Beberapa Minggu ini, Tara sangat dekat dengan Sameer, membuat Celine yang melihat keduanya merasa tidak nyaman. Bukan, bukan karena Celine cemburu, cuma dia takut ada apa-apa dengan Tara. Apalagi Tara adalah sosok manusia yang menurutnya terlampau baik, polos dan jujur. Benar-benar seperti malaikat, sosok tanpa dosa. Terkadang, Celine nggak habis pikir, bagaimana bisa di dunia yang penuh tipu daya ini masih ada sosok seperti Tara?
Celine merasa bahwa Sameer bukan cowok yang baik. Dia bisa paham, kalo Sameer sepertinya hanya ingin memanfaatkan Tara. Lihat saja kelakuan Sameer yang selalu seenaknya. Meminta ini-itu kepada Tara, tanpa mau mengganti uang yang sudah dikeluarkan Tara. Atau meminta Tara mengerjakan tugas yang harusnya dikerjakan secara individu.
Dan Celine yang melihat Tara hanya menurut benar-benar merasa gemas bukan main!
Apa Tara tidak tau jika dirinya sedang dimanfaatkan?
Setiap kali Celine mengingatkan, Tara hanya akan bilang, "nggak ada salahnya nolong orang, toh Sameer kan juga mahasiswa baru, jadi mungkin masih banyak yang nggak dia ngerti.""Tolol!" Desis Celine yang lagi-lagi hanya bisa melihat Tara seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Melakukan semua yang diminta oleh si -brengsek- Sameer.
"Tara!" Seru Celine kesal.
Tara yang baru saja datang selepas membelikan sebotol minuman untuk Sameer segera menoleh. "Apa?"
"Sini!" Titah Celine.
"Kenapa?" Tanya Tara begitu sampai di depan Celine.
"Ikut gue!"
"Ke-"
Belum selesai dengan ucapannya, Celine sudah menarik tangan Tara dan membawa Tara pergi keluar kelas.
"Celine, pelan-pelan... Sakit..." Tara mengadu saat dirasa Celine menggenggam tangannya terlampau erat. Namun, Celine yang sudah terlanjur kesal, tidak memperdulikannya.
Celine berhenti ketika membawa Tara di kamar mandi dan setelah memastikan kamar mandinya kosong, Celine segera mengunci pintunya.
"Gue udah berkali-kali bilang sama elu ya, jangan deket-deket si brengsek itu! Dia itu cuma mau manfaatin elu! Elu sadar gak sih? Harus sampai berapa kali gue bilang sama elu coba? Dia gak tulus temenan sama elu!"
"Ta-"
"Stop! Stop nyeramahin gue, dengan bilang bahwa jadi manusia itu harus baik dan harus saling tolong-menolong! Tapi, lu keterlaluan baiknya tau nggak! Gue tau nggak ada salahnya nolong orang, tapi elu ya milih-milih lah! Liat dulu, mana orang yang bener-bener butuh bantuan sama yang enggak! Paham nggak sih!" Sela Celine dengan napas memburu.
"Kalo dipikir-pikir lagi, selama elu deket sama si brengsek itu, elu udah jarang mau jalan sama gue tau nggak! Baca novel pun elu udah ogah! Asal lu tau, gue lebih suka elu yang sering halu, daripada harus ngebudak sama mahkluk brengsek itu!"
"Celine, nggak baik ngomong kasar..." Cicit Tara.
"Bodo amat! Mulut juga mulut gue! Kalo nggak ada hukum, udah gue tampol bolak-balik itu muka si brengsek, kunyuk, kurang ajar, setan, bajingan, keparat..."
"Sabar Celine, kamu kenapa sih?"
Celine menatap Tara tak percaya. Bisa-bisanya, Tara masih bertanya ada apa dengan dirinya. Apa pas pembagian hati nurani, Tara dateng paling awal ya? Atau pas pembagian darah rendah, dia udah daftar sebelum loket dibuka?
Celine menarik napas panjang. "Pokoknya gue nggak mau ya, lu deket-deket sama si brengsek itu lagi! Nggak peduli apapun alasan elu! Gue nggak terima lu disuruh-suruh kayak kambing congek sama si brengsek! Ngerti!"
"Ken-"
"Pokoknya, kalo gue bilang nggak boleh ya nggak boleh! Nurut aja kenapa sih!?" Seru Celine kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste Of Love: Cheese
Teen FictionSUNGTARO GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Tara menyukai tiga hal di dunia ini: -Dandelion -Keju -Cowok AU Jika dandelion dan keju sudah Tuhan kabulkan untuk menghiasi hidu...