※ Sick ※

161 37 1
                                    

Felix menatap langit-langit kamar, lalu berguling ke kanan dan ke kiri di atas kasurnya. Bayangan wajah Ivy saat tadi siang masih terbayang dipikirannya, sungguh meresahkan.

Saat di kantor tadi siang, Felix duduk di samping Ivy yang masih tertidur. Lalu dengan tiba-tiba Ivy memeluknya dari samping, dan Ivy mengatakan "Jangan pergi."

Felix terkejut mendegarnya, namun saat dicek, ternyata Ivy mengigau dengan bibir yang cemberut. Felix tak tahan melihat kelucuan dari wajah Ivy. Demi keamanan jantung, Felix perlahan-lahan melepaskan tangan Ivy yang memeluknya, lalu segera pergi ke meja kerjanya lagi.

Wajah Ivy yang imut nan menggemaskan selalu muncul dalam pikiran Felix. Sehingga membuat Felix senyum-senyum sendiri.

Pintu kamar Felix dibuka, menampilkan nyonya Varsha yang bingung dengan kegiatan guling-guling Felix di kasur. Apa anaknya itu sedang kemasukan hantu? Bahkan Felix tak menyadari ada nyonya Varsha memasuki kamarnya.

"Felix?"

"Eh? Mama, ada apa?"

"Kamu kenapa? Berguling-guling di kasur seperti orang gila," ledeknya.

Felix menghela nafas, mungkin dia harus bercerita kepada nyonya Varsha soal perasaannya. Dia yakin, itu akan membuat resahnya sedikit berkurang, dan dia juga yakin, kalau nyonya Varsha akan tutup mulut alias tak akan membocorkan ceritanya.

"Anak mama kenapa, hm?"

"Mama tau? Tadi siang aku dan Teressa putus."

Nyonya Varsha menaikkan alisnya. "Kenapa putus?"

"Dia berselingkuh, Ma," jawab Felix.

"Benarkah? Jadi ini penyebab kamu guling-guling tadi?" Felix menggeleng.

"Lalu apa?" lanjut nyonya Varsha, dia duduk di samping kasur Felix.

"Dia, wajah dia yang selalu muncul dipikiran Felix dan berhasil bikin Felix jatuh cinta padanya tanpa sengaja."

"Kamu kenal dia di mana?" Sesi tanya jawab pun dimulai.

"Beberapa waktu yang lalu, sekitar dua atau tiga hari."

"Hebat ya orang itu, bisa bikin anak Mama jatuh cinta dengan waktu yang sangat singkat. Pasti pesonanya tidak main-main." Nyonya Varsha mulai menebak-nebak 'dia' yang dimaksud Felix itu siapa.

"Mama penasaran, memangnya dia yang kamu maksud itu siapa?"

Felix menatap nyonya Varsha. "Tapi Mama jangan marah kalau tau dia siapa." Felix takut jika mamanya akan marah karena dia telah mencintai seorang bodyguard, ya yang tadi dia bicarakan itu Ivy.

"Oke, Mama tidak akan marah."

"Dia bodyguard kita ma, Ivy orangnya."

Mata nyonya Varsha membulat, tak menyangka jika orang itu adalah Ivy. "Wow, memang sih, pesona Ivy itu susah untuk ditolak. Kalau mama jadi laki-laki juga pasti jatuh cinta pada pandangan pertama ke Ivy."

"Mama tak marah?" tanya Felix, heran. Soalnya nyonya Varsha itu tipe orang yang agak pemilih.

"Untuk apa marah? Mama seneng kalau kamu jatuh cinta pada orang yang tepat. Mama yakin seratus persen, Ivy itu orang baik dan kamu tidak salah untuk mencintainya."

Nyonya Varsha mengusap-usap kepala Felix. "Semangat boy! Kamu pasti bisa buat bikin Ivy jatuh cinta balik sama kamu."

Setelah itu nyonya Varsha keluar dari kamar Felix. Mendengar semangat yang diberikan mamanya, Felix jadi tak sabar untuk menunggu esok hari. Dia akan mencoba untuk lebih mendekati Ivy dan semoga saja dia berhasil.

Winter GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang