Sesampainya dirumah gue langsung buka Laptop dan memasukan kasetnya.
Video mulai berputar.
Awalnya disitu terlihat Villar yang grogi. Membuat gue tersenyum pedih kecil. Teringat saat Villar mau nembak gue waktu itu.
“ehem.. gimana suara ku? Bagus gak? Ehehe.. Em Larya.. disini aku sebenernya mau nyanyiin satu lagu buat kamu. Dengerin ya? Em, kalau jelek ya maklumi lah. Aku kan gak ada bakat nyanyi hehe..” Villar mulai memetik gitarnya.
Alunannya keren. Haha, dan disituVillar bilang jelek? Villar udah gue bilang kan loe tuh aneh. Susah ditebak.
Gue terus merhatiin cara dia main sambil sesekali dia menatap kearah lensa sambil tersenyum menenangkan.
“Kutak tahu apa bisa...
Ku bertahan bersamamu..
Tapi kutahu satu hal..
Ku menyayangi dirimu,
Memang tak mudah..
Memilikimu ...
Semua yang kita alami, yang telah kita jalani..
Semua tlah terukir dan takkan terganti ... dihatiku.” Viillar mencoba memetikannya dengan benar lagi. Jujur, lagu yang Villar nyanyikan itu sama seperti yang kami alami.
“Kutak mau kehilangan...
Walau berat bersamamu
Taksalah hati cobaan ..
Kukan terus bersamamu...
Memang tak mudah ... memilikimu.
Tapi jangan pergi ... tetap disini...
Semua yang kita alami, yang telah kita jalani..
Semua tlah terukir dan takkan terganti..
Semua yang kita alami, yang telah kita jalani..
Semua tlah terukir dan takkan terganti .. dihatiku.”
Itu keren.
“hm, Larya janji jangan pergi ya? Aku sayang kamu..”
KAMU SEDANG MEMBACA
Larya
Fiksi Remaja☆ anak dari "Ajarkan Aku Cinta" ☆ • • • Gue itu bagaikan monas, juga bagaikan raksasa yang tergila-gila dengan seorang Farrel. Cinta? Mungkin. Sayang? Bisa jadi. Kagum? Ya! Sekarang gue mau dia tau diri gue. Tapi..., Disaat pengejaran gue itu dia da...