Haii... teman ngabuburit datang lagi. yuhuuu.
Happy reading, jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Juna menangis dihadapan Taheem dan Beena. Dirinya sangat bingung, Sarah adalah istri yang harus ia lindungi, sementara disisi lain, ia harus patuh terhadap ibunya, apalagi maksud dari sang ibunda itu baik, Juna sangat mengetahui itu. Seorang lelaki, walaupun sudah menikah, letak surganya tetap dibawah telapak kaki ibu. Berbeda dengan perempuan yang segalanya berpindah pada sang suami.
"Pelan-pelan saja kang Juna jelasin. Kang Juna mengerti maksud baik dari kedua wanita yang kang Juna cintai itu. Luruskan kesalahpahaman keduanya." Taheem mengelus punggung Juna.
Ibunda dari Juna ini memang memiliki perangai yang sulit ditebak, ia sangat peduli pada orang lain, tapi sering menunjukkannya dengan cara yang salah. Sering sekali malah kata-kata pedas dan ekspresi judes yang keluar dari ibundanya itu. Tapi Juna tahu bagaimana maksud dari ibunya.
Ibundanya itu sering memaksa untuk mengasuh putrinya karena sangat khawatir pada Sarah. Sarah harus memerhatikan banyak santri di pesantren, ia juga harus berperan menjadi istri yang melayani Juna. Jika di rumah pun, Sarah selalu saja mengerjakan pekerjaan rumah walaupun sudah dilarang karena khawatir kelelahan. Jika ditambah mengasuh anak, ibunda Juna khawatir Sarah kelelahan dan melampiaskannya pada sang anak.
Ibundanya sering sekali memarahi Juna agar mengingatkan sang istri agar tidak mengerjakan segala hal. Tapi memang tak pernah ia tunjukkan langsung dihadapan sang menantu. Gengsinya terlalu tinggi, begitulah perangai ibunda Juna. Juna sendiri pusing menghadapinya.
Akibat gengsi tinggi dari sang ibu, Sarah salah paham, Sarah mengira jika mertuanya itu ingin memonopoli anaknya dan tidak memberinya ruang untuk mengasuh anaknya. Ya, Juna akui memang terkadang ibunya itu berlebihan jika mengambil Adiba dari Sarah. Tapi Juna sangat paham maksud dari kedua wanita ini tidak ada yang buruk. Hanya cara mereka mengekspresikannya saja yang kurang tepat.
"Kalau Sarah udah marah itu susah Taheem. Sarah itu tipe wanita yang tidak pernah marah akan hal yang paling krusial dan selalu memendamnya. Selalu bertingkah ceria kapanpun ia bisa. Padahal kadang, ada hal-hal yang bikin dia kepikiran, termasuk prihal Adiba." Juna menghapus air matanya.
"Begini kang Juna. Saya memang belum lama menikah dengan Beena, rasanya nggak pantas kalau saya kasih kang Juna masukan. Lebih baik kang Juna komunikasikan masalah kang Juna dengan ayah dari kang Juna. Minta pendapat beliau yang tahu betul bagaimana perangai istrinya dan bagaimana cara membujuknya. Sementara itu, kang Juna beri pengertian istrinya kang Juna pelan-pelan. Insyaallah Allah beri jalan kang." Ucap Taheem.
"Iya Taheem."
"Ustadz Juna, aku juga insyaallah bisa bantu untuk menenangkan teh Sarah. Semoga teh Sarah nanti bersedia mendengarkan kang Juna dengan hati yang lapang." Beena ikut menenangkan suami dari sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ta'aruf [Taegyu] ✔
Romance[End] Beena (Beomgyu GS) si putri satu-satunya kiyai di salah satu pesantren lelah dengan sang ayah yang selalu menolak semua lamaran lelaki yang datang untuk Beena. Entah sudah berapa belas kali kiyai itu menolak lamaran dengan alasan yang beragam...