Di tempat yang berbeda, tepatnya di Undersea, tempat Fang berada sekarang. Ia sedang mengobati luka memar dan gores pada tubuh Friz yang habis bertarung.
"Huh, seharusnya aku datang lebih cepat tadi" sesal Fang sambil mengoles salep di lengan Friz.
"Aduh.. pelan-pelan.." ringis Friz.
"Maaf"
"Apa kau tau siapa mereka?" tanya Friz.
"Tidak. Aku bahkan baru pertama kali bertemu dengan mereka"
"Hmm.. tapi mereka mengenalmu. Mungkin mereka memang sahabatmu. Ingatan mu 'kan masih belum pulih sepenuhnya. Dan yang satunya, yang dipanggil kapten tadi, dia mirip dengan mu, sepertinya dia memang kakakmu"
"Tch, jangan bercanda. Aku tidak punya kakak sekejam itu. Lagipula jika mereka memang orang yang dekat dengan ku, aku tidak peduli, mereka lebih tampak seperti penjahat"
*Tok tok tok*
"Masuk" ujar Friz.
Ternyata yang datang adalah Velta dan Sona. "Bagaimana keadaan mu? Sudah cukup membaik?" tanya Velta.
"Ya. Ini bukan luka serius, hanya lecet sedikit" jawab Friz.
"Benar, lecet kecil yang membuat seorang Friz mengaduh kesakitan" ejek Fang.
"Ish, kau ini.." bisik Friz sambil menyikut Fang.
"Lah? Benar 'kan?" tanya Fang sambil cengar-cengir.
"Oh ya, Fang. Siapa yang menyerang kalian tadi?" tanya Sona.
"Hmm.. entahlah mereka mengaku-ngaku sebagai teman ku, tapi mereka menyerang Friz, aku tidak mengerti, siapa dan apa mau mereka" jawab Fang.
"Mungkin mereka hanya ingin menjebak mu. Dia ingin membawamu keluar dari sini dan pergi ke planet atau tempat yang jauh agar keluarga mu yang asli tidak bisa menemukan mu" kata Velta.
"Hmm.. ya.. mungkin" Fang mengangguk pelan.
"Bicara tentang planet, aku belum tau kalian berasal dari planet mana?" tanya Fang.
"Ouh, kami berasal dari planet Fairyland, tempat para alien berwujud mirip peri tinggal" jawab Sona.
"Semua penduduknya adalah peri? Wah.. kapan-kapan ajak aku berkunjung ke sana" kata Fang.
"Tentu" singkat Velta.
----Skip malam hari----
Fang merogoh selembar kertas yang dilipat menjadi kecil dari dalam saku celananya. Fang menemukannya saat setelah orang-orang yang menyerang Friz pergi.
Fang membukanya dan membacanya.
Fang.. Aku harap kau masih 'ada'
Sudah lama kita berpisah
Begitu banyak kenangan yg kita lewati
Ada dimana kita tertawa dan sedih bersama
Dan bahkan kita pernah melucu
Agar saling menghibur sama lainBegitu banyak kenangan yg kita buat
Tak terasa kita lewati itu semua
Bahkan aku tak menyangkalnya
Bahwa setelah kepergian mu
Aku di sini pun begitu sangat kehilangan sosokmuKau tau? Saat ini aku merindukanmu
Dengan kata ini
Aku mengutarakan kerinduanku
Aku berharap kita bisa seperti dulu lagi, sahabatku—Boboiboy—
Begitulah isi nya. Boboiboy? Tunggu dulu, sepertinya dia pernah mendengar nama itu.
"Aaakkh... Kepalaku.."
Serangkaian kenangan melintasi pikirannya dengan begitu cepat, tapi lumayan jelas.
'Kau baik-baik saja Fang?' tiba-tiba suara yang tidak asing terngiang di telinganya.
'Apa kau tidak ingin belajar bersama kami?' suara yang berbeda memanggilnya.
'Terimakasih, landak ungu'
Semua memorinya tercampur aduk, sulit untuk memisahkan dan mengurutkan nya.
"Aaakhh.." Fang berusaha konsentrasi dan meluruskan pikirannya.
'Berhenti!! Atau..' orang itu menyergap Fang dari belakang dan menempelkan pisau yang terlihat tajam ke leher Fang.
'Jangan!' teriak seseorang.
'Serahkan diri kalian jika ingin teman-teman kalian tetap utuh. Turunkan senjata dan lepaskan jam kekuatan kalian'
'Tidak! Jangan Boboiboy! Jangan lakukan ini lagi! Sudah cukup kau menyelamatkan ku kemarin! Selamatkan saja yang lainnya dan selesaikan misinya!' cegah Fang.
'Diam!' orang itu menggores bahu kanan Fang dengan pisau yang ia pegang.
'Aarrgg..'
'Fang!'
"Bo.. Boboiboy?" gumam Fang.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Sementara itu, Boboiboy yang sedang berada di kamarnya bersiap untuk tidur, tapi ia masih belum ingin tidur. Boboiboy hanya berbaring dengan perasaan gelisah. Akhirnya ia memutuskan untuk menulis sesuatu lagi, tapi dia ingin membaca tulisan yang ia tulis kemarin.
"Eh? Dimana kertas puisi ku?" gumam Boboiboy sambil memeriksa meja dan laci nya.
"Tunggu dulu.. kemarin malam aku menyimpan nya di dalam saku celana dan langsung tidur. Saat bangun.. ada panggilan dari kapten Kaizo. Apa mungkin.. kertas itu jatuh di Undersea?" tebak nya.
"Aduh.. kalau ada yang menemukannya bagaimana? Tapi... Kalau seandainya Fang yang menemukannya, itu bagus. Puisi itu bisa membantu pemulihan ingatan nya"
Boboiboy akhirnya tidak jadi menulis puisi lagi, dan langsung tidur dengan perasaan sedikit tenang.
-----------
Keesokan paginya, di Undersea. Fang bangun lebih awal untuk memikirkan cara agar bisa bertemu dengan seseorang bernama Boboiboy itu. Ia penasaran, siapa sebenarnya mereka dan apa hubungan mereka dengan dirinya.
Jika Fang mengeluhkan hal ini pada Friz, Friz pasti akan membantu nya sampai berhasil. Tapi Fang tidak ingin terus menerus merepotkannya.
---
Friz yang kebetulan lewat saat itu, secara tidak sengaja melihat Fang mondar mandir di dalam kamarnya."Fang?" panggil Friz.
"Friz?" Fang terkejut.
"Kau terlihat gelisah, ada masalah apa?"
"Eeuumm.. tidak apa-apa. A- aku hanya.."
"Fang" potong Friz. "Aku tau kau sedang berbohong, katakan saja padaku apa yang mengganggu pikiran mu saat ini?"
"Huuh.. baiklah. Sebenarnya... Aku sedang memikirkan cara agar bisa bertemu dengan orang yang bernama Boboiboy" jawab Fang.
"Boboiboy? Maksudmu.. orang yang kemarin datang ke sini? Bukankah kau membencinya? Kenapa kau tiba-tiba ingin menemuinya?" tanya Friz berturut-turut.
"Aku menemukan kertas ini kemarin, dan setelah aku membacanya, ada sedikit memori ku melintas, aku melihat Boboiboy sebagai sahabat ku" Fang menyodorkan selembar kertas berisikan puisi yang ditulis langsung oleh Boboiboy.
"Jadi aku ingin bertemu dengan nya untuk memastikan yang sebenarnya" lanjut Fang.
"Kalau begitu aku akan membantumu pergi ke atas daratan sana"
"Sudah kuduga kau akan mengatakannya. Tapi tidak perlu, aku akan.." Fang mencoba menolaknya.
"Fang, percayalah padaku, aku akan selalu membantumu" potong Friz.
"Terimakasih"
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Menyerah Menjadi Pilihan [KaiFang Fanfiction]
Короткий рассказMenceritakan kisah KaiFang yang sering dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Hanya mereka yang peka lah yang mengerti tentang alur kehidupan KaiFang. Masa lalu yang kelam, menjadi awal semua nya bermula. •••••••••••••••••• Bertahanlah.. Ja...