Bab 20.. Bunga Gyu..

337 33 2
                                    

Unlocked secret scene..

Samar-samar gue ingat saat malam dimana gue pertamakali nginap di tempat Hao. Malam itu.. Ia malam dimana saat kita baring bersama natap bintang. Gue buka mata gue perlahan natap dia yang udah baring dibawah rembulan.

Gue deketin wajah gue ke dia. Deket.. Deket.. Terlalu deket. Gue bahkan nutup mata gue saat bibir gue berhasil nyentuh kulit dia. Dia terkejut tapi gue udah cengkram kedua tangannya sambil terus mencari asal bau wangi ini. wajah, pipi, dahi, rambut, bahkan lehernya semuanya wangi.

Gue udah terlalu mabuk sampai ga hirauin dia yang terus manggil nama gue suruh lepas. Gue dengan kurang ajarnya narik jubah dia memperlihatkan pundak dan dadanya yang putih mulus banget.

Dia memberontak. Sial.. tubuhnya tambah wangi dan apa-apaan keringatnya ini membuatnya terlihat semakin menggugah dibawah gue.

Malam itu bulan terlalu indah gue sampai kalut. Tanpa gue sadar gue lahap bibirnya kasar, maksa dia buka mulutnya.

"Haoo.. kahhmuhh.. arghhh" Erangan gue disela-sela ciuman gue. Hao udah takaruan dibawah sana.

"arghh enakhh bangethh" Gue kerasukan iblis malam itu dan dengan brengsek udah paksa Hao.

"Hahhh kamu buat abang pusing Hao hahh"

"Bau kamu candu, Senyum kamu candu, Tubuh kamu juga candu bagi abang"

Sambil cium kasar Hao gue sempatin buka jubah gue memperlihatkan tubuh bagian atas gue. Gue kehilangan kendali gue sampai gue beneran gigit bibir Hao sampai berdarah. Gue masih hisap darahnya sampai gue tersadar.

Gue berhenti serempak. Natap Hao yang udah takaruan, hos-hosan tapi indah. Bahkan bekas kemerahan di dada, leher dan pundaknya membuatnya semakin menggugah. Tapi gue sadar, itu Hao dan apa yang gue lakuin ini salah.

Bibir gue gemetar sambil ucapin maaf berkali-kali. Gue bahkan rebahin tubuh gue diatas dia dan kepala gue mendarat indah di dadanya.

"Ma-maaf Hao.. A-abang hilang ke-" Gue belum selesai ngomong dia udah lingkarin tangan dia di leher gue. Dia bangun trus deketin bibirnya ke telinga gue.

"Abang ga mau selesein yang udah abang mulai?" Shittt.. Seakan menangin lotre gue beneran hepi. Bulu kuduk gue bediri selagi nafasnya kena telinga sama leher gue.

Gue langsung lahap bibirnya lagi dengan penuh nafsu dan dia.. Dia juga balas ciuman gue sambil lingkarin tangan dileher gue. Dan detik berikutnya entah gimana kita udah diatas kasurnya. Gue ga bertanya dan dia juga. Kita masih asik menyalurkan nafsu kita sampai akhirnya gue buka suara.

"Haoo hhh.. Abhhang sayang Hao hh" Dia ga bilang apa-apa dan masih terus terhentak dibawah gue. Ia gue tahu gue udah masukin dia. Lilin udah dimatiin tapi dia masih bersinar dengan desahan dibawah gue.

Sialll.. Gue udah ga peduli gue pengen nikmati malam ini seakan gaada hari esok. Gue hentakin milik gue semakin kuat ke dalam dia. Dia angkat kepalanya, lehernya terlalu mulus untuk gue biarin. Gue hisap lehernya sambil terus menghentak. Dia terus mendesah dan gue suka itu. Gue tambah kecepatan temponya dan buat dia merancau ga jelas. Gue senyum tipis padahal dalam hati udah ga tahan banget pengen mainin dia terus.

Setelah beberapa menit dengan posisi itu Mingyu merasa miliknya mulai membesar tanda pelepasannya mendekat. Dia langsung membalikkan Hao membelakanginya dan mempercepat tempo. Terlalu cepat, Hao sampai terhentak kuat. Dan beberapa menit kemudian Mingyu mengeluarkan benihnya didalam Hao.

Mingyu langsung rubuh diatas tubuh Hao. Tapi Mingyu tidak puas hanya dengan 1 ronde bukan? Dia lanjut menggigit dan menjilat belakang leher dan pundak Hao. Membuat Hao menggelinjang geli dan Mingyu senyum menampilkan taringnya.

Malam erotis itu keduanya lewati dengan desahan dan erangan hingga keduanya benar-benar terlelap lemas.

End Secret Scene.

Mingyu sadar dari lamunannya. Dia pegangin kepalanya yang sakit. Jantungnya sesak. Dia bingung bagaimana bisa melupakan kejadian penting ini. Apa perasaan Pangeran Mingyu menguasainya hari itu? Bukan. Apa nafsu yang menguasainya malam itu?

Dia tatap wajah pria yang dia tidurin itu dengan rasa bersalah. Dia mundur kala pria itu mendekat dengan senyuman cerah. Nafasnya seakan berhenti dia tidak brani menatap Hao sekarang terlebih lagi wanita yang berdiri didepan sana, Wonwoo.

Hao ngambil kanvas ditangan Mingyu.

"Abang udah tahu mau lukis apa?"

Gue kehilangan tenaga gue dan biarin dia lihat lukisan gue. Sedetik kemudian senyumnya luntur, dia angkat kepalanya natap gue.

"A-abang lu-lukis wonwoo ya"

Ia dia ga bodoh, dia lihat pola pada kain yang mau gue lukis. Itu pola pada baju wonwoo. Dia nunduk sambil ngomong.

"Jadi a-abang mau belajar lukis buat wonwoo ya" Dia tanya sambil mainin ujung syalnya.

Gue liat tangannya gemetar. Apa dia nangis? oh Tuhan bagaimana ini? Disini ada Hao dan didepan sana ada Wonwoo. Apa yang harus gue lakukan?

Sepertinya gue harus bicara dengan Hao. Gue narik Hao masuk ke kamar. Orang-orang udah pada heboh diluar mereka menebak apa yang bakal terjadi sama Pangeran Mingyu dan Pangeran Minghao yang ga pernah cocok. Tepat saat pintu depan gue tutup dia kasih kanvas yang dia bawa ke gue.

Dia senyum sambil ngomong.

"hehe, maaf ya atas keributannya, Hao cuma bawa ini kok" Dia ucapinnya santai bet kek ga ada apa-apa.

"Hao balik dulu ya bang" Udah habis ngomong itu dia buka pintu trus pergi dengan mandiri.

Gue liat lukisan di kanvas yang dia kasih. Bunga Matahari? Gue baca judul lukisannya, "Gyu Flower's".


__..__

Disaat yang sama. Istana bersukacita kala Raja Choi Seungcheol kembali membuka matanya. Dia terlihat suram dan menolak semua obat dan makanan yang diberikan.

Pria itu berjalan dengan tatapan kosong menuju sebuah pohon besar dihalaman belakang. Ia melihat ukiran yang dilukis indah pada batang pohon itu.

Cheol + Han

Sungguh masa itu sangat membahagiakan baginya. Anak berusia 6 tahun harusnya belum paham dengan pernikahan. Tapi yang Seungcheol tahu, diumurnya yang ke 6 tahun saat Jeonghan dititipkan pada orangtuanya, dia paham apa arti jatuh cinta.

Pernikahan mereka memang sudah direncanakan orangtuanya, dia paham itu. Tapi Seungcheol sangat bersyukur karena dia benar-benar sudah menaruh hati pada Jeonghan.

Tepat dihari pertunangan mereka Jeonghan menghilang. Pergi membawa semua harapannya. Mungkin selama ini dia hanya peduli pada perasaannya hingga tidak menyadari perasaan Jeonghan yang tidak bahagia dengannya.

Tapi asalkan Jeonghan tahu. Seungcheol sangat mencintai Jeonghan melebihi tahta dan nyawanya.

__..__

Disisi lain perasaan dilema juga dirasakan wanita bernama Choi Wonwoo. Seharian dari pagi dia hanya duduk di taman bunga sambil liatin orang-orang.

Pria gagah dengan jubah kebesaran melewati taman bunga itu. Tapi entah mengapa Wonwoo bahkan sudah tidak peduli.

Pacarnya di masa depan itu sungguh sudah hambar dihatinya. Harusnya dia baik-baik saja, tapi mengapa dia masih gelisah mencari-cari seseorang.

Pria yang jatuh cinta pada hutan itu benar-benar menghipnotisnya lewat senyuman.

Akankah pria yang mencintai hutan itu mau melihat laut?

__..__

The Bad Fate || GyuHaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang