Tiga pemberani dan tiga penakut.
Bisa tebak siapa pemberaninya?
Dan siapa saja penakutnya?
"Mulut sama gayanya doang laki, hadeh, taunya takutan sama hantu." Sindir Yuna pada Andy yang heboh tiap sejengkal kakinya melangkah.
"Diem aja lu! Akh ah ah! Ape tuh ape tuh?!" Heboh Andy kembali.
"Hiyaaa! Takut Yun takut!" Pekik Chaca sembari bersembunyi dibalik tubuh Yuna yang lebih tinggi darinya.
"Ulu ulu, sini sini deketan sama Yuna, Kak Cha." Gemas Yuna pada Chaca yang sudah seperti kakaknya sendiri itu, meski begitu Yuna rasa sifat dan sikap Chaca terkadang seperti lebih muda darinya.
"Takut?"
"Iya." Setakut apapun Dayu, ia tak akan berani mengalungkan lengannya pada Jaki. Mereka saja baru kenal beberapa hari ini.
Niat hati ingin bersembunyi dibalik tubuh Andy, sambil sesekali modus. Niat awal Dayu join trip kali ini ya untuk itu, dadakan ia menyetujui ajakan trip Yuna dan Chaca selepas tahu jika tiga pemuda yang merupakan tetangganya di sanggraloka juga ikut trip yang sama.
Namun hancur sudah ekspektasi Dayu, lihatlah Andy, mengurus ketakutannya sendiri saja tidak bisa. Lelaki itu berkali-kali bersembunyi dibalik tubuh sahabat sekaligus saudara sepupunya—Shaunn.
"Lucu banget sih kamu, gemes jadinya." Kata Jaki, mendapati Dayu tengah menatap tidak senang pada salah satu titik di tempat wisata horor yang cukup mengerikan.
Dayu yang daritadi jalan beringsut dibelakang tubuh Jaki, kini melotot padanya.
"Apa sih!"
"Gak papa kalau mau pegangan, nih." Jaki mendekatkan lengannya untuk Dayu.
"Dih, gak usah."
Dengan kepedean tingkat dewi, Dayu melangkah mendahului lelaki itu, dengan membusungkan dada pula, diam-diam masih takut kalau boleh jujur.
Begitu netranya diusik oleh sejejeran patung tengkorak—yang kalau Dayu pikir-pikir kembali bukanlah patung lagi, melainkan tengkorak sesungguhnya, Dayu memekik.
"Yuna!!!!!" Gadis itu menghambur dan ikut memeluk Yuna akhirnya.
Ya, masa iya mau peluk Jaki.
♡
Wajah gadis itu sudah benar-benar pucat pasi.
"Kalau beneran takut, seharusnya kamu jangan maksain diri, tadi kenapa gak tunggu didepan aja, gak usah ikut sampe dalem." Oceh si lawan bicara.
"Hem—" Chaca terlalu kalut untuk sekedar menyahut, dia itu termasuk golongan penakut, terlebih pada hal-hal mistis.
"Ini, minum dulu." Shaunn pun duduk berjongkok dihadapan gadis itu yang berada disalah satu bangku.
Chaca mengambil sodoran air minum botol yang diberikan oleh si lelaki.
"Makasih, Sha. Kirain Yuna yang mau beliin airnya tadi."
—sebelumnya
"Air putihnya satu, Bu."
"Air putihnya satu, Bu."
Ucap dua insan itu bebarengan.
Sang penjual pun mengambil dua.
"Air buat siapa?" Tanya Shaunn.
"Kak Chaca, udah pucet banget mukanya."
Begitu si ibu memberikan masing-masing satu, mereka segera membayar bergantian.
Yuna mengerling pada Shaunn sekilas.
"Itu lu beli buat kak Chaca juga?" Tebak Yuna.
"Maunya gitu."
Shaunn menghadapkan tubuhnya pada Yuna.
"Yun? Boleh gue aja gak?" Lelaki itu pasang tampang memelas sekaligus serius secara bersamaan.
Dan untuk pertama kalinya Shaunn diberi senyuman tulus oleh Yuna. Sejujurnya lelaki itu cukup terkejut, pasalnya impression Shaunn pada Yuna selama ini memang gadis bar-bar tanpa perasaan.
Sang gadis sendiri cukup senang bisa membaca gelagat Shaunn. Terka Yuna, lelaki itu memang benar-benar menyukai kak Chaca.
"Boleh banget lah, gas deh." Balas Yuna pada lelaki itu.
Shaunn pun merespon dengan memberikan lengkungan bibir.
Saat melewati Yuna, ia berbisik, "Daripada mubazir, lu bisa kasih ke Andy tuh, anaknya rada pucet juga."
"Aje gile! Ogah! Dah sana cepet ke kak Chaca lu, sialan."
Ada yang kangenin sanggral🦋ka gak si~ Lama gak di up, sebenernya cerita ini udah selesai ditulis, tapi males²an banget tiap mau buka wattpad >< Mau bilang makasih buat yang masih baca book ini. Btw, selamat bermalam minggu reader-nim sekalian😙
KAMU SEDANG MEMBACA
➁ Sanggraloka [On-Going]
Short StoryPertemuan mereka di sanggraloka menciptakan kisah tak terlupakan🦋 2022, CajRynn© start : 01 Mei 2022