chapter 21

15.5K 776 13
                                    

"Banyak orang sadar, tapi tidak menyadari"
______________________________

HAPPY READING YEOROBUN 💞
----------

Aza menghela nafas panjang. Ia bingung, harus melakukan apa sekarang. Ia tak begitu yakin Gus Altha akan datang ke sini, namun ia juga harus menerima fakta bahwa Gus Altha senekat itu.

"Ayok kak makan" ajak Khanza menghampiri Aza yang sedang di teras depan.

"Iya, bentar lagi masuk kok."

Di meja makan sudah tertata rapih berbagai macam hidangan.
Aza duduk di samping Ganeth yang sedang makan dengan lahap. Aza mengambil nasi dan beberapa lauk, memakannya.

"Wah masakan Tante enak banget tau" puji Ganeth pada ibu Khanza, makanan di piringnya sudah hampir habis.

"Jelas dong" ucap ibu Khanza singkat.

"Njir, kok enggak di tawarin lagi ya Za" bisik Ganeth pada Aza.

"Dasar, makanya enggak usah ngode ke orang yang enggak peka" bisik balik Aza.

Ganeth menampilkan muka melasnya. "Beneran Tante enak banget ini, kayaknya bakalan jadi favorit aku" pujinya lagi, berharap di suruh tambah.

"Iya Tante udah tau."

Aza yang melihat itu terkekeh pelan. "Kacian" ejeknya pada Ganeth.

Lala menatap Aza dan Ganeth bergantian. "Kenapa?"

Aza mengisyaratkan Lala untuk melihat Ganeth. Lala yang peka pun langsung mengangguk kecil. "Tante si jamet mau tambah tuh" adu Lala cepat.

"Owalah. Kalo mau nambah ambil aja gak usah malu-malu." Jawab ibu Khanza, dengan mengambilkan nasi dan beberapa lauk ke piring Ganeth.

"Lala!!" Tekan Ganeth pelan.

Lala menyengir lebar, kemudian melanjutkan makannya.

Aza hanya menggeleng. Lalu melanjutkan makan, begitu selesai makan mereka berkumpul di ruang tamu.

"Kita balik besok malam ya Za" ucap Zayin meminta persetujuan Aza.

"Hmm" ucap gumam ragu.

Aza sedikit tenang karena malam sudah tiba. Berarti Gus Altha tidak jadi menjemputnya. Namun ia bingung bagaimana besok jika ia menemui Gus Altha. Awalnya dia bingung dengan sikap Gus Altha yang terlalu Cher kepadanya. Namun ia juga merasakan keterikatan dengan Gus Altha.

Aza izin pamit pada para sahabatnya untuk keluar bermain skateboard sebentar. Angin malam sangat menenangkan bagi Aza. Ia pun mampir ke minimarket untuk membeli minuman.

Drtttt
Drtttt
Drtttt

Jam tangan Aza bergetar, ada yang menelepon. Aza mengangkatnya, tanganya terjulur untuk mengambil susu kotak.

"Halo"

"Kamu dimana?"

Aza melotot kaget, Gus Altha meneleponnya. Gawat. "Kenapa Gus?"

Ijbar [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang