02. Direstui

39.6K 1.8K 7
                                    

Hidup yang manis kini menjadi pahit

Chapter two - title - Direstui

Chapter two - title - Direstui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Di dalam ruangan UKS, sosok pria yang duduk di samping kasur brankar memperhatikan gadis yang terjatuh di belakang sekolah.

Ia memandangi dengan khawatir, dari raut wajahnya terlihat sangat pucat namun badannya tidak panas.

Dirinya jadi bingung mau memberikan obat apa pada gadis ini. Suara lenguhan tipis membuat ia bergerak sigap untuk membantunya.

"Keadaan lo gimana?" Tanyanya yang membantu Rere duduk.

Rere mengelengkan kepalanya. "Aku udah gak papa kak, makasih ya"

"Sama-sama, oh iya ini obat pusingnya, lo pusing kan?" Tanya pria ini kembali.

"Eumm sedikit, nanti aku minum." Ujar Rere. Gadis ini masih menetralkan kondisi badannya.

Bruk

Suara pintu terbuka kencang itu membuat Rere dan pria ini terkejut bersamaan. Padahal Rere sedang menetralkan tubuhnya malah dikagetkan oleh suara pintu itu.

Huek

Rere merasakan mual yang kuat kali ini, entah apa penyebabnya ia terus menahan rasa mual yang bergelonjak itu.

"Lo kasih dia apaan, hah?!" Bentak pria ini memegang kera bajunya.

"Gue belum kasih dia apa-apa, gak usah asal tuduh!" Tangannya melepas kasar tangan itu dari kera bajunya.

Rere yang melihat pertengkaran itu jadi panik. "K—kak Rey jangan, kak Jovan gak salah" relai Rere yang memisahkan keduanya.

"Kali ini lo aman, keluar!" Titah Rey dengan ketus.

Jovan menatap Rey dengan sinis, ia merapikan bajunya yang sedikit kusut lalu meninggalkan UKS dengan kesal. Kini tinggal Rey dan Rere saja.

Rey menatap wajah pucat Rere dengan tajam, ia mengamati seluruh badan Rere agar mendapatkan lekukan yang sama seperti ia bertemu tadi.

"Lo mual?" Tanya Rey seakan peduli dengan keadaan Rere.

"I—iya, cuma sekarang udah enggak" tutur gugup Rere yang memainkan roknya.

"Pulang sekolah ikut gue balik kerumah, kita minta izin langsung ke orang tua gue" ucapan Rey membuat Rere mendongak.

"Iya" ucap lemahnya.

Tidak ada kata lain untuk menikah dengan Rey. Anaknya membutuhkan sosok ayah dan ibunya, Rere tidak mau anaknya nanti kurang kasih sayang orang tua sejak kecil.

Hening, tidak ada yang membuka suara kembali antara dua insan ini. Rey menatap Rere dengan kasihan namun ia juga benci dengan situasi sekarang.

Lengannya menarik Rere agar masuk kedalam pelukannya. Rere yang mendapatkan pelukan ini terkejut namun nyaman, ia mendusel-dusel pada dada bidang Kaka kelasnya itu.

Geofrey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang