Requested by nazeeva__
Maapkn gak ku edit lagi :(*
*"Hey, apa kau masih hidup?"
Hanya suara guyuran hujan yang berlomba-lomba jatuh di atas payungnya yang bisa didengar. Dengan acuh tak acuh, Jaemin─nama laki-laki itu─mengguncang tubuh yang tak sadarkan diri di lorong dekat tangga yang licin, dengan kakinya.
Tubuh itu tersentak oleh rangsangan yang Jaemin berikan. Dengan erangan yang menyusul setelahnya, Jaemin melihat kedua mata lentik terbuka perlahan sebelum beradu pandang.
"Ah ..." Sang submissive mengerang kembali sembari memegang kepala.
Jaemin memutuskan untuk melihat wajah si submissive untuk yang terakhir kali sebelum membalikan badan, meninggalkan ia sendiri dibawah guyuran hujan dan dinginnya pagi buta.
"Ehm, tuan. Tunggu─ argh!"
Karena penasaran, Jaemin menoleh. Dilihatnya si submissive tengah memegang kaki kiri yang tampaknya terkilir. Jaemin hanya bisa menghela nafas dan kembali untuk memeriksa.
"Kau melukai kakimu," Jaemin berkata pelan.
"Uhm, apa kau tahu tempat apa ini? Maksudku, dimana ini?" Submissive yang tengah cidera, bertanya. Jaemin yang mendengar hal itu hanya memandangnya heran tanpa langsung menjawab.
"Namamu," Entah itu pertanyaan atau pernyataan, Jaemin hanya mencoba menganalisis situasi.
"Ah, aku... aku... tak ingat namaku." Mata si submissive berkaca-kaca, seolah air asin yang telah terkumpul di kelopak mata siap keluar kapan saja.
.
.
.
Jaemin memperhatikan submissive yang sedang melihat-lihat apartmennya dengan pandangan kagum. Dia hanya menghilang sebentar untuk pergi membersihkan tubuh, dan saat kembali (telah siap untuk pergi bekerja), tamunya masih berdiri dengan ekspresi yang sama.
"Bagaimana kau bisa tinggal di apartmen mewah seperti ini? Woah, tempat ini bahkan bisa menampung lima orang sekaligus,"
Jaemin tak tahu mengapa repot-repot membawanya ke apartemen. Jelas sekali dia kehilangan ingatan. Harusnya pergi ke kantor polisi, kan? Namun, sekeras apapun ia memikirkan alasan atas keputusan membawa masuk ke kediaman, Jaemin tetap melakukannya. Ia bahkan mengobati kaki kiri yang terluka.
"Makanlah apapun yang kau temukan di kulkas, dan pakailah baju apapun yang ada di lemariku. Jika kau pikir sudah bisa berjalan dengan baik, pulanglah atau pergi ke kantor polisi berhubung kau tidak mengingat apapun." ucap Jaemin seraya memakai jaketnya."Aku pergi." Dia pamit, begitu saja pergi meninggalkan submissive yang hanya bisa memandangnya bingung.
.
.
.
"Selamat datang!" Suara riang itu membuat Jaemin kaget setengah mati.
"Shit! Kenapa kau masih disini?" Ia membalas dengan pekikkan, yang alhasil membuat tamunya terperajat.
Sebelum sang submissive menjawab, Jaemin melepaskan jaket yang dikenakan lalu melemparkan tubuhnya di sofa yang empuk. Sejujurnya, ia tak perduli jika submissive itu tinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun!
Fanfictionhanya kumpulan cerita pendek hasil kegabutan ketika ada ide tiba-tiba nyangkut. ⚠️nohyuck, nahyuck, markhyuk, jaehyuck, jihyuck ⚠️bxb jangan salah lapak. ⚠️bisa dikembangkan jadi series kalo ada yang mau adopsi