.
.
.Sepertinya dunia sedang senang, memancarkan senyuman di pagi hari dengan sinar nya yang menyebar ke seluruh penjuru.
Jennie berdiri di depan pintu gerbang sekolah.
Menarik nafas dalam sebelum masuk.
"Selamat pagi" senyum nya timbul merekah saat yang ditunggu sudah datang.
Jennie tersenyum menoleh kesamping untuk melihat pirang kesayangannya.
"Pagi~" chaeyoung terkekeh gemas saat jennie tersenyum, kau tau jika dia tersenyum pipinya akan semakin mengembang hampir menelan matanya.
"Ayo masuk" jennie mengangguk berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan.
Chaeyoung sudah boleh bersekolah atas ijin yoona.
Dua hari lalu dia sudah keluar dari rumah sakit, pemulihannya cukup cepat. Kau tau apa yang membuat dia begitu semangat.
"Cepat lah sembuh, kita masih harus berkencan"
Itu yang di ucapkan jennie saat berkunjung ke rumah sakit lalu, jadi dia harus sembuh dengan cepat.
Kalian tau?, kemarin adalah pengumuman untuk ujian akhir, dan kabar yang paling membuat bahagia adalah.. chaeyoung berhasil mendapat nomor satu! mengalahkan satu angkatan bahkan jennie.
Setidaknya chaeyoung sudah mengabulkan apa yang selama ini selalu diingkan ayahnya. Menjadi anak yang berbakti.
Sungguh pasangan yang serasi. Opst sepertinya belum menjadi pasangan.
Salahkan chaeyoung yang terlalu lamban untuk menjadi kan jennie sebagai kekasih.
Tapi tenang, chaeyoung sudah merencanakan untuk mengajak jennie berkencan nanti malam. Dan dia akan menyatakan perasaannya dengan hal yang paling berkesan hingga jennie tidak akan pernah melupakannya.
"Apa menurutmu mereka sudah jadian"
Tanya lisa pada jisoo di sebelahnya. Mereka ada di belakang orang-orang itu, memperhatikan dari tadi.
Jisoo menoleh, mengangkat bahunya tidak tahu dan berjalan masuk.
Lisa yang diabaikan seperti itu hanya dengan langkah kesal nya mengikuti jisoo.
Mereka semua hanya bersekolah untuk berdiskusi masalah wisuda dan acara kelas lainnya. Sudah tidak ada pembelajaran juga.
———
Tidak ada yang lebih bahagia dari siwon sekarang, bagaimana tidak. Saat mengetahui chaeyoung menempati nomor satu dia sangat senang bahkan hampir meninggal. ekm maafkan mulut saya.
Dia memutar-mutar kursi kerjanya dengan tersenyum bangga.
Mencoba menjadi lebih baik ternyata sangat penting. Siwon akan mengubah sifat buruk yang sebelum nya, memperbaiki kesalahannya di masa lalu.
Memperbaiki keluarga kecilnya, siwon memandang surat di atas meja kerja nya, surat perceraian nya dengan yoona, dia belum menandatangani nya.
Siwon berpikir rumah tangga yang sudah dia bangun selama ini, apa harus berakhir dengan perceraian. Siwon akan berusaha untuk memperbaiki.
Meminta maaf pada yoona dan juga chaeyoung. Mungkin kata maaf tidak cukup untuk semua yang sudah dia lakukan atau hal terburuknya adalah isteri dan putrinya tidak akan memaafkan.. tapi menurut siwon itu bukan sia-sia tapi sebuah bentuk usaha.
Siwon tersenyum tipis, berdiri mengambil kertas itu.. meremas dan melemparkan nya ke tempat sampah.
Dia harus menemui yoona dan memperbaiki semua nya.
———
"Nanti aku akan menjemput mu" kata chaeyoung pada jennie.
Dia mengantar jennie pulang.
Jennie mangangguk dan tersenyum berdiri di depan pintu gerbang rumahnya.
Chaeyoung tersenyum, maju beberapa langkah untuk mengelus kepala jennie.
"Ini kencan pertama kita" kata chaeyoung tersenyum tulus.
Jennie ingin teriak sekarang.
"Chaeyoung"
"Hm"
"Kenapa semua yang kau ucapkan sangat manis"
Chaeyoung terkekeh gemas, bagaimana jennie ini.
"Kau lebih suka chaeyoung yang dingin dan cuek padamu atau chaeyoung yang manis dan sayang padamu"
"Aku pilih, pilihan kedua" jennie menunjukkan dua jari nya dengan senyum yang akan selalu di berikan kepada chaeyoung.
"Uh manis sekali" jennie mengerucutkan bibirnya saat chaeyoung menguyel pipi nya dengan gemas.
"Uhh.. kau juga manis sekali" balas jennie menguyel pipi chubby chaeyoung.
Pasangan yang cocok... satu dengan pipi mandu nya dan satu lagi dengan pipi tupai nya.
"Sudah, aku harus pulang dan bersiap untuk kencan kita" kata chaeyoung cemberut menyudahi kegiatan saling gemas dua pasangan itu.
"Yah pulanglah, berdandan dengan sangat menawan hingga membuatku tidak bisa tidur memikirkanmu malam ini" jennie berucap.
Chaeyoung tersenyum 'lagi' pada jennie "ya sudah aku pulang dulu yah"
Jennie mengangguk melihat chaeyoung mulai masuk ke dalam mobilnya.
Dia masih menggunakan sopir untuk mengantarnya.
"Hati-hati ya, jika sudah sampai hubungi aku"
Jennie menunggu respon yang akan di berikan chaeyoung.
Tapi, hey dia masih sibuk memasang seatbelt nya mungkin dia tidak mendengarnya.
"Kau mendengarku park chaeyoung" chaeyoung memandang wajah jennie setelah selesai dengan urusan seatbelt nya.
"Aku mendengarmu jennie, aku akan menghubungimu jika sudah sampai" senyum jennie timbul mendengar jawaban chaeyoung.
"Aku pergi ya" kata chaeyoung sebelum mobil itu pergi perlahan.
Jennie tersenyum melambaikan tangannya pada chaeyoung yang masih menimbulkan kepalanya di kaca jendela sampai mobil itu mulai menjauh.
Hari ini sepertinya jennie banyak tersenyum.
Bahagia? Jennie tidak dapat mendeskripsikan perasaan nya sekarang jika ada kata yang lebih dari bahagia mungkin dia akan menggunakan itu.
Sungguh mungkin bisa dibilang mimpi nya berhasil. Mengobrol dengan chaeyoung hingga berkencan dengan gadis pirang itu.
Jennie tersenyum, menggoyangkan badan nya ke kanan dan ke kiri.
Memegang bibir nya sekilas, bayangnya masih terlihat sangat jelas saat di toilet, yah meski masih dalam kondisi yang buruk pada saat itu tapi menurut nya sangat berkesan.
Dia ingin mengulangnya dengan sedikit lebih lama.
Berciuman dengan park chaeyoung.
Mengingat semua itu membuatnya gila. Dia masuk ke rumah dengan melompat lompat senang.
Jennie sedang mabuk oleh park chaeyoung si pirang kesayangannya.
Tbc
Silakan melakukan apapun. Jika sedang ingin mengumpat maka lampiaskan. Jika senang bahagia maka berbagilah. Terima kasih🤍