˓𓄰 ָָ࣪࣪ ؛ Shopping 𓄼𝆬𔗏𔗎

2.1K 284 2
                                    

Kau hanya memasang wajah datar mu. Karena apa? Bocah yang membuat dirimu sempat khawatir tadi malam sekarang berdiri tanpa dosa dengan senyum lebarnya di depan pintu rumah mu.

"Ada apa?"

"Tentu saja ingin bertemu neechan."

Kau hanya menampilkan wajah lelah, bingung ingin melakukan tindakan apa pada bocah di depannya.

"Mahito, dengar. Aku akan pergi bekerja sekarang dan tak bisa bermain selain hari libur." Jawaban mu membuat Mahito sedikit menunduk lesu.

Kau yang prustasi hanya bisa mengacak-acak rambutmu sendiri sebelum akhirnya menghela napas dan berkata, "kau bisa di rumah ku terlebih dahulu. Jangan membuat rumahku berantakan, mengerti?" Mahito yang mendengar itu tersenyum senang dan langsung masuk tanpa permisi.

"He-hei! Sialan, bocah itu membuatku darah tinggi. MAHITO, JAGA RUMAH DENGAN BAIK ATAU KAU AKAN KU TENDANG DARI SINI, MENGERTI?"

"BAIK NEE-CHAN!" Jawab Mahito dari dalam.

Meski tidak tenang, mau tidak mau kau harus tetap pergi untuk bekerja. Kau adalah wanita mandiri, bahkan setelah kepergian orang tuamu kau bisa memiliki rumah dan banyak lainnya berkat usahamu sendiri. Menjadi wanita karir membuat mu terlalu nyaman hingga tidak berpikir untuk bergantung kepada seorang laki-laki untuk memenuhi kebutuhan hidupmu.

Sementara itu, Mahito yang melihatmu sudah agak jauh dari rumah mulai mengubah ukuran tubuhnya menjadi normal. Tak ada lagi Mahito yang imut, hanya ada Mahito yang mungkin menakutkan jika kau melihatnya.

"Em, apa yang sebaiknya ku lakukan kepada rumah ini?" Mahito sedikit berpikir sebelum akhirnya menjetikkan jari.

"Sepertinya akan lebih baik jika memasang pelindung di rumah [Name]. Kutukan rendahan seperti itu tidak memiliki otak kan?"

Mahito mulai menggunakan kekuatan kutukannya untuk membuat pelindung disekitaran rumah mu. Lumayan banyak energi yang di keluarkan nya sehingga ia sedikit lemas.

"Bagaimana bisa aku menggunakan banyak energi untuk rumah sekecil ini? Pantas saja si gunung mata satu itu sering berkata jika aku lemah."

Mahito yang tadinya ingin tiduran di sofa kembali bangun dan berjalan ke depan rumah mu. Mahito menengok kanan dan kiri untuk mencari seseorang, tentunya bukan untuk menyebrang. Dan setelah lumayan lama dia melakukan hal itu, muncul lah seseorang yang kurang beruntung karena lewat di depan Mahito.

Tanpa pikir panjang, Mahito langsung menjadikannya kutukan. Mahito memerintahkan kutukan itu untuk menyerang rumah mu, tapi sesuatu terjadi. Pelindung yang telah di pasang Mahito mulai bekerja, mengeluarkan cahaya sebelum akhirnya kutukan itu hangus lalu menghilang.

"Baiklah, bekerja dengan baik!" Ucap Mahito sebelum akhirnya kembali masuk dan bersantai untuk menonton TV.

Apa?

Mahito tetaplah villain, jangan kira mahluk sepertinya akan berubah secepat itu.

Mahito kembali bersantai sementara kamu merasa tak tenang meninggalkan Mahito sendiri. Daripada resah sendiri, kamu memilih untuk bekerja setengah hari dan mengambil cuti. Dengan cepat kamu menaiki bus dan duduk dengan tenang.

"Sial, bagaimana jika rumahku telah lenyap terbakar di tangan anak itu? Hah.. Berurusan dengan anak kecil sedikit membuatku bodoh."
Hardik mu dalam hati.

20 menit perjalanan sudah kau lewati, dengan berjalan kurang dari semenit kamu akan sampai di rumah. Kamu menghela napas lega saat tau rumahmu masih dalam keadaan utuh dan baik-baik saja.

Di saat tangan mu ingin memegang knop pintu, pintu lebih dulu terbuka dan terlihat siapa pelakunya. Di depan mu berdiri Mahito yang terlihat bingung.

"Bukankah [name] nee-chan bekerja hingga sore? Lalu kenapa sudah pulang?"

Protect You (Mahito × Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang