part 5 [NEVNA]

16.4K 1.4K 14
                                    

Happy reading!

"Mampus."

Nevna memejamkan mata rapat rapat, dia mencengkram ujung baju menyalurkan rasa takut yang sedang dia bendung. Hangatnya nafas yang menyapu bagian lehernya membuat Nevna tak bisa berkutik, dia hanya mampu terdiam dengan tubuh kaku. Saat sapuan nafas itu mencapai pipi, dia di buat terkejut ketika mendengar suara familiar yang menyapu telinganya.

"Lo lagi, lo lagi."

Sontak tubuh Nevna berbalik, dia mendorong dada cowok itu secara refleks. Telunjuknya mengacung, dia sangat tidak percaya akan bertemu dengan cowok menyebalkan ini di daerah sepi nan gelap begini.

"Lo!"

Dada Nevna rasanya bergemuruh hebat, bukan karena jatuh cinta atau terkejut. Melainkan karena besarnya rasa benci yang sedang di pendam oleh perempuan itu.

"Wow! Suatu kebetulan yang merugikan."

Suara tepuk tangan dari seorang cowok bermata sipit mampu menambah kesan menegangkan di gang sempit ini.

"Bukan merugikan lagi, melainkan menyialkan! Sial banget gue sama Agni malah ketemu cowok cowok biadab kayak kalian!" Mata Nevna menajam, mengingat bagaimana orang orang ini memperlakukannya di sekolah tadi mampu menyulut emosi cewek itu.

"Biadab lo bilang?" Suara rendah cowok di depannya mampu membuat jari telunjuk Nevna menurun, dia mundur teratur saat cowok itu berjalan mendekat, fakta bahwa dirinya tengah mengandung membuat dia harus selalu berhati hati. "Lo pengen tau gak biadap yang sebenarnya itu gimana?" Senyum miring tercetak nyata di bibir cowok itu.

Nevna memberhentikan kakinya yang melangkah mundur ketika menyadari bahwa dia tidak bisa mundur lagi atau badannya akan bertabrakan dengan tubuh para cowok cowok di belakangnya. "Mau apa lo? Stop!" Cewek itu panik, dia ingin mundur lagi tapi tidak bisa.

Pinggangnya di tarik kedepan, sehingga tubuhnya bertabrakan dengan tubuh tegap cowok itu. "Takut lo?" Kekehan sinis dari cowok itu membuat Nevna emosi, dia memaksa tautan tangan cowok itu di pinggangnya agar terlepas.

"Lepas brengsek!" Nevna berteriak kalap, tenaganya tidak ada apa apanya dengan cowok itu.

"Ngelepasin lo?" Dia bertanya main main, semakin merapatkan tubuh keduanya agar semakin menempel, dia menunduk dan mensejajarkan wajah keduanya. "Mimpi aja! Gue masih punya dendam sama lo." Tiupan halus yang Nevna rasakan di bibirnya membuat cewek itu membisu.

"Lo bilang gue gak waras,kan?" Dagunya di paksa terangkat, mata keduanya saling bertatapan. "Biar gue kasi tau gimana orang gak waras dan biadap yang sebenarnya."

Cup.

Nevna melotot, dia memberontak. Namun itu hanyalah sebuah usaha yang sia sia, air matanya hanya mampu meluruh membasahi kedua pipi mulusnya. Agni tidak bisa berbuat apapun karena tubuhnya juga di tahan oleh dua orang teman cowok gila itu.

Begitu bibir keduanya terpisah, Nevna hanya mampu menangis sembari mengeluh perih di bagian bibirnya. Cowok itu sangat kasar, dia sengaja menggigit bibir Nevna sampai berdarah.

"Lo tahu?" Nafas cowok itu terdengar halus, dia meniup wajah sembab Nevna tanpa rasa bersalah. "Ini baru permulaan." Dia melepas cewek itu dengan kasar hingga terjerambab kebawah.

[Transmigrasi] NEVNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang