"Rin, ibu mohon untuk ke depannya kau tinggal dulu di rumah Fred ya?" ujar Eira, Rin menghela nafasnya, selain Ivy, Eira ingin mengusir dirinya juga? Sebenarnya apa sih yang menjadi alasan dibalik Eira mengusir anak-anak dari rumahnya?
"Kenapa bu? Ibu usir aku juga?"
"Rin, tolong mengerti. Ini untuk kebaikanmu juga. Ibu juga sudah bilang ke Naina, dan dia sudah memperbolehkan kau untuk tinggal di rumahnya."
"Terserah ibu, Rin capek!" Rin menghentakkan kakinya dan pergi ke kamar, dia mengambil tas besar dan memasukkan baju dan keperluan yang lainnya.
Setelah selesai, Rin keluar kamar dan dia berhenti saat akan membuka pintu karena ibunya memanggil dia.
"Untuk sementara, ibu tak akan menjengukmu di rumah Fred. Kalau ibu ada waktu, ibu akan ke sana ya."
Rin hanya berdehem, sesibuk itukah ibunya? Sampai-sampai tak akan menjenguk dirinya. Huh, ya sudahlah, Rin juga sudah lelah dengan kelakuan Eira yang sudah berubah 180°.
"Rin pamit dulu." Rin keluar dari rumah dan berjalan dengan muka yang teramat masam. Dia harus berjalan dari rumahnya menuju rumah pamannya, yang mungkin itu menempuh jarak sekitar 1,5 km.
Sesampainya di rumah Fred, Rin mengetuk pintunya. Naina yang membuka pintu tersebut, dia mempersilakan Rin untuk masuk ke dalam.
"Terima kasih bibi." Naina mengangguk menjawabnya.
Mereka duduk di sofa dan mulai membuka percakapan.
"Bibi, maafkan aku ya jika bibi terbebani dengan kedatanganku di sini. Aku tak tau lagi harus pergi ke siapa, ibu benar-benar menyuruhku pergi dari rumah."
Naina memegang bahu Rin. "Tidak apa Rin, lagi pula bibi juga selalu merasa kesepian karena pamanmu bekerja dari pagi sampai petang, Nichols pulang dari sekolahnya nanti siang."
"Oh ya, apa kau tak mau cari tau kenapa Eira bersikap seperti ini padamu. Karena bibi merasa, Eira sekarang bukan seperti dulu lagi," lanjut Naina.
"Ya, aku juga merasakan hal itu bi. Namun bagaimana lagi, ibu memang sudah benar-benar berubah seratus persen. Aku selalu memikirkan cara supaya ibu tak begitu lagi dan menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya. Tapi pada dasarnya ibu memang keras kepala, jadi ya bibi pasti mengerti."
Naina mengangguk-ngangguk. "Bibi mengerti betul maksudmu. Semoga saja Eira segera berubah menjadi dulu lagi ya." Rin mengangguk.
Tok tok tok
"Sebentar ya, bibi buka dulu pintunya." Naina pergi ke arah pintu dan membukanya. Lantas alis Naina naik saat di depannya ada dua orang yang tak ia kenal.
☃
"Papa serius? Apa tidak bisa kalau tidak bawa?"
"Ya, Papa serius."
"Tapi Pa, kenapa mendadak begini?"
"Papa juga tidak tau Ma, mereka meminta untuk mempersiapkan semuanya. Lagi pula, ini juga penting bagi perusahaan kita untuk lebih mencapai puncak. Felix, bukannya kamu punya pacar?"
Felix menggeleng. "Felix sama Teressa sudah putus, Pa."
"Pokoknya papa tidak mau tau, kamu harus bawa pendamping nanti di pertemuan dengan rekan kerja papa." Tuan Varsha berlalu, meninggalkan istri dan anak-anaknya di ruang tamu.
"Ma, bagaimana ini? Masa iya Felix harus sewa perempuan dulu?" Felix mengacak-acak rambutnya. Nyonya Varsha nampak berpikir dengan pertanyaan putranya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Girl
FantastikIvy diusir dari rumah karena telah lancang menolak lamaran seseorang yang sangat berpengaruh di kota Narnia, Rudolph. Ivy menolak mentah-mentah lamaran itu dihadapan Rudolph sendiri. Ivy memang warga Narnia biasa, tapi kekuatan dia tak main hebatnya...