11. Sosok Yudha

499 59 4
                                    

Begitu sampai di depan gerbang sebuah kantor yang sudah sesuai kartu nama, ketiganya pun segera keluar dari mobil. Tentu dengan Sameer yang dipegang erat oleh kedua depkolektor tersebut.

Walaupun tidak yakin, karena kantor di depan mereka tidak seperti kantor pada umumnya yang rata-rata tinggi menjulang. Kantor di depan mereka ini bahkan tampak seperti rumah biasa, namun luas, yang membedakan adalah adanya pos satpam dan garasi yang penuh dengan mobil dan motor serta papan nama di depan gerbang.

"Maaf, cari siapa ya?" Tanya salah seorang satpam disana.

"Mau ketemu sama orang yang punya ini!" Sameer menyerahkan kartu nama kepada si satpam. "Yudha Pratama."

Sang satpam pun menerima kartu nama tersebut dan mengerutkan keningnya, merasa curiga. Ada urusan apa orang-orang di hadapannya ini dengan atasannya. Terlebih lagi, salah satu diantara mereka juga babak belur.

"Maaf, bapak Yudha sedang keluar!"

"Ta-ta-tapi...saya sudah ada janji dengan dia." Ujar Sameer buru-buru.

Sang satpam kembali mengerutkan keningnya. "Biar saya tanya sekretarisnya dulu, nama anda siapa?"

"Sa-Sameer."

Ketiganya pun menunggu sang satpam yang tampak serius berbicara dengan seseorang di seberang telepon.

"Maaf, tapi sekretaris pak Yudha bilang, dia tidak punya janji apapun dengan orang yang bernama Sameer. Jadi, silahkan kalian pergi! Atau kami dengan terpaksa harus menelpon polisi, karena kalian mengganggu!"

"Ta-ta-tapi, tapi... semalem... saya..." Sameer sangat gugup mendengar penjelasan sang satpam, terlebih lagi kedua depkolektor tersebut mencengkeram kuat kedua bahunya.

"Saya bilang pergi! Kalian ini cuma ganggu saja! Ayo sana pergi!" Sang satpam pun mengusir ketiganya.

"Tu-tunggu dulu pak..." Cegah Sameer.

"Pergi atau saya telpon polisi sekarang!" Ancam si satpam.

"Tu-tunggu bang!"

Tanpa berkata apapun, kedua depkolektor yang bersama Sameer pun kembali menyeret Sameer masuk ke dalam mobil.

Begitu mereka masuk ke dalam mobil, Sameer pun kembali mendapatkan pukulan, dan kali ini, kedua depkolektor tersebut memukulinya hingga pingsan.

***

Sameer mengerjapkan matanya, membiasakan cahaya lampu yang benderang menyapa matanya.

"Dua belas jam! Dasar lemah!" Celetuk sebuah suara yang menyapa indera pendengaran Sameer.

Mata Sameer membulat ketika melihat siapa yang duduk di depannya.

"Surprise!"

"A-anda..."

"Ya... Saya yang semalam datang ke rumah kamu... Perkenalkan... Saya... Yudha Pratama... Akhirnya kita ketemu..."

Mendengar itu, Sameer pun memberontak. Namun apa daya, kedua tangannya terikat di belakang kursi yang sedang di dudukinya.

"LU ITU KEPARAT TAU NGGAK! KENAPA LU NGILANG HAH!" Seru Sameer marah.

Yudha tertawa keras seperti psikopat melihat tingkah Sameer.

Melihat Yudha yang tertawa membuat Sameer semakin meradang. "LEPASIN GUE NJING!"

Yudha pun tertawa semakin keras melihat tingkah Sameer. Yudha menghapus air matanya yang keluar sedikit karena banyak tertawa. "Ckckck...darah muda emang beda... terlalu bertenaga..."

"APA MAU LU!"

"Mau saya?" Yudha menunjuk dirinya sendiri. "Nggak ada sih, cuma mau main-main aja!" Jawab Yudha enteng.

Taste Of Love: CheeseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang