Tap bintang kalo suka! ;)
Warn aja, ini romance nya cuman seupil 😂;
Jeno harus profesional."Jeno-ssi, bolehkah aku tidur bersamamu lagi?"
Jeno membeku saat hendak membuka pintu kamar. Salah satu kewajiban polisi adalah melindungi, bukan menaruh hati pada saksi. Selama dua bulan berusaha menjadi lelaki sejati, namun pesona Haechan perlahan menyapu diri.
Lee Haechan. Pertama kali bertemu dalam keadaan genting, terbaring dengan pisau siap menghunus kening─sebab terdesak oleh buronan yang selama ini Polisi cari. Kala itu jiwa satria Jeno memekik, tak pikir panjang langsung berlari. Memang, keadaan darurat membuat sebagian orang tak bisa memutuskan pilihan dengan bijak. Alhasil, Jeno dapat omelan dari atasan dan jahitan di dahi. Penurunan pangkat ketua tim menjadi pukulan telak akibat menghambat dan membiarkan penjahat lari. Padahal baru naik sekali, sekarang harus sudah turun lagi. Nasib!
"Belajarlah tidur sendiri. Kau tidak akan selamanya tidur disini," jawab Jeno. Setelah siuman, Haechan enggan pergi kemanapun kecuali Jeno temani.
Tanpa menimpali, akhirnya Haechan berbalik pergi.
Untuk memastikan di tengah malam nanti takan menyelinap ke dalam selimut dan bangun dengan serangan jantung di pagi hari, Jeno memutar kunci. Helaan napas entah sudah berapa kali terhembus. Jujur, tak ada sedikitpun maksud untuk menyakiti hati. Hanya saja, kebingungan terus menyelimuti. Jeno masih yakin debaran jantung ini bukanlah cinta, melainkan hanya dorongan batin untuk melindungi.
"Haechan?"
Hening. Ungkapan maaf dan alasan yang disiapkan tak langsung menemui tujuan. Haechan tak ada di kamar.
"Haechan?"
Jeno kembali memanggil. Lambung seolah menimbun bola salju, memecah konsentrasi pada hal efektif yang seharusnya dilakukan. Norepinephrine tidak bekerja dengan baik untuk mengontrol adrenalin. Kadang Jeno lupa alasan mengapa bisa lulus dari Akademi Kepolisian. Dari dulu sampai sekarang, Jeno benar-benar ceroboh bila bekerja di lapangan.
"Kemana dia sebe─" Jeno menghentikan ucapan.
Ternyata percuma, walaupun berkali-kali memastikan, Haechan tak akan bisa ditemukan di dalam rumah─sebab berada di depan pintu bersama Renjun, teman Haechan yang kadang berkunjung. Jeno merasa begitu bodoh karena selalu telat memikirkan kemungkinan. Seandainya hormon Kortisol Jeno bisa digantikan, sudah pasti bisa cepat jadi Kepala Kepolisian.
"Halo, Jeno-ssi!" sapa Renjun.
"Selamat malam Renjun-ssi. Kenapa tidak masuk?" tanya Jeno penasaran. Biasanya tidak tanggung seperti sekarang.
"Hanya mengantarkan pakaian untuk pesta besok malam," timpalnya.
"Ah, iya. Haechan sudah bilang minggu lalu,"
Pesta yang dimaksud Renjun adalah pesta pertunangan salah salah satu kolega perusahaan tempat Haechan bekerja. Sebagai sekretaris, sudah sepatutnya Haechan hadir menemani sang atasan, Cha Eunwoo yang menurut Jeno begitu keras kepala.
Harusnya beristirahat sampai pelaku ditemukan. Jika terus bepergian, Polisi akan sangat kerepotan.
Saat malam kejadian, si penjahat sudah menandai sang atasan sebagai korban.Malangnya, Haechan kebetulan tengah berada di ruangan yang sama. Sebagai bawahan baik apalagi polos seperti Haechan─berdasarkan perilaku dua bulan tinggal bersama, tentu saja mengutamakan majikan. Entah apa motif si pembunuh, tapi syukurlah Eunwoo bisa menghindar, terlebih sempat melapor dan bertahan sampai Polisi datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun!
Fanfictionhanya kumpulan cerita pendek hasil kegabutan ketika ada ide tiba-tiba nyangkut. ⚠️nohyuck, nahyuck, markhyuk, jaehyuck, jihyuck ⚠️bxb jangan salah lapak. ⚠️bisa dikembangkan jadi series kalo ada yang mau adopsi