4. Curiga

298 61 4
                                    

"Bunda..." Panggil Tara pelan, begitu dirinya selesai membantu Winda membereskan meja makan seperti biasa.

"Hm?"

Tara tampak salah tingkah begitu bundanya menatapnya lembut. "Itu..."

"Apa?"

"Tara... boleh.... minta uang saku lagi nggak?"

"Bukannya, kemarin lusa ayah baru kasih ya? Memang uang saku Tara udah habis? Memang Tara beli apa? Akhir-akhir ini, bunda jarang lihat kamu baca novel dan lebih sering jalan-jalan keluar soalnya."

"Itu...uang Tara dipinjam temen Tara." Cicit Tara.

Winda hanya mengangguk. "Ya udah, nanti bunda transfer, Tara butuh untuk beli apa memangnya?"

Tara terdiam.

"Tara?" Panggil Winda.

Tara mengerjapkan matanya. "Eh, itu... Jadi gini, Minggu depan, temen Tara ulang tahun dan Tara diundang, jadi Tara mau beli kado buat dia."

"Rencananya mau beli kado apa? Temen Tara yang ulang tahun, cowok atau cewek? Tapi, yang pasti bukan Celine kan? Ulang tahunnya kan, udah lewat."

"Temen Tara cowok, tapi Tara belum tau mau beli apa."

"Ya udah, kalo gitu, nanti kamu beli kadonya sama ayah aja, biar ayah yang bayarin. Ayah kan cowok, jadi pasti lebih tau kebutuhan cowok itu apa. Dan untuk uang saku kamu, nanti tetep bunda transfer, tapi nggak banyak ya? Cuma cukup sampai ayah kasih uang saku Minggu depan lagi. Nggak papa kan?"

Tara lagi-lagi hanya terdiam, dia benar-benar bingung. Bagaimana bisa, bundanya menyuruh ayahnya untuk menemaninya membeli kado, sedangkan dia tidak mendapat undangan ulang tahun dari siapapun.

Bagaimana jika nanti ayahnya tau kalau dia berbohong? Tara benar-benar tidak siap jika harus menerima amukan dari ayahnya.

"Tara?" Panggil Winda.

"Hah?"

"Kamu kenapa sih dek? Diajak ngomong, malah ngelamun terus dari tadi."

"I..itu..."

Winda menaikkan sebelah alisnya.

"Tara... nggak boleh beli kado sendiri? Harus sama ayah? Tara minta uangnya aja deh bunda. Boleh ya?" Tawar Tara.

"Tanya ayah aja ya?"

"Emang kenapa kalo sama bunda?" Tanya Tara dengan nada menuntut.

Winda mengerutkan keningnya. "Emang kenapa kalo sama ayah?" Winda balik bertanya.

Tara menelan ludahnya dengan susah payah.

"Denger ya sayang, bukannya bunda sama ayah perhitungan soal uang, tapi, kita cuma mau kalian belajar gimana caranya ngatur keuangan. Dan hal seperti itu nggak harus nunggu sekolah, karena memang harus diajarkan sejak dini. Ayah sama bunda juga pernah kuliah, jadi kita tau kebutuhan mahasiswa itu apa aja. Terlebih lagi, jurusan yang kamu ambil sama kayak ayah, jadi dia pasti udah bisa memperkirakan berapa kira-kira biaya yang harus keluar, cuma tinggal disesuaikan sama tahun sekarang aja." Jelas Winda.

Tara menundukkan kepalanya. "Iya, Tara ngerti."

Melihat putri bungsunya yang hanya menunduk, membuat Winda tak tega. "Ya udah, nanti bunda bilang sama ayah biar kasih kamu uang buat beli kado."

Tara langsung mendongak menatap ibundanya dengan mata berbinar. "Beneran Bun?"

Winda mengangguk.

"Makasih bunda." Saking senangnya, Tara pun memeluk Winda erat.

Taste Of Love: CheeseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang