Bab 13.. Mencari..

292 29 0
                                    

Di pagi hari yang cerah itu, Seokmin bersama permaisuri Jisoo sudah duduk di atas batu di sungai belakang istana. Mereka sibuk membuat perahu kertas. Tentu saja permaisuri diajar oleh Seokmin.

Namun berbeda dengan Ratu Jisoo yang sibuk memerhatikan perahu-perahu itu, Seokmin hanya menatap setiap inci pergerakan dari wanita dihadapannya itu.

Tatapan yang Seokmin berikan memberi arti kesedihan yang berusaha dia sembunyikan dengan senyuman.

Seokmin bukan orang bodoh yang tidak mengerti arti dan maksud gosip diantara keduanya.

Semakin hari dia semakin menjaga jarak dengan Jisoo. Jisoo yang polos tidak akan mengerti dengan gosip yang beredar belakangan ini namun Seokmin adalah pria baik yang tidak ingin kehormatan Ratu kerajaan ini dipertanyakan. Beruntunglah gosip-gosip itu tidak sampai ke telinga anggota kerajaan.


__..__

Di siang hari ini Jeonghan menuju ke sebuah tempat dimana itu harusnya menjadi tempat awal yang dia selidiki. Ia Jeonghan menuju ke rumahnya. Orangtuanya yang sudah lama meninggal dan berakhir menitipkannya pada keluarga Seungcheol tapi setidaknya Jeonghan yakin dia akan mendapatkan sesuatu disitu.

Baru saja Jeonghan membuka pintu belakang, ia dikejutkan oleh Seungcheol yang sedang menaiki kuda.

"Kau mau kemana"

Nadanya bukan berupa pertanyaan namun perintah yang cukup membuat bulu kuduk Jeonghan berdiri.

"A-aku hanya mau pulang sebentar"

"Tunggu disitu, aku ikut!"

Perintah Seungcheol. Jeonghan ingin sekali lari dari situ, Seungcheol akan sangat mengganggu penyelidikannya. Dan benar saja, Jeonghan segera beranjak dari situ. Sudah banyak informasi yang dia ulik hingga dia tahu dimana alamat dan sekolah lama Wanita ini.


__..__

Setibanya di rumah orangtuanya, dia melihat-lihat bahkan dirinya merasakan sesuatu yang sangat familiar. Perasaan Bahagia dan sedih bercampur jadi satu Ketika ia membuka pintu depan rumah itu.

Seakan menjadi pemilik rumah, tiba-tiba saja Jeonghan begitu hafal setiap sudut rumah mencari sesuatu yang dia sendiri juga heran apa yang dia cari. Dia membuka sebuah lemari kecil dan melihat sebuah kertas yang tertempel dibalik lemari kecil itu.

Entah mengapa air matanya mengalir tanpa ia mau. Sesuatu dalam dirinya merasa sedih sangat sedih. Dia membuka perlahan surat yang sudah usang itu.

Temui aku di sungai belakang istana, aku akan menunggumu Han

Itulah isi suratnya, hanya singkat dan tidak sedih namun mengapa Wanita ini menitihkan air mata?

Tak lama, dia mendengar suara sepatu kuda dan tak lupa suara seseorang yang dia kenal terus meneriakinya.

"Jeonghannn!!!!"

Jeonghan mengelap air matanya, tepat saat itu juga Seungcheol masuk dan segera memeluknya.

"Hah hah.. Kenapa kamu tidak menunggu saya"

Pria itu hos-hosan berlari dengan kudanya disepanjang jalan. Air mata tak terbendung lagi. Bukannya dia cengeng, dia tidak mau Jeonghan pergi meninggalkannya lagi. Semua mimpi buruk yang dia alami terlalu berat untuknya.

Lain dengan Jeonghan yang merasa hambar tidak ada apa-apa dijantungnya bahkan saat pria berwajah suaminya itu memeluknya erat. Kepalanya sibuk berpikir siapa yang menulis surat itu? Dan mengapa dia menangis setelah membacanya?


__..__






Ada bau-bau ga beres nih..

The Bad Fate || GyuHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang