Welcome back to my story guys:)
Sebelum baca tolong untuk klik ⭐ terlebih dahulu, dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara apapun sebisa kalian, Terimakasih
Selamat membaca:)
"Gimana sekolah kamu Alana?" tanya Aquila pada anak gadisnya sembari mengusap lembut pipi Alana.
"Ngga gimana-gimana Mommy" jawab Alana yang sedang merebahkan kepalanya di paha Aquila.
Saat ini mereka tengah duduk di ruang keluarga, dengan Galaksi dan Galaksa yang sedang duduk di bawah bermain ps dan Leonardo yang sedang duduk di samping Aquila yang sedang memangku kepada anak gadisnya.
"Menyenangkan tidak?" tanya Leonardo sambil mengarahkan tangannya ke kepala Alana dan mengelusnya dengan penuh kasih sayang.
"Sedikit" jawab Alana dengan mendekatkan jari telunjuknya dan ibu jarinya bermaksud memberi tau.
"Daddy dapat telfon dari pihak sekolah, katanya Alana ngga masuk jam pelajaran setelah di hukum gara-gara ngga ngerjain tugas, apa itu benar?" tanya Leonardo pada Alana.
Mendengar hal itu, Alana langsung bangkit dan duduk menghadap Leonardo dengan cengengesan.
"Alana kenapa ngga ngerjain tugas sayang?, apa tugasnya susah?, Alana butuh bimbel tidak?" tanya Aquila dengan beruntun saat mendengar ucapan sang suami.
Alana yang mendengar usulan dari sang Mommy, buru-buru menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan usulan tersebut.
"A-ah ngga Mommy, kan ada ka Galaksi yang bisa bantu Alana" tolaknya dengan halus, tidak mungkin bukan jika Alana menjawab dengan alasan malas.
Alana memang tergolong gadis malas dan tak suka belajar, dan apa itu tadi?, Aquila menyarankan dirinya untuk mengikuti bimbel?, yang benar saja, jika hal itu terjadi kemungkinan besar kepalanya akan berasap.
Dan mengenai alasan jika masih ada Galaksi yang membantunya belajar, itu hanya akal-akalan Alana saja agar usulan dari Aquila itu gugur.
Bukan Galaksi yang tidak mau membantu Alana, bahkan kakaknya itu sering menawarkan diri untuk menjadi teman belajar Alana. Tetapi Alana selalu saja menolak dengan alasan, mau tidur ataupun ada temannya yang menelfon dirinya, padahal Alana hanya sedang mencoba menghindar dari usulan belajar mengajar yang menurut dirinya sangat membosankan itu.
"Jadi itu benar adanya Alana?" tanya Leonardo dengan suara dinginnya pada Alana untuk memastikan.
"Ish, Daddy jangan marah-marah gitu, Alana takut" ucap Alana dengan menyembunyikan wajahnya dengan memeluk Aquila erat.
"Mommy, itu tuh Daddy nya, galak-galak gitu, Alana kan ga like" adu Alana di ceruk leher Aquila dengan suara kecil.
"Daddy ngga marah sayang" ucap Leonardo saat melihat Alana yang menyembunyikan wajahnya pada leher istrinya, sepertinya Alana itu merasa takut pada dirinya.
Leonardo hanya bertanya untuk memastikan hal itu benar adanya atau hanya ke salahpahaman biasa, pasalnya yang Leonardo tau bandelnya Alana tak mungkin sampai membolos, atau memang dirinya yang baru mendapat laporan dari pihak sekolah. Karena saat guru itu memberi tau dirinya mengenai kenakalan Alana, guru itu berkata bahwa itu bukanlah kenakalan pertama yang Alana lakukan, jadi apakah dirinya salah jika bertanya pada anak gadisnya itu?.
"Daddy ngga marah sayang, Daddy kan cuman nanya, ngga usah takut dong, inikan Daddy nya Alana" bujuk Leonardo dengan suara lembut pada Alana yang masih menempel pada tubuh Aquila.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUBCONSCIOUS
Jugendliteratur"Tidak ada yang lebih menyenangkan dari apa yang sedang aku lakukan sekarang" ucap seorang gadis "Semuanya terasa membosankan, kebisingan bumi membuat ku muak, apakah aku harus meminta kepada Daddy untuk dipindahkan ke mars?" monolog nya "Ah itu ide...