Seorang remaja laki-laki, sedang memasuki halaman tengah pada bagian apartemen. Remaja ini sepertinya baru saja pulang sekolah. Ia masih memakai seragam dan membawa tas berwarna hitam nya itu.
Remaja yang dimaksud ini, bernama Jay Park. Ia memasuki unit apartemen nya.
FYI, apartemen ini milik ayah Jay sendiri. Karena itu, Jay meminta ayahnya agar beberapa teman Jay digratiskan untuk tinggal di apartemen ini hingga mereka sudah berpisah satu sama lain alias mencari kehidupan sendiri sendiri.
Jay membuka pintu unitnya, nampak 2 remaja lain yang lebih muda dari Jay, sedang bermain game di Handphone masing-masing.
Dia Niki dan Yang Jungwon. Dilihat dari bajunya, sepertinya mereka baru saja pulang sekolah. Masih memakai seragam bet lengkap. Bahkan kaus kaki nya belum dilepas.
"Heh Niki, lo jangan deketin gue. Nanti musuhnya ikutan bunuh gue, " ujar Jungwon. Matanya masih menatap lekat layar handphonenya. Tangannya lincahnya menekan tombol di game yang ia dan Niki mainkan.
"Ogah. Gue ga bisa mainnya. Jadi harus selalu dekat dengan sunbaenim," sahut Niki tanpa mengalihkan perhatiannya dari handphone. Ia sedikit kesulitannya bermain game ini karena Niki baru tau.
"Ah, Niki ga update. Lain kali main game yang beginian dong," balas Jungwon. Ia sedikit memanyunkan bibirnya.
Niki yang mendengarnya tentu sedikit kesal. Ia tidak tau game terbaru apa saja karena dirinya masih setia dengan game lamanya.
"Ah bomat, gue gamau mati dulu. Mendingan matinya barengan aja." Niki mengedipkan mata sebelah kanannya dan menunjukkannya ke Jungwon.
Sebenarnya Jungwon ingin sekali mencekik anak ini. Mentang-mentang dia bisa wink sedangkan dirinya tidak bisa.
Tetapi, Jungwon lebih memilih fokus bermain game. Tidak ingin bertengkar dengan Niki.
"Mati kok barengan. Ogah. Jauh jauh sana!" usir Jungwon tanpa ragu.
Niki merasa kesal karena tidak diperbolehkan untuk dekat dengan Jungwon."Bodoamat. Pokoknya gue deketan sama lo."
"Homo ish," celetuk Jungwon.
"Kebanyakan nonton bl lo?"
"Halah, kayak lo enggak aja."
"Ini jalan kemana weh? Kanan? Kiri? Serong kanan? Serong kiri? Atas? Bawah?"
"Diem ah lo Nik. Gue ga bisa konsen. Lo mau kita kalah?"
"Ya kan cuma di game. Gapapa"
"Dahlah. Gue kek ngurus bocil PAUD kalo gini caranya."
"Gue udah gedhe. Bukan bocil PAUD."
"Udah gedhe tapi kelakuannya kayak bocil PAUD."
"Gue udah SMA kelas 1 ye"
"Tapi gue duluan yang lahir"
"Halah, lo aja sekelas sama gue"
"Yang penting lo tetep bocah. Lo paling muda disini."
"Dibilang juga. Gue udah gedhe!"
"Terserah elo."
"Tanya aja sama Bang Sunoo"
"Sunoo mulu. Ga ada yang lain emang?"
"Ga"
"Dih, homo"
"Homa homo. Kebanyakan nonton bl."
"Iyalah, tiap hari malahan. Mana lagi orangnya lagi main game sama gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely || TXTENHA ✔
Terror"Jadi maksud lo, salah satu dari kita hantu, gitu?" [New Version]