“Oh, ya, Pak. Jadi kapan saya kerjain borongannya?”
“Harusnya pagi ini, Mas Parman mulai mengukur tembok. Tapi saya masih ada keperluan. Gimana kalo sore aja?”
“Boleh! Kebetulan semalam saya habis lembur. Ini barusan pulang, mampir toko buat beliin istri.”
“Yaudah. Mas Parman istirahat dulu. Nanti jam 5 sore, saya tunggu di rumah baru.”
“Baik, Pak. Saya permisi duluan.”
“Silakan!”
Parman menyalami Pak Brahim lalu menghampiri motor dan mengendarainya ke arah rumah. Sepeninggal tukang bangunan tersebut, pria berkepala plontos segera masuk toko.
Saimah yang berada dalam mobil mengawasi kepergian suaminya. Ia membuka tas untuk mengambil ponsel lalu menghidupkannya. Dugaan wanita ini tepat dan sesaat kemudian ponsel berbunyi.
“Assalammu'alaikum, Mas.”
“Wa'alaikumussalam. Masih di rumah Mak?”
“Aku masih di pasar. Semua kebutuhan pokok habis.”
“Pasar mana? Aku jemput aja.”
“Gak usah! Mas pasti ngantuk. Tidur aja! Aku masih mau ke tukang jahit juga.”
“Yodah. Mas, langsung pulang tidur. Ati-ati di jalan. Assalammu'alaikum.”
“Wa’alaikumussalam.”
Saimah segera mematikan ponsel lalu memasukkan kembali ke tas. Tampak Pak Brahim keluar dari toko melangkah menuju mobil. Pria berkepala plontos segera membuka pintu lalu naik dan menutup kembali.
“Makan roti lalu minum obatnya,” ucap Pak Brahim sambil mengulurkan plastik berlogo nama minimarket.
“Makasih, Pak,” balas Saimah sembari menerima plastik tersebut.
Wanita ini membuka plastik lalu mengeluarkan sebungkus roti. Ia membuka plastik pembungkus lalu menyodorkan ke mulut pria sebelahnya.
“Udah, kamu makan aja.”
“Bapak harus ikutan makan.”
“
“Iya, deh.”
Pak Brahim lalu menggigit roti tersebut. Ia tersenyum menerima perilaku Saimah yang manis barusan. Ia merasa baru kali ini merasakan jadi seorang pria yang dihargai. Pria ini berandai tentang wanita yang telah dinikahinya selama dua puluh tahun.
Wanita yang telah meninggalkannya saat dirinya mulai bangkrut dan kini dengan sisa harta yang yang tersisa Pak Brahim harus membeli sebuah rumah untuk segera bisa mengurus surat cerai. Pria berkepala plontos ini memenuhi keinginan istrinya karena rasa tanggung jawab kepada anak yang telah diadopsinya.
“Pak, minum dulu,” ucap Saimah sembari menyodorkan sebotol air mineral yang sudah dibuka penutupnya.
Pak Brahim yang sedang melamun, seketika kaget langsung menoleh.
“Oh, iya. Terima kasih.”
Pria ini menerima botol lalu meminumnya hingga separuh. Saimah segera mengambil kembali botol dari tangan pria tersebut lalu meletakkan di dashboard.
“Pak, boleh turunkan saya di depan pasar?”
“Badan masih sakit mau belanja?”
“Iya, Pak. Kebetulan bahan makanan lagi habis.”
“Kamu catat semua keperluannya. Biar aku yang belanja.”
“Jangan, Pak!”
“Gak papa. Ingat! Kita mulai semalam telah sah jadi pasangan ritual dalam 8 bulan ke depan. Anggap aku suami kedua.”
![](https://img.wattpad.com/cover/306431806-288-k394596.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RITUAL lain GUNUNG KEMUKUS
ParanormaleGunung Kemukus sendiri berada di wilayah sabuk hijau Waduk Kedungombo. Gunung tersebut masuk ke wilayah Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen-Jawa Tengah. Ritual seks bebas untuk mencari kekayaan di Gunung Kemukus sudah menjadi rahasia umum. K...