Part 17 [NEVNA]

15.5K 1.4K 240
                                    

Happy reading.

°
°
°

"Lo berantem sama si cowok brengsek?" Tanya Nevna menaikkan sebelah alisnya bingung.

Cara Alga menatap Aliandra benar benar berbeda dari biasanya. Yah walupun cowok dingin ini selalu berwajah datar dan berkata ketus saat berbicara. Nevna tidak bisa menapik aura tidak mengenakkan yang menguar dari keduanya saat berhadapan tadi.

"Sotoy lo." Alga merespon santai. Mata cowok itu masih fokus kedepan memperhatikan jalanan yang padat sore ini.

Nevna berdecak, tidak puas mendengar jawaban Alga. "Tadi kenapa lo gak bolehin cowok brengsek itu ngomong sama gue? Lagian gue tadi mau bilang terimakasih sama tuh cowok." Bumil itu menyayangkan, dalam hati agak senang karena tidak jadi di ajak berbicara berdua dengan Aliandra.

Alga justru terkekeh pelan. Kepala cowok itu menggeleng merasa lucu mendengar penuturan Nevna.

"Terimakasih?"

Nevna mengerutkan kening. "Sama sama." Balas cewek itu tidak konek.

Alga mendengus, kembali fokus pada jalanan. Jika perempuan itu tahu siapa orang yang telah menghamilinya. Alga pastikan, Nevna bahkan tidak akan sudi berdekatan dengan Aliandra. Melihat wajah cowok itu mungkin saja Nevna akan muak dan jijik.

Cowok munafik seperti Aliandra tentu saja tidak masuk kedalam tipe ideal perempuan sejenis Nevna, Alga berani bertaruh tentang itu.

Alih alih mendapat ucapan terimakasih dari Nevna, mungkin saja Aliandra akan mendapatkan tamparan dari bumil ini. Yah, itu terjadi jika tahu kebenarannya.

Alga tidak sudi memberitahukan kebenarannya pada Nevna. Biarkan saja bumil ini tahu sendiri, atau Aliandra yang mengatakannya. Itupun jika cowok itu memiliki kesempatan untuk berbicara pada Nevna, Alga pastikan Aliandra tidak akan pernah memiliki secuilpun kesempatan untuk berbicara dengan Nevna.

"Lo masih mau di dalem mobil?"

Tiba tiba saja kepala Nevna menyembul dari pintu samping. Cewek itu sebenarnya sudah turun dari mobil dua menit yang lalu, tapi melihat Alga yang masih betah diam di kursi kemudi semenjak mobil berhenti di parkiran rumahnya, Nevna memilih kembali dan menegur Alga yang sedang melamun.

"Bukannya apa ya. Gue tuh bukan orang yang gak tau terimakasih. Guekan udah nebeng sama lo nih, yah walaupun unsur paksaan. Tapi tetep aja gue nebengkan? Jadi gue tuh nyada-"

"Bocot lo." Ketus Alga meraup wajah Nevna menggunakan tangan kirinya.

"Berbelit belit banget. Bilang aja lo kahwatir sama gue." Lanjut cowok itu percaya diri, keluar dari mobil dengan perasaan senang.

Nevna berdecih. "Percaya diri sekali bapak Alga." Ketus cewek itu nyinyir.

Alga tidak menghiraukan, dia tetap berjalan masuk kedalam rumah.

"Btw, temen lo tadi alay banget." Ucap cowok itu berhenti sejenak dan kembali melanjutkan langkah.

°°°°

"Kucel banget." Keluh Nevna menatap pantulan dirinya di depan cermin. "Yah walaupun udah agak mendingan semenjak gue rawat nih tubuh."

"Tapi masih jauh banget perbandingan kecantikannya nih cewek sama tubuh gue yang asli. Masih di bawah rata rata, meskipun badannya udah agak berisi, itupun efek hamil."

Kepala Nevna semakin maju mendekati cermin. Dia meneliti seluruh permukaan wajahnya, dan harus menelan kekecewaan karena yang dia lihat hanya ada keburikan yang sangat menyakitkan matanya.

"Nih si Nevna beneran anak orang kaya yang hilang gak sih? Kok gak ada gen berlian yang nyangkut ke dia sih?" Bumil itu kembali mengoceh, kata katanya lebih banyak menghina tubuh yang sedang dia tempati.

"Tapikan ya, kalau aja kulit nih cewek gak kucel and hitem gini, mungkin dia cantik. Tapi kan yah..." Dia berpose ala ala ciwi ciwi di instagram dan sukses di buat berdecak dan menghela napas keras.

Nevna menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali.

"Gimana bisa nih cewek hamil? Apa dia bukan cewek baik baik? Atau bisa jadi korban pemerkosaan?" Memicingkan mata, Nevna menunjuk siluet tubuhnya yang terpantul dari cermin.

Satu tangan menekuk di bagian pinggang dan satu lagi menunjuk tajam ke arah cermin, Nevna berseru.

"Heh Nevna! Jujur lo sama gue, kenapa lo bisa hamidun?"

Bisa bayangkan? Seberapa stresnya perempuan itu sekarang? Berbicara di depan cermin bagai orang gila yang lepas dari rumah sakit jiwa. Siapa saja yang melihatnya begitu pasti beranggapan yang sama.

"Kenapa sih lo gak ngasih ingetan lo yang itu? Perlu banget lo main rahasia rahasiaan sama gue? Inget ya, masa depan tubuh dan anak lo ada di tangan gue sekarang. Jadi lo gak perlu sok misterius, biar gampang gitu. Jan mempersulit kehidupan kedua gue napa? Lo gak tau kehidupan pertama gue sepahit apa?"

"Gue penyakitan, ngelakuin apapun terbatas banget. Apa apa gak bisa, gak boleh ini itu, tiap hari berhadapan dengan jarum suntik. Terus ngeliat orang tua gue banting tulang dan stress mikirin uang pengobatan gue. Yah walaupn gue terlahir cantik, malah cantik banget. Tetep aja, di dunia ini gak ada yang sempurna. Tuhan nyiptain kecantikan gue sepaket dengan penyakit." Bibir Nevna bergetar, terbawa emosi dengan kata katanya sendiri.

Tangannya yang teracung menunjuk siluet di cermin dia kepalkan di sisi tubuh.

"Dan yang terburuknya. Gue di bunuh, gue di racunin." Kemudian cewek itu terkekeh pelan. "Dan lo tau siapa dalangnya?"

Dia memukul dadanya sebanyak dua kali. "Orang tua gue hehe..."

"Miris bukan?" Matanya berkaca kaca. "Sebenarnya gue gak marah sama orang tua gue. Malah gue lebih marah sama diri gue sendiri, karena gue orang tua gue ngelakuin dosa besar. Mereka harus menanggung dosa hanya untuk ngebebasin gue dari penyakit dan menyingkirkan penyedot uang kayak gue."

"Gue kecewa." Akhirnya air matanya menetes, dari sekian lamanya memendam semua perasaan gundahnya, Nevna baru bisa meluapkan sekarang.

"Gue kecewa banget sama orang tua gue. Mereka gak ada di detik detik terakhir gue ngehembusin nafas. Gue mati sendiri di dalam kamar."

"Gue tau lo masih ada disini. Jadi dengerin gue curhat kali ini aja, cuma lo yang bisa gue jadiin tempat curhat."

"Kamu aneh."

Mendengar suara yang begitu familiar di telinganya Nevna menoleh cepat. Mata bumil itu membola melihat sosok yang sedang berdiri di sampingnya.

"LO?"

°°°°

TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Transmigrasi] NEVNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang