(Villain series #1)
Mahito adalah villain bagi orang lain, kecuali dirimu.
╔═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╗
𝕸𝖆𝖍𝖎𝖙𝖔 𝖝 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖊𝖗𝖘
╚═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╝
𝙽𝚘𝚝𝚎:
•G𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚒 𝚊𝚕𝚞𝚛 𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊/𝚊𝚗𝚒𝚖�...
"[NAME]!!! AKU MELIHAT ADA ANAK KECIL DI TAMAN LANTAI PALING ATAS!"
Seketika tubuhmu menegang, apa itu Mahito?
Meski ragu, kau tetap berlari ke arah lift dan menekan tombol ke lantai paling atas. Sebenarnya tempat itu memang memungkinkan untuk bersantai ataupun bermain, tetapi bukankah seharusnya Mahito tak tau?
Wajahmu yang sebelumnya pucat karena lelah kini bertambah pucat karena memikirkan hilangnya Mahito.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Source: lingkarwarna.com)
(Mungkin gitu lah ya gambaran tamannya, bedanya mungkin skala besar aja)
Sesampainya di lantai teratas, kau kembali berlari dan menyusuri seluruh taman, mencoba mencari di tempat berkumpulnya anak kecil. Mata mu menyusuri setiap sudut tempat, menebak tempat apa yang sekiranya Mahito datangi!
Ketemu.
Kau langsung berlari menuju Mahito dengan cepat, menahan tangis yang sepertinya sebentar lagi akan keluar.
Tapi rasa bahagia mu harus tertunda. Anak itu, dia bukan Mahito. Sedikit mirip jika dilihat dari belakang, tapi kau tau betul dia bukan Mahito.
Kau terduduk di rumputan. Kau merasa tidak enak badan dan Mahito juga belum di temukan. Kata "seandainya" terus berputar di dalam kepalamu, membuat kepalamu terasa sangat pening.
"Seandainya aku tidak peduli dan mengabaikan suara minta tolong, seandainya tidak memiliki hubungan dengan Mahito, seandainya aku tidak memgajaknya kesini..“
Rasa sakit yang menghampiri kepalamu semakin menjadi, pandangan mu yang tadinya fokus sekarang justru berbayang.
"Hah.. Sangat melelahkan."
Kau ambruk. Semua mata menuju ke arahmu dan terkejut melihatmu yang ternyata pingsan. Dua karyawan laki-laki langsung berlari dan mengangkat dirimu bersama Shion yang baru ingin ke luar lift.
Sebenarnya Shion khawatir karena kau tak kunjung kembali, jadi ia berniat menyusul mu ke lantai atas. Tapi sesampainya di atas, Shion justru melihat dirimu yang di angkat oleh dua laki-laki. Shion panik bukan main karena sebelumnya kau tidak pernah pingsan, terakhir kali ia melihatmu pingsan saat ia menaruh kecoa dan cicak secara diam-diam di tas mu.
Sampai di klinik tempatmu bekerja, hanya Shion yang di perbolehkan masuk untuk menjagamu. Lalu bagaimana dengan meja resepsionis? Tenang saja, ada yang menggantikan.
"[Name], sebenarnya anak itu siapa? Aku tak pernah melihat mu pingsan karen khawatir ada seseorang..."
Tak ada balasan, tentu karena kau masih terpejam. Baru ingin membuka mulut lagi, pintu ruangan dibuka dengan kencang dan suara anak kecil terdengar.