.
.
.Brak
Pintu di buka secara kasar dan masuklah yoona dengan air mata yang sudah mengalir.
Pandangan yoona jatuh pada chaeyoung yang meringkuk dan metanya menatap tajam siwon.
"Apa yang sudah kau lakukan pada anakku!" Teriak yoona berjalan cepat ke arah siwon
Plak
Wajah siwon berpaling saat yoona memberikan tamparan di pipi sebelah kanannya.
"Kau.." tunjuk siwon penuh emosi tapi yoona tidak takut sama sekali sekarang.
Dulu dia sangat menghargai siwon sebagai suami nya.
Tapi sekarang apa yang dia lihat dan dengar membuatnya ingin sekali membunuh pria yang berani melukai putrinya.
"Apa!...kau ingin membunuhku" tantang yoona
"Kau dengan anak sialan itu sama saja"
"Siapa yang kau sebut sialan!"
"Selama ini aku merasa sangat bodoh menjadi seorang ibu bagi chaeyoung sampai membiarkan anak nya sendiri dipukuli oleh ayahnya. Kau tau apa yang aku rasakan saat mendengar chaeyoung berteriak tadi jantungku berdegup kencang takut. Dan kau yang membuat gadis kecilku berteriak!"
"Beraninya kau berteriak padaku!"
Tangan siwon yang ingin menampar yoona tiba tiba terhenti karna chaeyoung langsung berdiri di depan yoona menghalangi.
"Kau boleh menyakitiku, tapi tidak ibuku" tekan chaeyoung menatap tajam siwon.
Dia berusaha untuk berdiri mengumpulkan semua kekuatannya.
Chaeyoung hampir saja jatuh terhuyung jika yoona tidak dengan sigap menahannya.
"Sayang kita pergi dari sini ya" kata yoona menangis tanganya mengelus pipi chaeyoung.
Wajah chaeyoung benar benar merah menahan sakit di sekujur tubuhnya. Darah dibibirnya sudah sedikit mengering.
Chaeyoung hanya mengangguk lemah karena memang tubuhnya sudah tidak berdaya.
Yoona segera membopomg tubuh lemah chaeyoung untuk keluar dari ruangan neraka ini.
"Aku akan segera mengirimu surat perceraian" ucap yoona dingin pada siwon sebelum pergi.
Siwon hanya melihat mereka perlahan menjauh tidak ada rasa bersalah di wajahnya hanya penuh dengan emosi.
"Aargh!" Teriaknya membuang semua benda di mejanya.
–––
Yoona dengan perlahan membaringkan chaeyoung di ranjangnya.
Dengan telaten mulai menganti pakaian chaeyoung mengobati luka memar yang ada di perutnya dan bagian lain ditubuhnya.
Sungguh yoona tidak sanggup jika seperti ini dia merasa sangat gagal menjadi seorang ibu.
Sedangkan chaeyoung hanya menutup matanya tidak tidur hanya mencoba untuk menghilangkan rasa sakit di kepalanya dan juga mual di perutnya.
"Sayang~" chaeyoung membuka matanya, pandangannya sayu.
Yoona mengelus pipi sang anak
"Maafkan eomma eoh" serak yoona dengan air mata
Chaeyoung mencoba untuk tesenyum meski sangat sakit rasanya dan akhirnya dia hanya bisa mengangguk.
"Kita ke rumah sakit ya" bujuk yoona lagi karena tadi chaeyoung menolak katanya tidak apa hanya sakit sedikit.