Bab 3.. Kembali..

602 39 0
                                    

Hari udah malam, Jeonghan masih mondar-mandir tungguin putranya pulang. Dia juga sibuk hubungin orangtua sahabat anaknya. Tapi sama aja mereka juga lagi pusing nungguin putra mereka pulang.

Jeonghan udah lapor polisi, juga udah datang ke sekolahnya tapi ga dapat hasil apa-apa. Jeonghan skarang lagi natap langit-langit kamarnya. Air matanya udah jatuh dari pagi.

"Nak.. cukup bapakmu saja yang ninggalin ibu.."

Jeonghan udah takaruan banget. bawah matanya udah hitam dia bahkan ga makan dari pagi. Dia bingung harus telpon siapa buat minta tolong hanya 1 nama yang dia ingat... Seungcheol, Ia suaminya yang udah ninggalin dia.

Dia telpon Seungcheol lagi namun lagi-lagi direject. Dia ga nyerah, dia telpon nomor itu berkali-kali sampai akhirnya Seungcheol menonaktifkan ponselnya. Geram memang marah memang tapi dia lebih ingin menangis daripada marah.

Dia lihat obat-obatan diatas mejanya. Biasanya dia hanya akan meminumnya 1 kali sehari saat susah tidur. Tapi malam itu entah mengapa dia memasukan semua pill didalam botol itu ke dalam mulutnya dan berharap semua yang dia alami hanyalah mimpi.



___..___

Wonwoo masuk ke apartemen bersama pacarnya aka bosnya. Pacarnya itu menuju ke kamar mandi segera sedangkan Wonwoo masih main hp di sofa.

Tiba-tiba ada panggilan vc masuk. Dia priksa namanya, ternyata dari rekan kerjanya, Mingyu. Ia hiraukan panggilan itu dan lanjut scroll tiktok. Tiba-tiba aja notif wanya masuk dari Mingyu juga.

"kamu dimana?" Mingyu.

Wonwoo mau cuekin aja tapi dia ga tega juga yaudah deh dia bales singkat padat jelas.

"apart"

"boleh temani aku gak?" Ajak Mingyu.

Tentu aja ditolak sama wonwoo.

"Maaf gyu ga bisa, aku capek"

Pas Mingyu baca chat crushnya tentu aja kecewa banget tapi sedetik kemudian dia senyum lagi liat balasan crushnya yang panjang. Ia sesederhana itu kebahagiaan seorang kimingyu.

Yahh karena Wonwoo ga bisa datang, dia habiskan 3 botol soju sendirian sambil natap langit. Sebenarnya dia bukan jijik sama lukisan tadi, dia itu iri. Jaman dulu mah kalau suka sama orang tinggal dilukis, dibuat puisi atau ga langsung dijodohkan. mudah banget aelah.

Wonwoo masih scroll tiktok sampai tiba-tiba dia dapat telepon dari mamanya. "Ya eomma.."

"Hoshi disitu ga?" Tanya mamanya.

"Ga ma, emang tu anak kenapa lagi"

"Dari kemarin dia ga di rumah wo, eomma pikir dia ke kamu"

Baru aja eommanya ngomong tu anak udah matiin teleponnya. Dia segera lari ngambil kunci mobilnya pas banget mas pacar udah seles mandi jadi minta ikut buat bantu cari.

Keduanya menuju rumah Wonwoo setelah itu usaha cari dijalanan sapa tau tu anak kerasukan hantu harimau trus tidur di jalanan kan. Tapi sia-sia. Wonwoo udah nangis semenjak mematikan telepon eommanya.

Pas dia lagi pijit kepalanya sambil istirahat di pinggir jalan, ia kayak ngeliat Hoshi mau loncat dari jembatan. Wonwoo panik banget. Auto keluar dia dari mobil menuju ke jembatan. Pacarnya ngikutin dia trus peluk dia, coba tenangin dia. Soalnya ga ada siapa siapa di jembatan itu. Tapi Wonwoo terus bilang adeknya udah loncat ke bawah.

Udah kayak orang gila tu wonwoo, tepat saat pacarnya itu lengah Wonwoo langsung loncat ke dalam sungai itu. Wonwoo seneng banget pas liat adeknya didepan dia. eh tapi kok.. Kok adeknya malah makin jauh ke dalam. makin jauh.. Wonwoo udah usaha gapai adeknya.. Tapi dia udah ga kuat, napasnya dah habis. Dia Cuma bisa pasrah sambil liat adeknya yang semakin menghilang dari pandangannya.

Pacarnya nelpon polisi bahkan ambulans dan pemadam kebakaran. Dia harus menyelamatkan kekasihnya. Namun entah itu takdir atau kesialan, terjadi kecelakaan juga didekat situ dan macet disepanjang jembatan itu sehingga polisi, ambulans ataupun pemadam kebakaran harus datang agak terlambat. Pacarnya itu cuma bisa nangis sambil berharap kekasihnya selamat.

Tepat saat dia down, ponselnya nyala memunculkan nama orang yang ingin dia jauhi entah karena apa, Yoon Jeonghan. Ia memilih mereject, namun Jeonghan meneleponnya berkali-kali. Ditambah keadaannya yang sedang tidak baik, dia pun mematikan ponselnya tanpa rasa khawatir sedikitpun.



___..___

Habis Minum. Mingyu nyetir mobilnya menuju rumahnya ya ialah mau kemana lagi dia. Tapi kenapa pikirannya sekarang tertuju pada lukisan tadi. Apa mampir dulu ke situ?

Ya disinilah Mingyu yang berdiri di depan sebuah lukisan. Entah apa bedanya, tapi lukisan itu jauh lebih indah dimalam hari.

"Kenapa aku Kembali"

Ia liat satu-satu lukisan ditembok itu dari awal. Bukan apa tapi benarkah orang yang dilukis itu begitu indah? atau karena suasana malam ini begitu indah? Ahh Mingyu ingat, dia kan mabuk. Wajar saja sih.

Dia sampai pada lukisan terakhir. Di lukisan itu, orang itu lagi duduk sambil megang bunga mawar berduri, darah segar bahkan mengalir ditangan orang itu tapi orang itu masih tersenyum dengan sangat indah.

Dia baca quotes dibawah lukisan itu. 'don't be silent and let him know your love' (Jangan diam dan biarkan dia tahu cintamu).

"mmppffftttt.. hahahahah" Mingyu ketawa geli.

"Ternyata lu juga sadboy ya hahahah" Ucap Mingyu ngejek tu lukisan.

"Kenapa ga nyatain aja coba.. Lo aja udah Lukis dia" Setelah Mingyu ngomong gitu air matanya langsung jatuh.

"Lo bruntung masih bisa lukis dia, lah gue.. Cuma pantengin ignya dia aja hahahaha" Tawa Mingyu lagi disela-sela tangisnya.

Orang-orang yang lewat dah kira Mingyu gila untung ganteng kalau ga udah dikira gelandangan itu mah. Tapi mana ada gelandangan pakaiannya bak pegawai kantoran.

Setelah puas, Mingyu balik menuju home home home home. Sialnya pas di jalan dia melihat sesuatu yang tak seharusnya. Sesuatu yang buat tembok pertahanan di hatinya itu roboh. Dia melihat Wonwoo, crushnya dia yang bilang lagi capek ga bisa nemanin dia malah lagi pelukan di jembatan sama bosnya.

Hiiss... itu rasanya kayak ditipu online shop, sakitt banget sampai matanya aja udah ga bisa liat jalan lagi udah jadi kolam ikan tu mata. Dan benar aja beberapa meter kedepan Mingyu menabrak truk besar yang mengakibatkan jalanan macet sepanjang jembatan itu.



___..___

The Bad Fate || GyuHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang