12.Sadap

1.8K 171 1
                                    

Pagi Berganti Siang, Siang Berganti Sore, Sore Berganti Malam. Tak Terasa Waktu Terus Berjalan.
Seorang Pemuda Kini Tengah Duduk Sendiri Di Balkon Rumah Orang Yang Menculiknya, Nanon Menatap Langit Hitam Bertabur Bintang Dan Juga Bulan. Indah Sekali, Namun Tak Seindah Nasibnya Sekarang. Andai Ia Tak Penasaran Dengan Suara Yang Ada Di Gang Kemarin Mungkin Ia Tak Sesengsara Ini. Tapi Ini Baru Awal Bukan? Apakah Ia Akan Terjebak Dengan Nasib Yang Seperti Ini?

Wuusshhh..

Angin Malam Berhembus Menerpa Wajah Manisnya Dan Mengangkat Rambut Hitam Pekat Keatas Sehingga Menampilkan Jidat Paripurna Miliknya.

"Hei Bulan, Kenapa Engkau Secerah Ini?..Dan Hei Bintang, Kenapa Engkau Seindah Ini? Sedangkan Takdirku Yang Berubah Drastis Pada Malam Itu..Apakah Masih Bisa Berubah Kembali?" Ucap Nanon Sambil Memandang Sendu Langit Malam, Tak Terasa Air Kristal Turun Dari Kelopak Mata Indah Nya.

"Hikkss..
Daddy, Papa Dimana Kalian? Nanun Rindu, Nanun Takut, Nanun Kalian Membutuhkan Sandaran Bahu Yang Sesuai" Lirihnya.

Sedang Asyik Meratapi Dan Menikmati Malam, Suara Menggelegar Terdengar Begitu Kencang.

"NANON VIHOKRATANA!!!"

Hey..Bagaimana Ohm Tau Namanya, Sedangkan Ia Sendiri Belum Pernah Memberi Tahukan Siapa Dirinya.

Nanon Terburu Buru Turun Dan Mencari Sumber Suara Yang Memanggil Namanya Tadi.
Ternyata Dari Kamar Ohm, Nanon Berjalan Pelan Dan Masuk Kedalam Kamar Ohm. Nanon Mendapati Ohm Yang Membawa Banyak Paper Bag Di Tangannya, Posisi Ohm Yang Membelakangi Nanon Terpaksa Membuat Nanon Mengeluarkan Suara Lembut Nya Untuk Memanggil Seseorang Yang Berhati Batu.

"T-tuan Ohm" Lirih Nanon.

Ohm Membalikan Tubuhnya Menghadap Kearah Pintu Yang Terdapat Seorang Pemuda Menunduk Takut Dengan Tangan Yang Sedikit Gemetar.

"Dari Mana Kau Huh!!" Tanya Ohm Dengan Dingin.

"S-saya D-dari Balkon A-atas Tuan.." Jawab Nanon.

"Bagus..Kau Tak Memiliki Ruang Untuk Kabur Dari Genggaman Ku Nanon Vihokratana" Dingin Ohm Dengan Menekan Kata Terakhir Yang Berupa Namanya.

"Masuk!!"

Nanon Hanya Mengangguk Kecil Seraya Meremas Hoodie Bagian Bawah.
Ohm Mengunci Pintu Kamar Miliknya. Ia Meletakkan Barang Yang Ia Bawa Diatas Ranjang, Lalu Membuka Salah Satu Paper Bag.

"Ini!!" Ucap Ohm Seraya Memberikan Kotak Kecil Yang Bergambar Benda Pipih Canggih.

"Handphone?" Tanya Polos Nanon.

"Hm"

"Ingat..Dengan Handphone Itu Kau Tidak Boleh Menelpon Keluarga Kesayanganmu, Atau Akan Ku Pastikan Kau Tidak Akan Pernah Melihat Mereka Lagi" Tekan Ohm Dingin.

"B-baik"

Nanon Tidak Tahu Bahwa Benda Pipih Itu Telah Di Sadap Oleh Ohm.

"Ini Pakaian Mu, Simpan Di Lemari Itu" Ucap Ohm Sambil Menunjukkan Lemari Besar Tetapi Kosong Di Samping Lemarinya.

"Bersihkan Badanmu Dan Aku Akan Menggelar Tikar Untukmu"

"Untuk ku?" Bingung Nanon.

"Ya, Kau Akan Tidur Dibawah" Cuek Ohm Mendapati Wajah Melas Nanon Setelah Mendengar Ucapanya.

"B-baik"

Tak Ingin Berlama Lama, Nanon Membereskan Pakiannya Kedalam Lemari Dan Menyusunya Dengan Rapi. Berbeda Dengan Lemari Ohm, Yang Tidak Pernah Ia Urus. Bi Sari Lah Yang Mengurusnya, Tetapi Belum Genap Satu Hari, Lemari Itu Kembali Berantakan.
Nanon Mengambil Handuk Dan Pakaian Lalu Masuk Ke Kamar Mandi.

10 Menit Kemudian

Pintu Kamar Mandi Terbuka Dan Menampilkan Seorang Pemuda Dengan Rambut Basah Dan Aroma Badan Yang Khas Walau Telah Tercampur Sabun.

Ia Mendapati Tikar Yang Ada Dibawah Samping Ranjang, Satu Bantal Serta Guling.
Bagaimana Dengan Selimut? Ohm Tak Memberikan Selimut Pada Nanon? Tentu, Ia Tak Ingin Nanon Merasakan Kehangatan Dalam Tidurnya Malam Ini.

Nanon Dengan Pasrah Menidurkan Tubuhnya Diatas Tikar Tersebut.
Ia Tak Sadar Dari Tadi Ada Tatapan Elang Yang Menatapnya Seperti Ingin Mencabik Cabik Mangsanya.

Bagaimana Dengan Ohm Yang Tahu Tentang Nanon?

Flashback On

Pagi Tadi

Ohm Yang Sampai Di Depan Kantor Miliknya Sendiri Langsung Masuk Kedalam Kantor.
Tepat Berada Di Pintu Masuk, Ia Telah Di Sapa Oleh Karyawan Karyawan Yang Bekerja Di KantorNya.
Namun Ohm Bukan Lah Orang Yang Ramah, Ia Menatap Kedepan Dan Berjalan Dengan Arogan. Tatapan Tajam Yang Mengintimindasi Membuatnya Sangat Di Segani.
Ia Menuju Lift Untuk Naik Ke Ruangan Nya Yang Berada Di Lantai 7.
Saat Hendak Masuk, Ia Melihat Sekretarisnya Yang Ngos Ngosan Berada Di Samping Nya.

"Pagi Tuan" Sapa Pemuda Itu

"Hm" Cuek Ohm.

"Pagi Ini Pukul 9 Akan Ada Rapat Dengan Perusahaan Yang Ada Di London. Yang Akan Mewakili Anda Atau Saya Tuan?" Ucap Lembut Sekretaris Kepercayaan Nya.

"Saya Saja Perth" Singkat Ohm.

"Baik Tuan, Saya Akan Mengambil Berkas Yang Sudah Saya Siapkan Kemarin." Ucap Perth.

"Hm"
Lagi Lagi Deheman Yang Ia Dapatkan.

Ting..

Lift Telah Berhenti Dan Pintu Yang Terbuka Secara Otomatis.

"Saya Duluan Tuan"

Ohm Mengangguk Kecil Untuk Menjawab Sekretaris Nya.

Sesampainya Ia Di Depan Pintu Yang Bertuliskan Nama Nya, Ia Masuk Dan Duduk Di Kursi Kebesaran Nya.

Drrttt..Drrttt

Benda Pipih Miliknya Berbunyi Nyaring, Ia Melihat Nama Yang Tertera Dalam Ponsel Itu Lalu Mengangkat Tombol Hijau.

"Ada Apa?" Tanya Ohm.

"Ohm, Leader Dark Snake Sudah Terbunuh Kan?" Tanyanya.

"Hm"

"Dimana Kau Membunuhnya?"

"Gang Biasa"

"Aku Baru Saja Menelusuri Tempat Itu, Aku Menemukan Ponsel Genggam Milik Seseorang. Di Wallpaper Terdapat Nama Nanon Vihokratana" Ujar Singto.

"Nanon Vihokratana?" Batinnya.

"Dimana Kau Menemukannya Sing?" Tanya Ohm.

"Tak Jauh Dari Persimpangan Gang Dan Kotak Sampah Berwarna Hijau" Jawab Singto.

"Oh..Jadi Dia Adalah Anak Tunggal Tay Tawan" Batin Ohm Dengan Seringai Macan Miliknya.

"Ohm? Lu Denger Gw Kagak?" Bahasa Singto Yang Mulai Berbeda.

"Hmm"

"Gw Tutup" Ucap Ohm

Tut..

Ohm Mematikan Sambungan Secara Sepihak. Lalu Kembali Menampilkan Seringai Andalannya.

"Kau Tidak Akan Lepas Tikus Kecil" Ucap Ohm.

Flashback Off

Ohm Masih Memandang Wajah Yang Mulai Terlelap Itu. Lagi Lagi Seringai Muncul. Tak Mau Berlama Lama, Ohm Menutup Mata Dan Terjun Ke Dunia Mimpinya.

***

To Be Contuned

Hari Ini Gw 2 Kali Post, Karena Banyak Waktu Luang..

Tinggalin Jejak Na?
Jangan Lupa Vote And Folow..
Thanks...


Terjebak Cinta Seorang Mafia [OhmNanon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang