Bab 28.. Kembali tersesat..

340 35 2
                                    

Flashback on

"Sudah sejauh apa progressmu?" Moon Tae Il.

"Dia percaya padaku dan menyuruhku menjaga putranya" Jun.

"Bagus.. Terus cari kelemahannya" Moon Tae Il.

.. Beberapa Tahun Kemudian..

"Kau jadi lebih sibuk, hingga lupa melapor padaku" Moon Tae Il.

"Appa.. Tidak bisakah kita berdamai?" Jun.

"Apa kau sudah gila!?" Moon Tae Il.

"Aku tidak bisa menyakitinya.. Minghao, aku jatuh cinta padanya" Jun.

Taeil menatap Jun selama 5 detik.

"..Akan appa pertimbangkan"

__..__

Hari itu saat Jun berpapasan dengan Tabib yang baru saja keluar dari rumah Hao. Di hari itulah dia mengetahui kebenaran.

"Mengapa anda keluar dari sana?" Jun.

"Hmm Yang Mulia Pangeran Minghao sakit" Tabib.

Namun Jun tahu ada yang tidak beres melihat tangan tabib yang gemetaran.

"Katakan saja semuanya yang anda ketahui" Jun.

Tabib menatap Jun ragu, namun dia rasa hal seperti ini memang harus dikatakan.

"Saya rasa.. Pangeran sedang.. Hamil" Tabib.

"Apa!" Jun.

"Saya juga kaget, namun saya sangat yakin ada 2 detak jantung yang saya rasakan" Tabib.

Jun bergegas masuk. Namun apa yang dia lihat membuat hatinya sesak. Minghao dengan tubuh yang lemas memegang lengan Mingyu sambil memohon agar Mingyu tidak pergi.

Selama mereka bersama, Minghao tidak pernah melakukan itu padanya.

'Apa jangan-jangan'

'Ayah bayi itu--'

Jun memilih keluar, menebas semua pemikiran negatif. Namun dia tidak bisa menyembunyikan air matanya.

__..__

Sama seperti perkataannya pada Wonwoo, bahwa cinta tidak perlu memiliki, seperti itu pula cintanya pada Minghao. Dia hanya akan menjaga dan mengawasi Minghao.

Namun tepat saat pengumuman pernikahan Mingyu dan Wonwoo disebarkan, Jun tidak bisa berdiam diri saja. Tentu saja dia mengunjungi Hao dan memberitahu pernikahan Mingyu dan Wonwoo.

"Hao.. anakmu tetap membutuhkan ayah" Jun.

Namun ekspresi kaget Hao membuat Jun yakin.

'Dia bahkan tidak tahu dia hamil..'

Akhirnya Jun menceritakan apa yang tabib itu katakan dan tepat di malam itulah Minghao hilang. Walaupun dia mencari sekuat tenaga, pria indah itu tidak juga muncul.

Flashback off

__..__

Di sebuah rumah kayu di hutan. Mingyu duduk ditengah-tengah ruangan. Mata sayunya menelisir setiap sudut ruangan.

"Hao.." Lirihnya.

"..Bukankah Hao bilang tidak bisa kemana-mana.." Lanjutnya.

"Kenapa Hao tidak disini.." Sambungnya.

Dihadapannya ada kanvas beserta alat lukis. Bukan apa tapi dirinya bahkan telah menyelesaikan sebuah lukisan dalam semalam.

Matanya kini tertuju pada lukisan. Dia tak bisa lagi menyembunyikan kolam air mata yang sudah dia tahan.

Perlahan air mata itu mengalir ke pipinya.

"Hao benar.." Ucapnya dengan senyum yang dipaksakan.

"..Jika kita niat.." Lanjutnya.

".. Lukisan.. Lukisannya akan jadi.." Mingyu menangis sekeras-kerasnya sambil memeluk lukisan itu.

Lukisan seorang pria cantik yang memegang mawar merah itu seakan tersenyum padanya.

Matanya kembali menelusuri tiap sudut ruangan. Berbagai lukisan telah terpajang disana dan model semua lukisan itu adalah Hao.

Entah sudah berapa lama dia mengunci diri di rumah itu. Bahkan saat kerajaannya hancur dan ayah, ibu beserta saudara-saudaranya menghilang, dia pun tidak tahu.

"Abang menyesal Hao.." Tangisnya semakin menggila.

Bayang-bayang Hao memenuhi kepalanya.

Dan saat dia kembali pada kenyataan, seorang pria telah menghunus pedang padanya.

Jun beserta pengawalnya telah mengelilinginya. Saat Jun melihat Mingyu yang memeluk lukisan Hao, matanya semakin berapi-api.

"Lepaskan lukisan itu. KAU TIDAK PANTAS!" Jun.

"Kau benar.. Aku tidak pantas mencintainya" Mingyu.

"Jangan sebut perbuatanmu itu cinta!" Jun.

"Kau benar.. Aku sangat bodoh" Mingyu.

"Diam! Atau kupenggal kepalamu" Jun.

Namun Mingyu mengangkat lukisan Hao tinggi-tinggi, kini wajah Hao telah setara dengannya.

Dengan air mata mendalam dia mengumbar sebuah janji. Janji yang membuat dirinya begitu menderita hingga sekarang.

"Aku.. Tidak akan bertemu denganmu.." Mingyu.

".. Sampai bumi benar-benar memaafkanku" Sambungnya.

Sreettt..

Suara pedang Jun menggelegar di seisi ruangan. Syal-syal yang menggantung indah ternodai oleh warna merah segar.

Mingyu terjatuh. Dengan sisa kekuatan yang dia miliki, dia meraih lukisan Hao dan memeluknya hingga akhir hayatnya.

Lukisan itu terbalik dan memperlihatkan tulisan yang dia tulis.

'..You are the most beautiful creature I've ever seen..'

Ya.. Benar.. Pangeran bodoh yang jatuh cinta itu adalah aku sendiri..

__..__

The Bad Fate || GyuHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang