Pembicaraan ini benar-benar membuatmu pusing. Kau hanya ingin hidup normal tanpa para shaman dan kutukan, tapi sekarang semuanya seakan masuk tanpa kau sadari.
Fakta tentang Mahito juga sedikit membuat mu terkejut. Mereka mengatakan seakan Mahito adalah mahluk paling hina, tapi Mahito yang bersama mu tidak seperti yang mereka bicarakan. Jadi, mana yang benar?
"Terima kasih, tapi aku harus membicarakan hal ini empat mata hanya bersama Mahito."
"Apa? Tidak, itu sangat berbahaya!" Bantah Yuji.
Wajah ketiga anak remaja ini memucat. Terutama si cotton candy yang teringat kala temannya Yoshino Junpei di ubah menjadi kutukan di depan matanya. Tentu ia tak ingin hal itu terulang lagi padamu.
"AKU BILANG, KELUAR!" Kau meninggikan suara. Napas mu memburu, meminta mereka untuk meninggalkan mu sendiri saat ini.
"Mahito akan mel-"
"Tidak. Mahito tidak akan pernah melakukan apapun padaku, jadi kalian bisa pergi sekarang." Kau membuka pintu mempersilahkan mereka untuk pergi.
"Mahito tidak sebaik yang kau pikirkan [name] nee-san." Fushiguro membuka suara.
"Benarkah? Kalau begitu biarkan aku sendiri yang menilainya."
"Mahito itu kejam, dia bahkan tak segan membunuh siapapun tanpa rasa menyesal." Nobara yang geram akhirnya ikut memperingati mu.
"Percayalah, Mahito tak akan melukaiku apalagi membunuhku. Lagipula jika itu terjadi ak-" Ucapanmu terputus.
Kau tersenyum, tapi senyum itu hanya membuat tiga remaja di depanmu semakin tak ingin pergi. Mereka tau, ada yang salah denganmu.
"Abaikan saja, aku tak peduli jika mati di tangannya nanti. Bisa kalian pergi? Katakan pada guru kalian bahwa aku tak perlu perlindungan, cukup beri aku waktu untuk berbicara dengannya."
Fushiguro adalah yang paling dewasa di antara mereka bertiga. Ia menghargai keputusan mu sehingga menyeret Yuji dan Nobara pergi dari rumahmu.
"Kami permisi, jaga diri nee-san baik-baik."
Keadaan menjadi hening di saat trio shaman itu pergi dan dirimu duduk untuk menenangkan diri.
Menutup wajahmu dengan kedua telapak tangan, air mata yang sedari tadi kau tahan akhirnya meluncur dengan bebas menuruni pipimu.
Kau mulai terisak, mencoba melampiaskan rasa takut seandainya perkataan tiga shaman itu benar.
"Mahito bisa saja membunuhku.."
Takut? Tentu. Siapa yang tidak takut akan kematian? Tidak, manusia bukan takut akan kematian, tapi takut akan kemana setelah mereka mati nanti, benar kan? Tempat indah yang akan memanjakan mu selamanya atau tempat suram yang menyiksa mu selamanya.
"Nee-chan.. gomenne?"
Suara bariton itu membuat tubuhmu menegang. Badan yang tadinya sedikit bergetar sekarang semakin bergetar.
Kau tau betul suara siapa itu, meski tak ada lagi nada anak-anaknya yang ceria atau yang usil, kau tau betul suara itu adalah miliknya.
Kau ingin lari, tapi tubuhmu seakan terpaku ketika kau rasakan Mahito mendekat. Kau rasakan tangannya yang kasar menyentuh kedua tangan yang menutupi wajahmu dan menariknya perlahan.
"Ne, apa aku seburuk itu hingga nee-chan tak ingin melihat wajah ku lagi?"
Benar. Bukankah tadi kau berkata ingin berbicara dengan Mahito tadi? Lalu kenapa kau berspekulasi sendiri tanpa mendengar perkataannya terlebih dahulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect You (Mahito × Reader)
أدب الهواة(Villain series #1) Mahito adalah villain bagi orang lain, kecuali dirimu. ╔═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╗ 𝕸𝖆𝖍𝖎𝖙𝖔 𝖝 𝕽𝖊𝖆𝖉𝖊𝖗𝖘 ╚═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╝ 𝙽𝚘𝚝𝚎: •G𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚒 𝚊𝚕𝚞𝚛 𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊/𝚊𝚗𝚒𝚖�...