Tap bintang kalo suka, ok! ;)
.
.
.
.“Duh! Ini kenapa hp bunyi terus?!”
Getaran di paha tak henti-hentinya mengusik, padahal jalanan tengah padat merayap. Bisa-bisa kendaraan di belakang membuat orkestra dadakan, dari campuran irama klakson dan makian.
Matahari kembali menampakkan wajah bulatnya, maka saat itulah misteri dan cerita baru dimulai. Entah medapat uang segudang atau digigit anjing kala pulang, Orang-orang tak tahu bagaimana hari ini berjalan.
Belok ke kanan setelah lampu merah, Jeman menemukan dirinya berkendara di jalan yang lengang.
Dengan enggan, Jeman Mahardhika, menepikan motornya sebentar.
Jeman, panggilan yang teman-temannya berikan. Postur tegap, mata sipit elegan, juga takaran kulit putih yang tak sengaja kebanyakan, persiss seperti oppa-oppa koriyaan.
“Akhirnya datang juga! Ayo Bang langsung jalan saya udah telat ini!”
Jeman terperajat kala seorang submissive tiba-tiba duduk di belakang, menepuk bahu dua kali dengan lancang.
“Apa—“
“Lah, lupa ya? Ke kampus yang di Setia Budi!”
Jika bisa, Jeman ingin mengorek kedua telinga. Dengungan yang disebabkan oleh sura lantang, melebihi ibu kos yang selalu menagih uang bulanan.
Tempat tujuan sama, jadi tak apalah, itung-itung amal, pikirnya.
Jeman menghidupkan kembali mesin motor dan melaju tanpa tanya.
“Cepet dikit bisa kali Bang, kalo gini balapan sama kura-kura juga keok!”
Jika saja pegangan kemudi terbuat dari kerupuk Bi Leli, mungkin mereka sudah remuk dari tadi.
Gemeretak gigi menyusul kala sang submissive membuka mulutnya lagi.
“Gak cepet-cepet juga deh Bang! Gimana kalo kita entar nabrak orang!”
Memang. Yang namanya submissive itu sangat sulit dimengerti. Banyak juga kode-kode yang susah dipecahkan, kecuali jika dilatih. Biasanya praktik lampu lalu lintas, hijau boleh lanjut, merah berhenti, dan kuning... membingungkan hati, harus maju atau mundur sangat susah diprediksi.
“Akhirnya sampai juga!” sang submissive langsung turun setelah deru motor berhenti, “ini Bang ongkosnya— ”
“—aduh ini siapa lagi yang nelpon terus! Bentar, bang!”
Oke. Masih Jeman liatin.
“Halo!”
“De, dimana? Ini saya sudah dilokasi penjemputan!”
Jawaban orang disana begitu nyaring sampai Jeman pun bisa mendengarnya.
Seketika hening.
Keduanya saling pandang.
Krik krik krik.
__________
Who's next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun!
Fanfictionhanya kumpulan cerita pendek hasil kegabutan ketika ada ide tiba-tiba nyangkut. ⚠️nohyuck, nahyuck, markhyuk, jaehyuck, jihyuck ⚠️bxb jangan salah lapak. ⚠️bisa dikembangkan jadi series kalo ada yang mau adopsi