Nevna mengepalkan tangan kuat kuat menahan diri agar tidak meledakkan emosinya untuk saat ini. Kepalanya sangat pening di terpa sinar matahari yang sangat terik siang ini.
Menyebalkan! Siapa yang bersalah, dan siapa pula yang di hukum.
Padahal yang pertama mencari gara gara itu si tokoh utama! Siapa tadi namanya, Ana? Agni? Itu nama cewek yang berdiri di sebelahnya. Siapa ya, Nevna mengetuk dagu, dia tampak berfikir keras di tengah teriknya matahari.
Ahah! Nevna ingat, namanya Anin.
Iya Anin! Cewek sok keras yang datang datang ngelabrak bawa pawang. Mana yang di hukum malah dirinya dan Agni, padahal yang bersalah cewek sok keras itu.
Ini semua karena siswa siswi yang berada di kantin, mereka telah memutar balikkan fakta. Memberi laporan kepada guru tidak sesuai apa yang terjadi. Para dedemit itu malah mengatakan Nevna dan Agni yang lebih dulu mencari keributan, kan minta di gampar congornya satu satu.
"Duh, Ni. Kaki gue keram. Gak tahan berdiri lagi."
Nevna mengeluh, dia menghentakkan kakinya hingga berbunyi suara krek, sontak hal itu menarik atensi Agni. Gadis itu tampak khawatir, masalahnya sahabatnya ini tengah mengandung.
"Bentar lagi bunyi bel, masi tahan gak? Beberapa menit lagi ini." Agni melirik jam tangannya. "Tiga menit lagi." Lanjutnya kembali menatap Nevna.
Menghela nafas kasar, bumil itu bersedekap. Coba saja guru yang berjaga di belakang mereka tidak ada, pasti Nevna sudah menyingkir dan mencari tempat teduh.
Kringggg...
Suara bel pertanda pulang berkumandang, beberapa murid sudah terlihat berlarian di koridor. Tanpa membuang waktu, Nevna dan Agni kembali ke kelas masing masing guna mengambil tas.
Di pertengahan jalan mereka berpapasan dengan Anin dan si setan Aliandra. Nevna memutar bola matanya malas, baru saja dia menjalani hukuman yang sangat menyebalkan. Dan kali ini dia di pertemukan dengan orang orang yang menjadi penyebab utamanya, sudahlah sakit kaki, sekarang malah bertambah sakit mata.
"Ups, ada yang baru aja kena hukum nih."
Telinga Nevna rasanya berdengung mendengar suara lalat menyebalkan yang baru saja melewati mereka.
"Ingat say, karma itu nyata." Nevna membalas dengan suara lumayan keras.
"Sorry, karma karena ngejahatin orang susah kayak lo itu gak ada."
Perkataan sombong dari Anin membuat Nevna semakin geram, ini yang katanya tokoh utama yang memiliki hati bersih tanpa cela? Wow, Nevna sangat kagum.
"Hahaha... lo pikir karma mandang kasta? Ini nih, ciri ciri orang kelebihan makan micin. Ayo Ni, takutnya kita tertular." Nevna langsung melenggang pergi, bisa bisa dirinya langsung di larikan ke RSJ karena stres meladeni orang sombong seperti Anin.
Gadis tomboy itu mencak mencak, tidak terima di rendahkan oleh gadis miskin yang tidak ada apa apanya di banding dirinya. Sementara Aliandra sibuk memperhatikan punggung kecil Nevna yang perlahan menghilang di makan jarak.
"Kamu kok diam aja sih Beb?" Anin memprotes sebal, menyadarkan Aliandra dari keterdiamannya.
"Bentar, Alga nelfon." Cowok itu menjauh dari Anin, mencari tempat sepi agar tidak ada yang dapat mendengar percakapannya dengan sang wakil.
"Dari Cctv club itu gue ngeliat ceweknya, tapi muka dia gak keliatan karena dia nunduk."
Jantung Aliandra berdetak kencang, dia mengeratkan genggamannya pada ponsel. "Ciri cirinya gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Transmigrasi] NEVNA
Teen Fiction"Dia yang ekhem ekhem, eh malah gue yang nanggung akibatnya." Bagaimana jadinya jika gadis yang biasa dimanjakan oleh keluarganya, apa apa serba dituruti.Tiba tiba bertransmigrasi ke tubuh tokoh dalam novel yang namanya bahkan gak pernah di sebutkan...