˓𓄰 ָָ࣪࣪ ؛ End? 𓄼𝆬𔗏𔗎

1.3K 192 20
                                    

[Name] PoV

"Tadaima.."

Hari ini cukup melelahkan. Bos yang biasanya tersenyum manis, hari ini ia membentak semua pekerja yang bermasalah, bersyukur aku tidak masuk ke salah satunya.

"Tadaima!"

Aku kembali teriak di depan pintu. Kenapa tak ada yang membuka pintu atau menjawab ucapan ku? Kemana lagi bocah itu? Apa Mah-

Ah... benar. Dia pergi.

Dengan sedikit rasa kesal, aku mulai mengacak isi tas untuk mencari kunci rumah.

"Kemana kunci sialan itu!"

Ya? Mungkin aku sedikit gila. Berbicara sendiri lalu kesal tanpa sebab, apa aku akan kedatangan tamu bulanan?

Setelah kunci ku dapatkan, segera aku membuka pintu dan membereskan rumah. Ternyata dia membuatku sedikit bergantung dalam hal mengurus rumah, sangat merepotkan.

"Astaga, rasanya badanku akan hancur sekarang juga!"

Aku terus protes tetapi tubuhku terus melakukan pekerjaan. Entahlah, otak dan tubuhku memang biasa tidak sinkron.

*Krukkkk

"Sial. Apa lagi ini? Kenapa harus lapar segala!"

Baik, aku mengalah. Sebaiknya aku makan terlebih dahulu baru melanjutkan pekerjaan rumah.

Dengan sisa tenaga yang tersisa, aku pergi ke ruang makan dan mencoba membuka tutup saji. Terdapat sepiring makanan favorit ku dan juga beberapa puding untuk makanan penutup.

Seingat ku, aku tak memasak atau berbelanja pagi ini. Apa belanja ya? Mungkin saja iya. Terlalu lelah bekerja sepertinya membuatku amnesia. Tanpa berpikir panjang, aku memakan masakan di depanku dengan lahap.

"Itadakimasu..." Aku mengatakan itu secara perlahan.

Suapan demi suapan aku masukkan kedalam mulut, meresapi tiap gigitan yang seakan menyembuhkan rasa lelah karena seharian bekerja. Bahkan ketika sampai di suapan terakhir pun aku masih belum bisa melupakan rasa makanannya, sangat enak!

Berlanjut ke makanan penutup, aku mulai menyendok puding di mangkuk kecil secara perlahan dan menikmati sensasi dingin saat puding itu ada di mulutku.

"Emm! Puding ini adalah puding terenak yang pernah ku makan. Awas saja, aku tidak akan pernah membagikannya pada Mahito." Ucapku tanpa sadar.

Seketika aku terdiam.

Benar, seharusnya aku tak perlu bersusah payah untuk menyembunyikan puding itu darinya.

Karena dia tak akan pernah kembali.

Bodohnya kau, [name].

"Gochisosama."

Mengingatnya membuat selera makan ku hilang, dengan begitu aku hanya menyelesaikan pekerjaan rumah dan segera masuk ke kamar untuk tidur.

Bukannya masuk ke alam mimpi, justru bayangan si rambut biru terus menghantui ku.

Sialan, jangan membuatku menyesal telah mengusir mu dong!

Apa dia sebegitu dendamnya padaku hingga sosoknya terus menghantui ku, begitu?!

Tapi pada akhirnya mataku memberat. Berdebat dengan diri sendiri ternyata bisa menguras banyak tenaga, yasudah lah.

Aku tak melawan lagi, rasa kantuk datang dan semakin ingin membuat mataku tertutup. Sebelum benar-benar jatuh ke alam mimpi, ku dengar sayup-sayup suara seseorang,

"Gomenne. Oyasumi, [name]."

*****

"Bangun!"

Protect You (Mahito × Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang