27. Thinking About You

363 17 280
                                    

Haii fren!🌈💗
balik lagi sama akuuuu^•^

Semangat gak? harus semangat
dong, masa enggak apalagi ini weekend kann😄🙆🏻✨












•HAPPY READING•

"Jadi gini ya, rasanya kecewa sama keadaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi gini ya, rasanya kecewa sama keadaan." — Eza.

•.•.•.•

27. Thinking About You

"Ada apa ayah?" Tanya Eza karena tiba-tiba Rangga memanggilnya untuk membicarakan sesuatu.

Ayah dan anak laki-lakinya itu berada di kursi dekat kolam renang yang terletak di belakang rumah.

"Duduk dulu, Za." Perintah Rangga.

Eza menuruti perintah ayahnya untuk duduk berhadapan dengan lelaki paruh baya itu.

"Maksud ayah ajak bicara berdua sama kamu, ayah mau nanya aja kamu sama adik kamu lagi ada masalah apa?" Rangga mengungkapkan maksud darinya mengajak Eza berbicara.

Eza menghela nafas, dugaannya benar ternyata ayahnya mengungkit semua itu. Tentu saja dia tahu, bahwa Renata yang telah mengadu.

Selain gak pernah mikirin perasaan orang disekitar lo, lo juga tukang ngadu ya, Re! Batin Eza dengan emosi yang bermaksud pada sang adik — Renata.

"Renata maksud ayah?"

"Iyalah, adik kamu kan cuma dia." Sahut Rangga, dia menyeruput kopinya sebentar, lalu menatap sang anak kembali. "Ayah tau, Za. Kamu marah karena kesal sama Renata yang kembali dekat sama Kevin. Iya, kan?"

"Tapi kamu liat Renata bisa kembali membaik lagi setelah Kevin kembali dan meminta maaf."

"Ayah jangan lupa, yang bikin Renata membaik lagi bukan cuma karena Kevin, tapi Daniel juga." Tak membenarkan ucapan ayahnya, Eza menentang segala hal itu.

"Iya ayah tau, tapi kamu gak bisa marah gitu aja ke Renata. Sampai katanya kamu diemin dia selama beberapa hari ini, ayah gak mau Renata ngerasa gak nyaman karena perubahan sikap kamu itu. Kamu tau kan, kalau adik kamu itu —"

"Renata sakit mental? Eza tau, yah." Ucap Eza memotong ucapan ayahnya, dia berucap dengan santai tak merasa bersalah sama sekali atas ucapannya itu.

Seketika Rangga membulatkan mata, mendengar penuturan Eza yang mengatai adiknya sendiri. "Jaga bicara kamu! Kalau sampai Renata dengar, dia pasti sedih, hargai perasaan dia!"

"Lalu kapan ayah dan orang-orang yang ada di rumah ini, ngehargai perasaan Eza?" Eza membalikkan ucapan ayahnya.

Bermaksud ingin mendamaikan Renata dan Eza, namun nampaknya obrolan kali ini memancing emosi dari kedua pihak.

PSIKOLOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang