15

1.5K 238 52
                                    

.
.

Drt Drt

Ponsel chaeyoung berdering saling menatap dengan jennie sebelum mengangkatnya.

Chaeyoung menarik nafas dalam ayahnya menelpon.

"Yeobboseyo appa"

"Sedang ada dimana?"

Chaeyoung melirik jennie di samping nya.

"Aku sedang di caffee"

"Pulang sekarang"

"Iya aku akan pulang nanti"

"Appa bilang sekarang park chaeyoung"

Chaeyoung menelan susah payah selivanya.

Entah yang di pikirkannya benar atau salah tapi menurutnya ayahnya sedang marah sekarang.

"Nde appa"

Tut~

"Jennie sepertinya aku tidak bisa mengantarmu pulang"

"Aku harus pulang sekarang" kata chaeyoung cepat mengemasi semua barangnya.

"Ada apa?" Sebelum chaeyoung berdiri jennie menahan tangannya.

"Tidak ada, hanya urusan kecil"

"Benarkah?"

Tanya jennie ragu. Chaeyoung menghela napas menggenggam tangan jennie.

"Percayalah padaku" kata chaeyoung menyakinkan yang membuat jennie mengangguk ragu.

"Aku pergi dulu ya"

"Hati hati, jika terjadi sesuatu kabari aku"

Chaeyoung mengangguk melangkah menjauh dengan senyuman yang sangat indah. Senyum yang penuh dengan kebahagian bukan senyum penuh penderitaam lagi.

–––

Siwon sekarang sedang di ruangan kerjanya.

Menunggu chaeyoung, matanya terus saja tak bergerak dari lembaran kertas di depannya.

Sebuah lembar kerja siswa yang ia dapatkan dari wali kelas chaeyoung.

Cklek

"Appa" panggil chaeyoung saat sudah berdiri di depan meja kerja siwon.

Siwon sama sekali tak melirik chaeyoung

Chaeyoung melirik sebentar apa yang di lihat siwon.

Oh tuhan itu lembar kerjanya dia mendapat nilai dibawah standar bagaiman bisa ayahnya mendapatkannya?.

"Kau sudah tau kesalahanmu park chaeyoung"

Chaeyoung mencoba untuk tetap berdiri tegap

"Nde appa"

"Akhir akhir ini spertinya kau benar benar melewati batasku"

Siwon mulai berdiri, berjalan ke arah chaeyoung menatapnya yang sedang menunduk.

"Bukankah ujian akhir sudah sangat dekat"

"Nde appa"

"Lalu kenapa kau seperti orang yang sedang liburan bersantai seperti orang tidak bertanggung jawab"

Mata chaeyoung rasanya sudah sangat panas mendengar ucapan ayahnya.

"Maaf appa"

Plak

Wajah chaeyoung seketika berpalimg saat tangan dingin ayahnya memberinya tamparan.

"Apa hanya itu yang bisa kau ucapkan"

Number One -Chaennie-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang