aku pergi" aku masih setia berdiri depan pintunya.

"Memangnya kau siapa" sinis Jennie menatap ku.

"Sudah ku bilang aku ini masa depan mu, ayolah mana nomor teleponnya" aku masih bersikeras meminta nomornya.

"Tidak"

"Yaudah aku tetap disini"

"Siapa peduli" Jennie hendak menuntut pintu, tapi aku menahannya.

"Aku akan memencet bel mu sampai rusak, dan sebenarnya bisa saja aku mendapatkan nomor mu dengan mudah, tapi aku maunya kau memberikanku secara langsung" kataku dengan nada Santai.

"Dasar kau manusia menyebalkan, kemarikan handphone mu" aku dengan senang hati menyerahkan handphone mahal ku padanya.

Dengan kesal, Jennie mengetik nomornya di handphone ku, mulutnya tak hentinya menggerutu mengumpatiku.

"Nah puas kau" Jennie mengembalikan handphone ku secara kasar.

"Sangat puas sekali j, gomawo" aku memberinya senyum termanis ku.

"Udah sana kau pergi"

"Baiklah, bye honey"

Cup

Aku kembali mencium pipi gembul nya setelah itu berlari sebelum kucing itu mencakar ku.

"YAAAK LISA SIALAN, KAU AKAN HABIS DI TANGANKU LIHAT SAJA" aku terkekeh mendengar teriakkan Jennie yang sangat nyaring.

"Hahahaha aku menciumnya lagi, beruntung sekali diriku ini" banggaku memegang bibir setelah mencium Jennie tadi.

"Yaampun j, pipi mu sangat lembut plus empuk, akan ku pastikan mencium mu setiap hari" aku berjalan terus tersenyum membayangkan wajah Jennie yang marah sangat imut dan menggemaskan.

"Hihihii kiyowo" sepertinya aku sudah sangat terpesona dengan Jennie, dia membuat ku gila hanya memikirkannya saja.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

|310322|

Bintang di bawah klik ok🖤

my girl [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang