XII

678 112 30
                                    

Madara ingat jika gadisnya akan berulang tahun yang ke-17, ia berencana untuk merayakan ulang tahun putrinya sekaligus memperkenalkan Hinata pada setiap kolega bisnisnya.
Ia ingin membuat pesta ulang tahun yang meriah dan tidak terlupakan oleh gadis itu.
Maka dari itu, dirinya sengaja memanggil EO yang paling terkenal akan kinerja dan hasilnya yang memuaskan.

"Kapan acaranya, Madara-sama?" Tanya seorang wanita bernama Mei Terumi.

Madara menyilangkan kedua kakinya, ia menatap Mei dengan kedua obsidian nya yang pekat dan tajam. Untuk beberapa detik, wanita itu bagai tersihir dengan paras menawan yang dimiliki klien nya.

"Tanggal 27, bulan ini." Jawab Madara.
Mei cukup terkejut mendengarnya, itu artinya tinggal dua minggu dari sekarang.

Wanita itu mengambil buku catatannya, yang akan ia gunakan untung menulis setiap rancangan acara yang diinginkan klien nya.

"Bagaimana dengan konsepnya? Biasanya gadis seusia Itu menginginkan konsep berbau romansa."
Ujar Mei memberi saran. Ia sering mendapat permintaan dari klien nya tentang konsep putri dari negeri dongeng.

Madara terdiam sejenak, ia tidak tahu Hinata menginginkan konsep seperti apa, jika dipikir-pikir lagi sepertinya Madara memang kurang memperhatikan hal yang kira-kira menarik minat Hinata.

"Gadisku penikmat klasikal Opera, ia suka hal-hal yang klasik." Madara berucap sedikit tidak yakin, ia sebenarnya hanya mengarang saja, malu rasanya jika Mei mengetahui dirinya tidak tahu apapun tentang kegemaran putrinya sendiri.

Mei nampak berpikir untuk konsep yang akan ia berikan, dan seketika ide cemerlang muncul di kepalanya.

"Bagaimana jika, Pesta topeng?"

Madara mengernyitkan dahinya, kenapa membicarakan hal ini terasa merepotkan sekali? Jika bukan demi Hinata, ia lebih senang menyuruh orang lain untuk mengurusnya.

"Pesta topeng abad ke- 18, sepertinya itu menarik." Lanjut Mei lagi berusaha meyakinkan Madara.

Pria itu hanya mengangguk tipis, "Terserah, aku hanya ingin yang terbaik untuk putriku."

"Dan satu lagi, pesta nya diadakan di Hotel milikku."

Mei Terumi terperangah mendengarnya, jika hotel yang dimaksud Madara adalah hotel Jewelry, maka dirinya benar-benar harus bekerja keras lantaran hotel itu memiliki balroom yang amat luas dan mewah.

"Tidak usah memasang wajah seperti itu," Ujar Madara mengintrupsi keterkejutan Mei, "Hotel yang dimaksudkan memang seperti yang ada di kepalamu saat ini." Lanjutnya lagi.

Mei merasakan kedua pipinya sedikit memanas, ia malu karena sudah menunjukan ekspresi konyol yang begitu kentara.

Wanita itu tersenyum simpul menanggapi ucapan Madara, "Baik, saya mengerti, Madara-sama." Balas Mei.

Madara kembali mengangguk angkuh, ia kemudian berdiri dari kursinya dan Mei mengikuti arahan pria itu.

"Terima kasih kerja sama nya, Aku harap semua sesuai yang  kuharapkan." Ujar Madara sambil menjabat tangan Mei yang lebih dulu terulur.

Mei mengangguk dan tersenyum tipis, "Sebuah kehormatan bagi kami dapat diandalkan oleh seorang Uchiha Madara."
Balasnya dengan ramah. Madara menyunggingkan senyum tipis, kemudian pria itu langsung pergi meninggalkan Mei di restoran yang tadi mereka tempati.

Wanita itu menatap punggung Madara dengan kedua matanya yang berbinar. Ini baru pertama kali dirinya bertemu dengan pria itu secara langsung, dan Madara terlihat mempesona berkali-kali lipat dibanding yang sering ia lihat di internet.

My Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang