Chapter 14 - Hati yang Ikhlas

2K 175 46
                                    


Assalamualaikum Warahmatullah Readers yang selalu dilindungi Allah.


Apakah masih semangat menunggu kelanjutan book ini? Semoga tidak bosan deh dengan alurnya yang terbilang flat dan semoga masih sesuai ekspektasi temen-temen semua.


Biasanya aku upload pas ngabuburit, tapi sekarang ganti deh, habis tarawih saja uploadnya biar seru.


Happy reading smart readersku!!


"Mas Taheem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Taheem." Beena tersenyum sembari menghampiri Taheem yang sedang duduk membaca koran Minggu pagi. Kacamata bulat tertanggar di pangkal hidungnya.

"Iya sayang? kenapa istrinya mas?" Taheem terkekeh melihat senyum Beena yang aneh. Pasti istrinya ini ada maunya.

"Eummm..." Beena memegang bibirnya dengan jari telunjuk lentiknya. Tanda ia ragu-ragu untuk mengatakan sesuatu pada suami tampannya. "Mas mas..." Beena berinisiatif untuk beranjak duduk di pangkuan suaminya. Tentu membuat Taheem terkejut, tapi setelahnya Taheem malah bertahmid karena mendapat rezeki pagi-pagi di hari libur.

"Heyy... kenapa sih sayangnya mas? Hmmm? Mau apa coba bilang ke mas." Taheem melingkarkan tangannya di pinggang ramping sang istri. Ya masih ramping, mungkin beberapa bulan lagi tidak, mengingat usia kandungan istrinya akan terus bertambah.

"Kakak Hayya kan sudah pulang dari rumah sakit kemarin. Aku mau nginap di rumah Abi, mau tidur sama kakak Hayya." Ucap Beena dengan memasang wajah memelasnya. Taheem menepuk jidatnya, kalau istrinya ingin tidur dengan kakak perempuannya, lalu ia akan tidur dengan siapa? Setiap hari ia memeluk sang istri saat tidur.

"Kenapa memang mau tidur dengan Kak Hayya? Nanti mas tidur dengan siapa dong?" Taheem mengelus rambut panjang sang istri yang tidak terbalut hijab. Sungguh istrinya itu sangat cantik baik dengan hijab maupun tanpa hijab. Allah memang memberikannya suatu berkat sehingga ia mendapatkan istri seperti Beena.

"Dengan guling mas." Beena berkedip lucu. Astaghfirullah, istrinya ini tega sekali, masa dirinya disuruh tidur dengan ditemani guling. "Lagipula Beena juga nggak tau kenapa mas, tiba-tiba pengen tidur sama kakak Hayya. Ngidam kali ya mas?" Beena terlihat imut dengan wajah berpikirnya.

"Ada-ada aja kamu sayang. Masa ngidam minta tidur dengan kak Hayya. Itu mah karena kamu masih ngerasa bersalah ke kak Hayya ya? Karena berprasangka yang tidak-tidak, terus juga karena kamu nggak bisa temenin kak Hayya selama kak Hayya dirawat di rumah sakit?" Otak Taheem yang memang selalu diisi logika dan fakta, serta perangainya yang realistis langsung bertanya demikan. Prihal ngidam mengidam, banyak mitos yang disebarkan, Taheem jadi bingung sendiri ingin bereaksi seperti apa dengan sesuatu yang tidak realistis itu.

"Hehe. Iya mas. Boleh ya mas... Eunggg... mas Taheemku, calon penghuni shurganya Allah, yang insyaallah selalu mendapat ridha Allah disetiap langkahnya mas. Boleh ya mas ya... ya ya ya." Beena mengeluarkan segala jurus andalannya untuk mendapat izin dari sang suami tercinta. Dan nyatanya memang sangat manjur di Taheem, mana bisa Taheem tidak mengizinkan sang istri kalau sang istri berlaku manis dan imut seperti itu dipangkuannya.

Ta'aruf [Taegyu] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang