10. Karma

450 62 2
                                    

Celine menatap sinis ke arah Sameer yang hari ini tampak bersama seorang cewek, entah yang keberapa kalinya. Namun, jika dipikir-pikir, cewek yang satu bulan ini dibawa Sameer ke kelas adalah cewek yang sama.

Bukan, bukan karena Celine naksir dengan Sameer atau bagaimana. Hanya saja, Celine benar-benar merasa muak melihat Sameer yang masih bisa tebar pesona sana-sini. Sedangkan nasib Tara sampai saat ini merasa trauma, karena pacar Sameer yang kabarnya sudah meninggal dengan cara bunuh diri.

"Gue harap lu juga mati bunuh diri! Biar nyusulin pacar lu itu!" Celine bergumam sambil meremat kertas di tangannya penuh amarah. "Pengen gue acak-acak mukanya, tapi Tara lebih berhak! Bagus lu nggak masuk kemarin-kemarin, sekalinya masuk bikin darting orang!"

Setiap kali mengingat apa yang diceritakan Tara mendadak Celine merasakan darah di tubuhnya mendidih. Benar-benar ingin marah, namun dirinya tak ada sangkut pautnya.

Pada akhirnya, Celine hanya akan menarik napas panjang dan mengelus dada kirinya. "Sabar... sabar... sabar...."

"Fokus aja sama tugas lu, ok? Jangan noleh kemana-mana! Ok! Fokus Celine, fokus!"

Celine pun mengalihkan pandangannya pada laptop yang menyala di depannya. Susah memang, karena suara Sameer dan pacar barunya terdengar memuakkan di telinga Celine.

"Fokus Celine! Fokus!" Gumam Celine meyakinkan diri.

Sementara itu di meja Sameer...

"Ayang, nanti sore kita belanja dong! Ya? Pleaseeee...."

"Kemarin bukannya udah ya?"

"Itu kan belanja make up doang, bajunya belom."

Sameer tampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa? Jangan bilang kamu gak ada duit? Kamu tuh gimana sih? Kalo pengen punya pacar cantik ya harus modal dong!"

"Aku belom gajian..." Cicit Sameer.

"Usaha lah! Ngapain kek, pinjem duit kek, atau cari kerjaan lain gitu! Pelit banget sih! Kamu mau aku nggak cantik? Nggak modis? Mau punya pacar jelek?"

"E-enggak lah! Iya-iya, nanti aku usahain pinjem duit! Tapi, jangan beli baju banyak-banyak ya?"

"Nggak janji!"

"Yura, pleaseeee...jangan banyak-banyak ya?" Pinta Sameer sambil memohon.

Yura bersedekap, bola matanya memutar malas. "Kita putus aja lah, kamu nggak modal!" Cecar Yura kesal.

"Ih ayang, jangan gitu dong! Iya deh iya, aku usahain cari pinjaman duit! Jangan marah ya?"

"Bener ya?"

Sameer mengangguk semangat.

"Rencana mau pinjem duit kemana?" Tanya Yura.

"Pinjol deh kayaknya!"

Yura hanya tersenyum misterius. "Ok, pokoknya nanti sore harus udah ada!"

"Iya, pasti!"

"Ya udah, aku pergi dulu ya! Sampai jumpa nanti sore sayangku... Cup!" Yura mengecup pipi Sameer sebelum pergi meninggalkan kelas kekasihnya.

Sameer yang mendapat perlakuan demikian pun hanya tersenyum lebar.

***

Sudah dua Minggu ini Sameer tidak masuk ke kampus. Dirinya hanya berdiam diri di rumahnya dan tidak berani keluar. Bahkan motornya pun dia masukkan ke kamarnya. Ponselnya juga selalu dalam keadaan mati. Sameer sama sekali tidak punya keberanian untuk menghidupkannya.

Taste Of Love: CheeseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang