Satu chapter lagi menuju END...
"Halo baby Jean... Main sama aunty ya? Bundanya lagi mandi..." Tampak Tara sedang bermain dengan keponakannya. Iya, baby J yang bernama lengkap Jeandra Pratama Al Habibie sudah lahir dan baru berusia tiga bulan. Waktu berlalu dengan cepat bukan?
Tara menggenggam tangan mungil Jean dan sesekali menciumnya. "Gemoy banget sih, hm?"
"Kan, kayak aunty..." Celetuk Nana yang baru keluar dari kamar mandi.
"Udah selesai kak?" Tanya Tara.
Nana mengangguk.
"Kok cepet banget?"
"Takut si Jean keburu nangis kalo lama-lama. Dada kakak suka sakit soalnya kalo Jean nggak buru-buru nyusu."
"Kakak jadi nginep di rumah kak Ivano?"
Nana mengangguk. "Udah jadwalnya Minggu ini nginep di sana."
Tara melengkungkan bibirnya ke bawah. Semenjak Jean lahir, kedua orang tua Ivano memang sering datang dan beberapa kali meminta agar Ivano dan Nana sesekali menginap di rumah mereka. Sampai akhirnya, Ivano dan Nana sepakat bahwa setelah Jean berusia satu bulan, satu Minggu sekali, mereka akan menginap di rumah keluarga Al Habibie.
Jamal memang tampak masih belum terima, begitu juga dengan Yudha. Tapi, mau bagaimana lagi? Bayi yang dikandung Nana sekarang sudah lahir. Tidak ada alasan bagi keduanya untuk marah. Kesalahan terletak pada Ivano dan Nana, bukan pada Jean yang bahkan tidak mengerti apapun. Kedua ayah yang sekarang sudah berganti status menjadi seorang kakek pun kini sering terlibat adu mulut, karena berebut ingin menggendong cucu pertama mereka.
"Kenapa? " Tanya Nana yang melihat Tara mendadak lesu.
"Jangan lama-lama ya, nanti aku kangen sama Jean."
"Lagian kamu kan juga lebih sering ke kantor ayah atau ke butiknya bunda sama Rena, jarang di rumah."
"Ih, tapi kan nggak lama." Bantah Tara.
"Kakak juga cuma seminggu kan, nggak lama kok! Ntar juga balik kesini lagi seperti biasa. Kamu tuh kayak baru pertama kali aja ditinggalnya."
Tara mengerucutkan bibirnya. "Bener ya?"
"Iyaaa... Udah sana, nggak ada kerjaan emang dari bunda?"
"Ada sih, tapi lagi capek, soalnya disuruh masangin payet, bikin puyeng. Kata bunda harus simetris dan teliti."
"Namanya juga kerja, mau sama siapapun, kalo kerja itu harus profesional. Bunda lagi mode bos, kamu karyawannya. Jadi ya wajar."
"Iya, Tara tau kok!"
"Ya udah, kamu pasang payet di sini aja sambil nemenin kakak kasih nenen buat Jean."
"Iya deh."
Tara pun beranjak menuju kamarnya untuk mengambil gaun yang akan dia pasangi payet sesuai perintah ibundanya. Sejak kejadian bullying, Tara tidak lagi punya keinginan untuk melanjutkan kuliahnya. Dan memilih untuk membantu ayah atau ibunya saja. Itupun jika Yudha dan Winda memberinya pekerjaan, Tara lebih sering membawanya pulang untuk dikerjakan di rumah.
Ada perasaan tidak nyaman ketika para karyawan ayah atau ibunya memperhatikannya. Padahal, para karyawan orang tuanya memandanginya karena Tara memang tampak luar biasa dengan penampilannya yang sekarang. Bahkan, saking berbedanya, salah seorang satpam dan beberapa karyawan di kantor ayahnya pernah bergosip bahwa Tara adalah bayi gula-gula dari atasannya tersebut. Yudha yang pada dasarnya jahil pun dengan sengaja menebar kemesraan di depan mereka, hingga akhirnya Tara mematahkan ekspektasi mereka saat memanggil Yudha dengan sebutan ayah dan merengek meminta diantar ke butik ibundanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste Of Love: Cheese
Teen FictionSUNGTARO GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Tara menyukai tiga hal di dunia ini: -Dandelion -Keju -Cowok AU Jika dandelion dan keju sudah Tuhan kabulkan untuk menghiasi hidu...