43. Hi, baby K

14K 817 54
                                    

Dunia mu sangat indah, bahkan dunia sangat menyambut kedatangan kalian.

Geofrey.

Chapter forty-three - title - hi, baby K

Dalam ruangan, Rere masih berdoa bersama keluarga untuk kelancaran Operasi nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dalam ruangan, Rere masih berdoa bersama keluarga untuk kelancaran Operasi nanti. Hari ini tepat sekali di tanggal cantik, anak-anaknya akan lahir.

Mawar mengecup kening Rere dan memberikan dukungan agar bisa melewati semua, kini gantian Albert mengecup punggung tangan Rere. Dan terakhir suaminya, walaupun nanti ikut ke dalam tapi sesi cium mencium harus ada baginya.

Brankar didorong secara perlahan keluar ruangan, semuanya ikut keluar untuk menemani sampai luar ruangan operasi. Rere sungguh deg-degan luar biasa, rasanya hatinya tidak tenang.

Sesampainya di depan ruangan operasi Rere melambaikan tangannya pada Mawar dan Albert sebagai tanda berpamitan. Rey sedang berganti semua bajunya agar bisa masuk ke dalam.

Rere tampak tegang, semua alat-alat sudah sudah terpasang pada dirinya. Rey yang siap duduk di depan Rere agar bisa menenangkan nanti, walaupun sudah di bius tapi rasanya seperti tidak di bius untuk Rere.

“Operasi Caesar dimulai, catat pukul 09:30.” Ucap dokter Dira.

Rey mengecupi jidat Rere tanpa henti, tangannya mengelus rambut agar tenang. Ruangan dingin bahkan sangat dingin yang bisa di rasakan oleh mereka semua.

Sekitar pukul 11:57 menit suara tangisan bayi terdengar keras diruangan. Rere menumpahkan air matanya bahkan Rey pun sama, sang bayi diangkat keatas agar Rere dan Rey bisa melihatnya, kecupan hangat selalu Rere rasakan di keningnya.

Kini tinggal satu lagi, dan jam 12:12 bayi keduanya keluar namun tidak ada tangisannya, Rere menatap suaminya dengan panik. Rasanya tidak tenang, dan para suster pun berkumpul disana.

Dokter Dira masih membersihkan rahimnya lalu menjahitnya, kedua orang tua ini pasti sangat panik.

“Bayi kita kak? Kok gak nangis kayak yang pertama?” heran Rere berkaca-kaca.

“Sabar sayang, mungkin adek males nangis.” Ujar Rey menenangkan istrinya.

“Dok, detak jantung bayi melemah. Sang bayi juga menelan banyak air ketuban.” Ucap salah satu sister membuat Rere dan Rey menumpahkan air matanya.

Dokter Dira menghampiri mereka setelah menyelesaikan jaitan pada Rere. Kini dokter dan suster berusaha membuat detak jantung bayi kuat dan nafas stabil.

“Kak?” Rey mengelengkan kepalanya dengan cepat. “Enggak papa, jangan panik ya, adek kuat kayak Mamanya.”

“Aku takut hiks....” tangisan Rere tumpah.

Rey bahkan sudah pasrah dengan keadaan ini, ia tidak bisa melakukan apapun selain menunggu sampai dokter Dira dan yang lain selesai, bahkan dalam hatinya selalu berdoa agar semuanya selamat.

Geofrey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang