Hari ini, kondisi Rin lebih membaik dari hari-hari sebelumnya. Namun dia masih marah kepada Eira, dan tentu saja alasannya adalah Ivy. Rin masih tak habis pikir dengan ibunya itu, dia santai-santai saja sampai kini.
Rin beristirahat dikamarnya, dan tak ada Eira di rumah, entah pergi kemana, yang jelas Rin tak peduli.
Pintu rumah diketuk, dengan agak malas Rin bangkit dari rebahannya dan membuka pintu. Di sana ada pamannya, kakak dari mendiang ayah Rin dan Ivy. Namanya Fred.
Rin mempersilakan masuk pamannya, lalu dia pergi ke dapur untuk menyiapkan teh serta cemilan untuk dia dan Fred. Kemudian Rin menyimpan dua gelas teh hangat dan sepiring cemilan.
"Tumben sepi? Eira dan Ivy di mana?" tanya Fred. Rin tak menjawab, tiba-tiba saja dia menangis dihadapan Fred.
"Hei, kau kenapa, Rin?" tanya Fred, bingung.
"Paman tau? Ibu berubah hanya karena harta, dia sangat tega mengusir anaknya sendiri dari rumah," ujar Rin dengan tersengguk-sengguk.
"Maksudmu?"
Kemudian Rin menceritakan kejadian di mana Ivy dilamar oleh Rudolph sampai Eira mengusir Ivy. Rin bercerita tanpa melebih-lebihkan ataupun dikurang-kurangkan, dia bercerita sesuai faktanya pada Fred.
"Ck, dari awal sekali sudah aku peringatkan pada ayahmu untuk tak menikahi Eira, begini 'kan akibatnya!" ujar Fred, kecewa, marah dan kesal tercampur aduk saat mendengar cerita dari Rin.
"Paman, apa paman mau membantuku mencari Ivy?"
Fred mengangguk. "Tentu saja dia keponakan kesayanganku, akan ku cari dia meski sampai pelosok dunia ini."
Omong-omong, kenapa Ivy bisa menjadi keponakan tersayang Fred? Karena sejak Ivy putus sekolah, dia selalu pergi ke rumah Fred, dan dari sanalah Ivy diajarkan teknik bela diri oleh Fred. Selain itu, Ivy selalu membantu istri dari Fred yang kala itu sering sakit karena penyakit yang dideritanya, namun sekarang sudah sembuh.
"Terimakasih paman, beruntung aku mempunyai paman yang masih peduli padaku dan Ivy." Fred mengangguk.
"Paman pergi dulu, paman akan mulai mencari Ivy bersama teman-teman paman. Jika ada sesuatu, bilang saja pada paman ya!" Setelah menyeruput teh, Fred bangkit dari duduknya dan keluar.
"Siap, hati-hati di jalan paman!" Rin bernafas lega, setidaknya dia masih mempunyai saudara yang mau membantunya mencari keberadaan Ivy yang entah ada di mana.
Saat perjalanan untuk pulang ke rumah, Fred berpikir bagaimana caranya untuk melacak keberadaan Ivy. Fred khawatir, jika terjadi sesuatu pada Ivy, walaupun Ivy sudah membekali ilmu bela diri darinya.
Ivy itu sudah dianggap anak oleh Fred maupun istrinya, Naina. Mereka berdua baru mempunyai satu anak, karena waktu itu Naina sedang sakit parah dan hormonnya tak teratur, maka untuk hamil saja dia harus sembuh total terlebih dahulu.
Fred harus menunggu bertahun-tahun lamanya untuk menggendong bayi dari darah dagingnya sendiri. Anak Fred dan Naina adalah seorang laki-laki yang sekarang sudah berumur tujuh tahun. Namanya Nicholas Frederick, yang biasa dipanggil dengan nama Nichols, namun hanya Ivy yang senantiasa memanggilnya dengan nama Erick.
"Ayah pulang." Fred memasuki rumahnya dan disambut dengan sang anak yang sedang belajar di ruang tamu. Jika memasuki rumah dari pintu utama, maka akan langsung dihadapkan dengan ruang tamu.
"Bagaimana yah? Apa ayah bertemu dengan kak Ivy?" Nichols langsung menghampiri Fred dan bertanya padanya soal Ivy, dia kangen dengan kakak sepupunya itu.
"Kak Ivy sedang tak ada di rumah, jadi Nichols belajar saja ya, selagi menunggu kak Ivy," jawab Fred, dia tak akan memberitahukan kepada Nichols bahwa Ivy telah diusir, tidak akan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Girl
FantasíaIvy diusir dari rumah karena telah lancang menolak lamaran seseorang yang sangat berpengaruh di kota Narnia, Rudolph. Ivy menolak mentah-mentah lamaran itu dihadapan Rudolph sendiri. Ivy memang warga Narnia biasa, tapi kekuatan dia tak main hebatnya...