Bab 29.. Terbangun dari mimpi panjang..

466 35 4
                                    

Kelopak mata terbuka perlahan. Silau lampu membuat matanya kembali tertutup. Saat dia kembali membuka mata, seorang pria berdiri tepat menghalangi sorot lampu.

"Seokminn!! Dia sadarr!" Teriak pria itu.

Yang di panggil Seokmin hanya terbaring lemas.

"Dimana ini?" Tanya Seokmin.

Tak lama seorang perawat datang dan segera memeriksa detak jantungnya.

'Apa aku sudah kembali?'

Tak lama kemudian dia kembali menutup matanya.

Dia hanya bisa mendengar suara sahabatnya, Seungkwan memanggil-manggil namanya.

Kejadian beberapa hari lalu berputar di benaknya.

Flashback on

Dirinya teringat saat dia menaiki sebuah kapal dan hendak mengembara. Namun sialnya kapal itu diserang yang dia sendiri tidak tahu ulah siapa itu.

Dia beserta beberapa penumpang hanya bisa berdoa, berharap mereka akan selamat.

Dooor..

Tembakan meriam itu berhasil mengenai badan kapal. Sesaat sebelum dirinya benar-benar menyatu dengan air, dia hanya bisa menutup mata.

Mengingat sebuah wajah polos nan cantik.

"Maaf.. Saya tidak bisa menepati janji.."

Tubuhnya menghilang bersama dengan runtuhan kapal.

Flashback Off

__..__

Di ruangan lainnya, seseorang baru saja sadar dari mimpi panjangnya.

Dia terkejut seakan tak berkutik. Pemandangan pertama yang dilihatnya, membuatnya tidak bisa berkata-kata.

"Mas.." Air matanya jatuh bersamaan dengan kata itu diucapkan.

Yang dipanggil mas itu langsung memeluknya.

"Maafkan saya.." Ucap pria itu.

"Tidak.." Balas Jeonghan.
"..Semua ini salahku.."
".. Maafkan aku yang pernah menyakitimu"

Air matanya mengalir membasahi bahu Seungcheol.

"Mas.. Aku mohon.. Jangan pergi lagi.." Jeonghan tidak menyangka dirinya akan mengatakan kata-kata yang sama seperti yang raja katakan.

Akhirnya dia mengerti, apa yang dirasakan oleh raja saat itu. Dan dia sangat menyesal telah menyakiti pria itu.

Tak lama Dino muncul setelah dari ruangan Seokmin, melihat ibunya telah sadar, dia segera ikut bergabung memeluk ibu dan ayahnya.

"Aku akan beli makan. Kalian tunggu sebentar" Ucap Seungcheol.

Kini hanya Dino dan Jeonghan di tengah ruangan.

"Eomma bermimpi panjang.." Ucap Jeonghan.

Dino tersenyum pada ibunya.

"Dino juga.."

Keduanya kembali tersenyum dan menertawakan takdir.

Mengingat bagaimana mereka hidup di jaman dulu terlebih lagi berjuang kabur dari ayahnya sendiri.

"Yang terpenting.. Semuanya telah kembali pada tempatnya.." Ucap Jeonghan.

__..__

Lain halnya dengan Seokmin dan Jeonghan yang membuka mata dengan orang-orang terkasih di sekeliling, Mingyu terbangun dalam kesendirian.

Tepat setelah dirinya berhasil mencerna apa yang terjadi, dia segera melepas infus dan berlari keluar.

Dengan pakaian pasien yang masih melekat di tubuhnya, dia menaiki taxi.

Bagai orang kerasukan, dia turun dari taxi dan berhadapan langsung dengan  tempat yang dia rindukan.

"H-hao.."

Dia pandangi museum itu dari luar.

Kakinya melangkah maju dan benar saja dia sudah berhadapan dengan minghaonya sekarang.

Walau Minghao tidak bergerak dan berbicara, melihat senyumnya pada lukisan itu saja sudah membuatnya bahagia.

"Hao.. Abang rindu kamu"

Air mata jatuh di pipinya. Dia tidak pernah menyangka lukisan ini akan sangat berarti untuknya.

"Aku harap.. Bumi telah memaafkanku.." Dia terduduk lemas.

Hingga....

Brug..

Sebuah kaleng menggelinding ke kakinya.

"Ah maaf"

Melihat Mingyu yang tak bergerak, orang itu mendekat memungut kalengnya.

Jarak keduanya begitu dekat, bahkan Mingyu bisa mencium wangi orang itu.

sreett..

Mingyu menyambar tangan pria itu. Dengan nafas terengah-engah dia memberanikan diri menatap pria di depannya.

Kemudian dia tertawa sangat besar. Bahkan orang-orang sampai melihat mereka.

"Sudah kukatakan.."
"Hidungku.. Tidak pernah mengecewakanku"

Angin bertiup kencang setelah Mingyu menyelesaikan kata-katanya. Hingga syal orang itu berkibar indah ditiup angin.

"Maaf, bisakah kau melepasku?" Ucap pria bersyal itu.

Namun Mingyu terlalu senang. Dia menatap intens pria itu dan itu cukup membuat pria itu ketakutan.

"Tidak.. aku tidak akan melepas--" Mingyu.

"Hao!"

Seorang pria muncul dari balik pria bersyal.

"kenapa lama"

"Maaf, kalengnya jatuh" Ucap Hao.

"Ayo balik, udah dipanggil guru"

Pria itu menarik tangan Hao dan berlalu meninggalkan Mingyu. Entah mengapa Hao sesekali berbalik melihat Mingyu yang semakin jauh darinya.

"Ada apa?" Tanya temannya.

"Ah tidak, aku seperti mengenalnya" Jawab Hao.

"Mungkin kau bertemu dia di RSJ, lihat saja dia pakai pakaian pasien."

Minghao menggetuk kepala temannya.

"Jangan bodoh Jun, sejak kapan aku ke sana"

.
.

Mingyu hanya terdiam saat kedua anak berseragam itu menjauh darinya.

"Mungkin di kehidupan ini, bumi masih belum memaafkanku.."

Dia menunduk sambil menghapus air mata di pipi.

".. Tolong jaga dia Jun.. sampai waktuku tiba"

Setelah mengatakan itu Mingyu berjalan keluar. Punggungnya yang semakin menjauh dari museum membuat semua lukisan disitu ikut sayu dan bersedih.

__..__

Tamat..


































..Tapi Boong..

The Bad Fate || GyuHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang