Kau pergi bekerja seperti biasanya, hanya saja kali ini seperti berbeda. Entah kerasukan apa, Mahito merengek kepada mu untuk di perbolehkan ikut ketempat dirimu bekerja.
Kau yang lelah mendengar rengekan Mahito segera menelpon atasan mu, bertanya apakah kau diijinkan membawa seorang anak kecil. Sebenarnya kau berharap agar atasan mu tidak mengijinkannya, tapi sayangnya atasan mu terlalu baik hingga memperbolehkan mu membawa anak kecil.
"Sebenarnya kau ini kenapa? Bukankah nee-chan sudah bilang untuk tunggu di rumah?"
"Apa nee-chan tega meninggalkan ku sendiri di rumah terus? Bagaimana jika aku di culik?"
"Bagus, beban ku sedikit berkurang." Jawab mu enteng.
Mahito yang mendengar hal itu sedikit menekuk wajahnya kesal, tapi tak lama karena dia mendengarmu tertawa.
"Hahaha, maaf. Jodan da yo." Ucapmu dengan sedikit mengacak rambut Mahito.
"Ne, neechan terlihat lebih cantik saat tersenyum, kenapa tidak tersenyum setiap hari?"
"Kau ingin nee-chan di anggap orang gila karena tersenyum terus? Sudahlah, ayo berangkat, kita sudah terlambat."
Dengan begitu akhirnya kalian berdua pergi, sedikit berjalan kaki lalu di lanjut dengan menaiki bus. Kau menghela napas, bersyukur karena Mahito tidak seperti anak kecil lain yang suka berbuat ulah. Mahito duduk dekat jendela, kau berpikir mungkin Mahito sedang melihat pemandangan yang bagus.
"Lihatlah para kutukan rendahan itu, berani sekali mengejar bus ini di saat ada nee-chan di dalamnya. Bukan kah bagus jika aku melenyapkan nya?" Pikir Mahito.
Em... Sepertinya benar, ketidaktahuan bisa membuat hidupmu lebih tenang.
"Mahito, apa kau menyukai pemandangannya?" Tanya mu saat kau melihat Mahito tidak pernah merubah arah pandangannya.
"Ada nee-chan, untuk apa aku melihat ke luar jika ada pemandangan yang lebih indah di samping ku?"
"Dari mana kau belajar kosa kata seperti itu hah? Nee-chan tidak pernah mengajarkan mu tau!"
"TV." Jawab Mahito singkat.
"Memangnya apa yang sedang kau lihat?" Tanya mu penasaran hingga mencoba melihat apa yang Mahito lihat.
Tidak ada apapun, hanya jalanan biasa.
"Mahito, apa yang kau lihat sebenarnya?"
Berkat pertanyaan mu barusan, akhirnya Mahito benar-benar menatapmu.
"Kutukan."
Hanya satu kata, kutukan. Hal itu cukup membuat suhu tubuhmu menjadi dingin seketika. Kau kembali teringat dimana para kutukan itu berlari mengejar mu dan kau hampir saja mati muda jika tak ada shaman aneh itu.
"Kau berbohong ya? Aku tak melihat apapun tuh."
"Aku melihatnya nee-chan, mereka sedang mengejar bus ini." Lagi-lagi perkataan Mahito membuatmu panas dingin.
"Apa nee-chan tak menyukainya?" Tanya Mahito dengan menggenggam kedua telapak tangan mu yang dingin dan sedikit bergetar
"Tidak." Jawabmu singkat.
"Baiklah."
Tanpa sepengetahuan mu, Mahito menggunakan salah satu jurusnya dan membuat sekiranya delapan kutukan tingkat rendah itu lenyap dalam sekejap dan meninggal kan tanda tanya untuk tiga shaman yang baru saja sampai di tempat yang tidak jauh darimu.
![](https://img.wattpad.com/cover/305882028-288-k361843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You (Mahito × Reader)
Fanfic(Villain series #1) Mahito adalah villain bagi orang lain, kecuali dirimu. ╔═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╗ 𝕸𝖆𝖍𝖎𝖙𝖔 𝖝 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖊𝖗𝖘 ╚═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╝ 𝙽𝚘𝚝𝚎: •G𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚒 𝚊𝚕𝚞𝚛 𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊/𝚊𝚗𝚒𝚖�...