nohyuck - cukup

802 97 22
                                    

Tap bintang kalo suka! ;)

;

.


Jeno ingat. Pelukan hangat yang diselingi ucapan selamat kala memenangkan kejuaran Basket antar Universitas. Dia senang, latihan kerasnya selama ini terbayarkan. 

Dan kehadiran Haechan, melengkapi semuanya.

Jeno ingat. Malamnya, Haechan memberikan hadiah; kulit seputih susu tak berbalut sehelai benang untuk pertama kali. Undangan sensual yang terujar dari bibir merah untuk merengkuh, memangut, dan meminta untuk menjadikannya pemilik mutlak tak kuasa Jeno tolak.

Jeno ingat. Beberapa bulan setelahnya Haechan lulus SMA. Senyumnya sangat manis—dengan semburat merah di kedua pipi saat Jeno meminta untuk tinggal berdua di bawah atap yang sama. 

Jeno ingat. Suatu hari pelatihnya memberi kabar bahwa ada sebuah majalah olahraga yang meminta Jeno untuk menjadi model sampul. Dengan dorongan dari Haechan, Jeno menerima tawaran yang tak ia kira akan menjadi awal mula sebuah kehancuran.

Jeno ingat. Bagaimana berada di depan kamera lebih menyenangkan daripada berkeringat di tengah lapangan. Perlahan, Jeno meniti tangga kesuksesan. Berawal dari model majalah, kemudian model catwalk, hingga menjadi aktor yang berhasil menyabet berbagai penghargaan.

Jeno ingat. Waktunya lebih banyak ia habiskan di studio atau lokasi syuting daripada di rumah. Waktu kencan bersama Haechan pun menurun drastis dari seminggu sekali ke-tidak sama sekali. Jeno melewatkan hari kelulusan Haechan, perayaan karna telah mendapatkan predikat mahasiswa terbaik, dan saat ia mendapatkan pekerjaan pertama di perusahaan besar hanya karena bertentangan dengan jadwal.

Jeno ingat. Pertengkaran dan penyelesaian yang berakhir dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Haechan selalu mafhum dan memaafkan dirinya atas ulang tahun, anniversary dan segala yang telah ia lewatkan. Setiap hari Jeno selalu melihat kekasihnya tertidur di sofa, menunggunya pulang.

Jeno ingat. Pengorbanan untuk berjalan di tengah hamparan bunga tidaklah sedikit.

“Jeno-ssi, anda tinggal bersama orang lain, kan?”

Jeno berkedip setelah flash kamera beberapa kali mengarah padanya. Konferensi pers seharusnya membahas tentang film baru, jadi tak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan pribadi.

Jeno melihat managernya mengangguk, menginstruksikan bahwa dirinya bisa menjawab sekarang.

“Ya, saya tinggal bersama seseorang.”

Flash kamera lagi-lagi mengarah padanya, diikuti oleh pertanyaan yang langsung menghujani tanpa jeda.

“Bolehkah kita tahu siapa yang tinggal bersamamu?”

“Apakah dia wanita?”

“Apakah dia pacar anda?”

“Sudah berapa lama anda tinggal bersama?”

“Kapan anda pertama kali bertemu dengannya?”

“Apakah kalian bersaudara?”

Setelah semua pertanyaan puas terlontar, suasana menjadi hening. Mereka menunggu jawaban Jeno.

“Walaupun tidak resmi tapi saya sudah mengangkat dia sebagai adik. Namanya Lee Haechan, dan kami sudah tinggal bersama semenjak dia lulus SMA. Mengingat dia sudah tak punya siapa-siapa lagi, saya mengajaknya tinggal bersama. Jika soal kekasih, tidak mungkin. Karena perlu kalian ketahui bahwa tipe idealku adalah wanita anggun dengan rambut panjang bergelombang.”

“Bolehkah kami tahu siapa tipe ideal anda, Jeno-ssi?”

“Kang Mina,"

Jeno ingat. Dipenghujung hari kala pulang, tak ada yang menyambutnya.

Haechan pergi.

Fullsun!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang